Inayatullah dari Banjar: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 74:
Selama masa pemerintahan Ratu Agung/Sultan Inayatullah, sepupunya yang bernama Pangeran Martasari bin Pangeran Mangkunagara sempat berniat merencanakan [[kudeta]] dengan pergi ke daerah [[Mendawai, Mendawai, Katingan|Mendawai]] selanjutnya akan pergi ke [[Kesultanan Mataram|Mataram]] untuk meminta bantuan militer, akan tetapi sebelum kesampaian niatnya yang bersangkutan sakit kemudian mangkat di Mendawai, kemudian jenazahnya dibawa ke istana dan dimakamkan dalam kompleks istana Martapura. Pangeran Mangkunagara (Raden Subamanggala, putera Putri Nur Alam) adalah putera permaisuri akan tetapi gagal menggantikan ayahnya sebagai raja karena yang akhirnya menggantikan Sultan Hidayatullah adalah Pangeran Senapati/Marhum Panembahan, anak seorang isteri [[selir]](puteri Tuan Khatib Banun). Marhum Panembahan/Sultan Mustain Billah adalah ayah Sultan Inayatullah<ref name="hikayat banjar"/>
Menurut [[Arsip Nasional Republik Indonesia]], korespondensi antara [[Sultan Banjar]] Panembahan Kusuma Dilaga kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 23 Agustus 1636.<ref name="Treasures from the the 17th and 18th VOC archive">{{cite web | title=Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara | website=Arsip Nasional Republik Indonesia | url=https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah | language=id | access-date=2018-09-16}}</ref>
== Keturunan ==
|