'''Klinting''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Somagede, Banyumas|Somagede]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
{{Somagede, Banyumas}}Nama desa itu sendiri diambil dari salah satu dusun ([[Grumbul adalah sinonim dusun dengan kepadatan penduduk lebih kecil dan biasanya merujuk pada wilayah pedesaan di daerah jawa berlogat ngapak seperti di Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara|grumbul]]) tempat balai desa tersebut berada. Desa Klinting terbagi dalam 13empat belas grumbul, antara lain :
1. Grumbul Klinting (Ibukota Desa)
Desa Klinting berbatasan dengan Desa [[Kemawi, Somagede, Banyumas|Kemawi]] di sebelah timur, Desa [[Karanggintung, Kemranjen, Banyumas|Karanggintung]] dan Desa [[Karangsalam, Kemranjen, Banyumas|Karangsalam]] di sebelah selatan, Desa [[Tanggeran, Somagede, Banyumas|Tanggeran]] di sebelah barat dan Desa [[Somagede, Somagede, Banyumas|Somagede]] di sebelah utara.
'''Sejarah'''
<big>'''Geografis'''</big>
Desa Klinting berada di lereng rangkaian Pegunungan Kendheng yang merupakan daerah perbukitan di selatan cekungan [[Kali Serayu|Sungai Serayu]] bagian tengah. Morfologi tanah di Desa Klinting secara umum merupakan lahan subur yang cocok ditanami berbagai tanaman palawijaPalawija dan bermacam perdu[[Perdu]] serta kayuKayu sehingga banyak warga desa memanfaatkan lahannya sebagi pertanian [[Tumpang sari|Tumpangsari]]. Desa ini di bagian selatan merupakan punggung bukit memanjang seperti [[U pramuka|Leter U]]. Bagian tengah ke utara merupakan lereng curam dengan dialiri sungai-sungai kecil hingga dataran rendah di perbatasan utara. Desa Klinting dengan lanskep lereng perbukitan dan tanah yang gembur seperti ini makamerupakan patut dimasukan wilayahdaerah yang rawan bencana alam tanah[[Tanah longsor|Tanah Longsor]].
'''Ekonomi'''
Mayoritas penduduk bermata pencaharianpencarian dengan menjadi petani nira kelapa (''Ndheres'') yang menghasilkan produk [[Gula jawa mirip dengan gula aren. Perbedaan signifikan ada pada kualitas dan penampaksn fisik gula tersebut.|Gula Jawa]] (''Indhel''). Daerah yang banyak menghasilkan gulaGula jawaJawa adalah Karangpucung, Wanasara dan Jumbul. Sementara daerah Gandasuli dan Cangkring banyak bergantung pada sawah [[terasering]]. Kemudian warga desa juga sebagian merantau ke kota-kota besar dan juga ada yang menjadi [[Tenaga Kerja Indonesia]] (TKI) di [[Negeri Jiran merujuk pada wilayah yang bertetangga dalam konteks Indonesia berarti yang dimaksud adalah Malaysia, Singapura dan Brunei|negeri Jiran]], Timur Tengah dan Asia Timur. Sebagian yang lain berprofesi macam-macam mulai dari guruPegawai Negeri, karyawanKaryawan swastaSwasta hingga pedagangWiraswasta.
Selain itu, di desa ini tepatnya di Grumbul Klinting terdapat industri kecil rambutRambut palsuPalsu yang merupakan cabang pabrik rambutRambut palsuPalsu di Kecamatan [[Banyumas, Banyumas|Banyumas]]. Di Grumbul Wanasara Wetan terdapat industri rumahan [[konveksi]] pakaian yang memperkerjakan sekitar sepuluh orang. Serta juga diDi Grumbul Karangpucung Lor dikembangkan perkebunan Jambu Biji sebagai rintisan [[Agrowisata]]. Dan di Gandasuli Wetan terdapat petani [[penyadap Karet]].
'''Pertanian'''
Desa Klinting mayoritas merupakan lahan pertanian multigungsimultifungsi dan majemuk. Setidaknya ada tiga garis besar jenis lahan di Di Desa ini, yakni Lahan perkebunan Tumpangsari dan Palawija, Lahan Persawahan dan hutanHutan Garapan. Pertama, di daerah Jumbul, Wanasara hingga Karangpucung terdapat pepohonan [[Sengon]] ([[Mirah merujuk pada tumbuhan sengon (bahasa jawa logat ngapak)|Mirah]]), [[Cengkih]] dan [[Kelapa]] yang sangat signifikan ditanam. Kelapa menjadi tanaman utama karena menghasilkan Nira yang kemudian diproses menjadi Gula Jawa. Cengkih merupakan tanaman musiman sehingga ketika panen raya warga desa berbondong-bondong memetiknya sebagai penghasilan sekunder. Sementara pohon sengon menjadi semacam ''tabungan'' yang akan ditebang ketika ada keperluan finansial yang mendesak dan urgen.
Tanaman [[Palawija]] seperti Petai, Jengkol, [[Melinjo]], Rempah-rempah, [[Singkong]], Pisang hingga Nanas juga secara gencar ditanam. Khusus nanasNanas menjadi semacam tumbuhan pembatas yang ditempatkan pada tepian terasering ataupun tegalan lahan. Untuk mencegah longsor juga biasanya ditanami pepohonan kokoh seperti J''ambe'' ( [[Pinang]]), Mahoni, Jati dan Nangka. Belakangan juga warga desa utamanya di daerah Jumbul dan Wanasara muncul [[tren]] menanam Durian. Tren ini ditengarai pengaruh dari adanya kompleks Petani Durian di Desa [[Alasmalang, Kemranjen, Banyumas|Alasmalang]] dan Desa Tanggeran serta Pedagang Durian di sepanjang Jalan Raya alternatif [[Sokawera, Somagede, Banyumas|Sokawera]]-[[Kemranjen, Banyumas|Kemranjen]]. Kompleks dan Jalan Raya tersebut berjarak sekitar dua kilometer ke arah barat dari Desa Klinting.
Kedua, Desa Klinting di daerah Gandasuli merupakan lahan pertanian padi. Lahan padi tersebut berupa sawah terasering yang dialiri sungai-sungai kecil. Sebenarnya tipikal sawah di sini adalah [[Sawah tadah hujan|Sawah Tadah Hujan]], tetapi ketika musim kering tiba biasanya ditanami tumbuhan yang lebih resisten terhadap cuaca seperti [[Kedelai hitam|Kedelai]], [[Kacang ijo|Kacang Ijo]] dan [[Jagung Bt|Jagung]]. Di sekitaran sawah khususnya di Grumbul Cangkring terdapat budidaya Ikan seperti Ikan [[Nila Moeloek|Nila]], [[Mujair|Munjair]], [[Gurami|Gurameh]] dan [[Lele jawa|Lele]].
Ketiga, di Desa Klinting terdapat hutan yang merupakan tanah garapan maupun swadaya. Seperti Daerah Karangpucung hingga Gandasuli Kulon dan Jumbul Kulon terdapat hutan ''Alas Tuo.'' biasanya warga desa selain membudidayakan tanaman, hutan tersebut dirambahdimanfaatkan untuk mencari [[Kayu bakar|Kayu Bakar]] (''suluhSuluh'') dan [[Pakan|Pakan Ternak]] (''rambanRamban''). Begitupun di Hutan ''Lembah Curuggadung''. Hutan ini terletak di sebelah selatan daerah Jumbul dan Wanasara. Sementara di sisi timur daerah Gandasuli dan Jumbul terdapat hutan ''Seprih''. Hutan ini berupa hutan swadaya seperti dua hutan sebelumnya dan juga garapan pohon [[homogenHomogen Karet.]]
'''Agama'''
Mayoritas agamaAgama di Desa Klinting adalah agamaAgama Islam dengan menempatkan Masjid Al Furqon di Grumbul Jumbul Wetan sebagai masjid terbesar di desa ini. Kerap kali pula di Masjid ini diadakan kegiatan keagamaan seperti [[Hari Raya Kurban]], Pengajian rutin Ibu-ibu, [[Peringatan Maulid Nabi]] hingga Taman Pendidikan Al-Quran. Islam yang berkembang di Desa Klinting erat kaitannya sengan Organisasi Masyarakat [[Nahdlatul 'Ulama|Nahdatul Ulama]]. Sementara itu di Daerah Wanasara mayoritas beragama Hindu. Keberadaan agama ini ditegaskan lewat berdirinya tempat peribadatan berupa [[pura]] yang bernama [[Pura Giri Kendeng|Pura Giri Kendheng]]. Di tempat ini pula diadakan acara keagamaan seperti [[Galungan]], [[Kuningan (hari raya)|Kuningan]], [[Pujawati|Pujawali]] dan [[Nyepi]]. Pura ini juga menjadi sentral kegiatan Agama [[Agama Hindu|Hindu]] di [[Kabupaten Banyumas]] dan sekitarnya. Selain kedua agama tersebut, terdapat kepercayaan spiritual [[kejawenKejawen]]. Tetapi, data terkini belum ditemukan karena jumlahnya sangat sedikit dan kemungkinan sudah berasimilasi dengan agama resmi. TetapiNamun, jejak kepercayaannya masih tampak seperti [[Dupa]] dan [[Sesajen]] di tempat Keramat, Kuburan ataupun di Acara Pernikahan.
'''<big>Seni dan Budaya</big>'''
3. Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
[[Wayang kulit Gagrag Banyumasan|Wayang kulit]] ini merupakan wayang kukitkulit yang mempunyai ciri khas tersendiri dibanding wilayah lainnya seperti Mataraman, Cirebonan maupun KasurakartananKasurakartan.
4. Kepungan, Tahlilan dan Slametan
Budaya ini adalah berupa perkempulan sekelompok kepala keluarga biasanya per-RT yang memanjatkan doa-soa dan ayat suci dalam Agam Islam. Pemanjatan doa ini dipimpin pemukaPemuka agama atau tetua desaAgama (''kayimKayim'') atau tetua desa dan diiringi jamuan makanan si empunya rumah. Perbedaanya dari ketiga budaya tersebut pada maksud doanya. Kepungan biasanya untuk memperingati ulang tahun, peristiwa tertentu maupun hari-hari penting tertentu. Sementara Tahlilan biasanya dikhususkan untuk anggoya keluatgakeluarga yang meninggal. Misal saat 7 hari berturut-turut setelah kepergian Almarhum, 40 hari, 100 hari, 400 hari dan 1000 hari. Dan Slametan biasanya diadakan ketika mendapat rezeki berlimpah, Panen Raya, Wisuda Anak maupun Bangun Rumah.
5. Gotong - royong
Gotong' - royong di Desa Klinting berusaha bertahan di tengah gerusan zaman. Sejumlah gotongGotong-royong masih nampak seperti Ronda Malam, Kerja Bakti, Sambatan Membangun Rumah dan Musyawarah Warga.
6. Begalan
Begalan adalah tradisi berupa peragaan sandiwara antara perampok dan pedagang yang banyak mengupas makna pesan kehidupan.Biasanya begalan diadakan berbarengan saat adanya pernikahan.
'''Pariwisata'''
Pariwisata di Desa Klinting belum terkelola dengan baik terbukti dengan minimnya sarana rekreasi. Tetapi justru dengan keadaan ini justru menampilkan adanya potensi pariwisata utamanya [[Wisata alam Telaga Ngebel|wisata alam]] yang sedang trenmenarik. Adapun potensi pariwisata di desa ini yaitu :
1. Watu Lintang Point
Potensi pariwisata ini bisa dikembangkan di Grumbul Wanasara Wetan. Mengingat adanya Pura Giri Kendheng sebagai wisata religi dan di dekatnya terdapat Lapangan ''Giri'' ''Tumpeng Jaya'' yang bisa dimanfaatkan sebagai pertunjukan Ebeg, Lengger, maupun Wayang Kulit.
3. Gatotkaca LemahabangRedland Pass
Potensi pariwisata ini juga hampir sama dengan Watu Lintang yang menyuguhkan panorama Kota Purwokerto. Ciri khas yang membedakan adalah tanah warna merah darah yang diibaratkan seperti genangan darah [[Gatotkaca]] yang terkena panahnya [[Kumbakarna]]. Keberadaan Gardu Pandang dan polesan perkebunan disekitarnya dengan ditanami jenis buah yang menggiurkan akan menjadi wisata yang menjanjikan.
4. Cangkring Terrace Gazebo
Potensi Pariwasata ini terdapat di Grumbul Jumbul Lor. Dengan panorama sawah yang berundak-undak dan penambahan gubuk untuk tongkrongan diyakini bakal tudaktidak kalah keren dengan sawah terasering di [[Bali]] maupun [[Vietnam]].
5. Wisata Kebun Bunga
Potensi pariwisata ini bisa dikembangkan dengan penanaman bunga yang cocok di perbukitan sepertiTamanseperti Taman [[Bunga matahari|Bunga Matahari]] di Lembang, Kebun [[Bunga Amaryllis terdapat kebun bagus di Patuk, Gunungkidul|Bunga Amaryllis]] di Gunungkidul dan Bunga [[Jengger ayam|Celosia]] di Aceh Jaya.
Semua potensi tersebut dapat dikembangkan baik dengan konsep [[Wisata alam Telaga Ngebel|Wisata Alam]], [[Agrowisata]], [[Wisata Edukasi]] maupun [[Wisata Religi]] dan Budaya. Hal terpenting adalah adanya dukungan maksimal pemerintah desa, peran aktif warga desa itu sendiri dan ketertarikan para investor untuk mempromosikan wisata di Desa Klinting. Bisa juga denggandengden menggandeng desa sekitarnya seperti Desa Kemawi yang memiliki potensi wiaata Alam [[Curug gemawang]], [[Telaga Tapak Bima]] dan [[Hutan Pinus Kentheng.|Hutan Pinus Kentheng]] serta Desa Tanggeran yang memiliki potensi Agrowisata Buah Durian. Dengan kematangan konsep dan keterlibatan semua pihak maka pariwisata di pedesaan perbukitan kendheng ini bisa menjadi semacam ''landmark'' wisata baru di Kabupaten Banyumas. Nama baru bisa disematkan untuk mendongkrak pemasaran kompleks pedesaan ini seperti misalnya [[Wisata Bukit Bawor]]. Alasan frasa Bawor merujuk pada Varietas unggulan Durian dan Ikon Kabupaten Banyumas.
'''Flora dan Fauna'''
Desa ini juga memiliki fauna khas sebagai hewan ternak. Hewan ternak tersebut yakni [[Kambing]] (''wedhus'') bervarietas Kacang. Kambing ini dibudidayakan oleh sebagian besar penduduknya dengan cara swadaya penempatan di kandang yang letaknya biasanya di pekarangan rumah. Warga desa juga biasanya beternak unggas seperti [[Ayam kampung|Ayam Kampung]], [[Itik serati|Enthog]], Merpati (''Dara'') hingga Angsa. Selain hewan ternak, terdapat juga hewan peliharaan yakni Anjing. Hewan ini secara signifikan terdapat di Grumbul Wanasara. Hewan ini dipelihara dengan bebas berkeliaran di tengah pemukiman penduduk.
Di sungai-sungai kecil dan ''[[Kedung|kedhung]] - [[Kedungadem, Bojonegoro|kedhung]]'' terdapat [[Udang batu|Udang Batu]], [[Ikan]] [[Pepaya|Betik]], [[Ikan pari manta|Ikan]] [[Wader bintik-dua|Wader]](''[[Lunjar]]'') [[Ikan gabus|Ikan Gabus]] (''Bogo'') dan [[Ikan Pelus|Pelus]]. Di hutan-hutan tak jarang juga terdapat hewan endemik seperti [[Ular]] [[Sanca kembang|Sanca Kembang]] (''Ula'' ''Weling'') [[Kepodang|Burung Kepodang]], [[Kutilang|Burung Kutilang]], [[Burung Emprit Gantil]], [[Burung]] [[Elang jawa|Elang Jawa]] (''Gaok''), [[Semut api|Semut]] ''[[Kroto ikan|Kroto]]'', [[Burung hantu|Burung Hantu]] (''Buwek''), [[Musang luwak|Luwak]] (''Nggarangan'') dan [[Tupai Terbang|Tupai]]. Sayangnya, banyak perburuan liar menyebabkan hewan-hewan endemik tersebut berkurang populasinya. BahkabBahkan hewan-hewan yang sudah punah seperti [[Lutung Jawa]] ([[Ketiak|''Kethek'']]), [[Babi celeng|Babi Hutan]] ([[Celeng Eropa Tengah|''Celeng'']]), [[Kucing liar|Kucing Liar]] ([[Istana Malacañang|''Mblacan'']]) dan [[Macan tutul jawa|Macan Kumbang]] ([[Goguryeo|''Gogor'']]) di Desa Klinting ini habis ditengarai karena aktivitas perburuan tersebut.
'''Olahraga'''
Di Desa Klinting terdapat dua lapangan, yakni Lapangan Multiguna Giri Tumpeng Jaya di Grumbul Wanasara Wetan dan Lapangan Voli Karetan di Grumbul Gandasuli Kulon. Maka olahraga yang sering dimainkan yaitu Bola Voli dan Sepakbola. Terkhusus di sepakbola rutin diadakan turnamen antar Grumbul se-desa Klinting pada bulan Agustus. Adapun tim-tim yang biasanya ikut serta antara lain : 1. Galitan (Grumbul Gandasuli Wetan)
2. Sincan (Grumbul Wanasara Wetan)
3. Lintang (Grumbul Karangpucung)
4. Depok (Grumbul Jumbul Lor)
5. Jumbul (Grumbul Jumbul Wetan dan Grumbul Jumbul Kulon)
6. Wanasara Kulon (Grumbul Wanasara Kulon)
7. Garuda Muda (Grumbul Klinting)
8. Wanasara Wetan ( Grumbul Wanasara Wetan)
<br />
{{kelurahan-stub}}
|