Anak Krakatau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 21:
Pulau ini muncul pada tahun [[1927]], di titik yang dulunya adalah laut dengan kedalaman 27 m dan sebelumnya pernah menjadi bagian daratan [[Pulau Rakata]]. Dengan demikian, pulau ini adalah pulau termuda di Indonesia yang terbentuk melalui aktivitas vulkanik.
{{clr}}▼
== Kemunculan ==
{{Infobox mountain
| name = Gunung Anak Krakatau
| other_name =
| photo = Anak Krakatoa.jpg
| native_name =
| native_name_lang =
| photo_size = 350
| photo_alt =
| photo_caption = Gunung Anak Krakatau
| map = Indonesia Sumatra
| map_alt =
Baris 92:
| embedded =
}}
[[Berkas:Anak krakatau.jpg|ka|220px|jmpl|Pulau Anak Krakatau dari citra satelit.]]▼
Seusai [[Letusan Krakatau 1883|letusan kataklismik Gunung Krakatau pada tahun 1883]], Pulau Rakata kehilangan kira-kira 2/3 tubuhnya di sisi barat laut, melenyapkan puncak Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan, serta menyisakan paruh selatan Gunung Krakatau (yang sekarang tetap disebut Pulau Rakata). Bagian yang "hilang" ini menjadi laut dangkal.
Baris 98:
Bersamaan dengan aktivitas vulkanik gunung api yang ada di pulau ini, titik tertinggi pulau ini terus meningkat dengan laju 7-9 meter per tahun, dan hingga catatan bulan September 2018, yang merupakan catatan sebelum terjadi longsoran tubuh pada 22 Desember 2018, ketinggian yang tercapai adalah 338 meter dari permukaan laut<ref name=pvmgb20181227>Badan Geologi. 2018. Pers Rilis Aktivitas Gunungapi Anak Krakatau, Kamis 27 Desember 2018. Diakses 27 Desember 2018.</ref>.
▲{{clr}}
== Status administratif dan pengelolaan ==
Sebagai anggota gugusan kepulauan Krakatau, Pulau Anak Krakatau, secara administratif merupakan wilayah [[Kabupaten Lampung Selatan]], Provinsi Lampung. Seluruh kawasan kepulauan merupakan kawasan dilindungi secara hukum, sebagai Cagar Alam Krakatau yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumberdaya Alam) Lampung Selatan. Kawasan ini, terutama Pulau Anak Krakatau, memiliki keistimewaan dari sisi ekologi karena menjadi laboratorium alam bagaimana suatu ekosistem membangun kembali dirinya dalam situasi yang relatif terisolasi. Dari sisi geologi pun kawasan ini juga menjadi tempat pembelajaran yang sangat berguna.
|