Kaca timbal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 6:
Sementara itu kata ''kristal timbal'', bukan kata yang tepat menggambarkan kaca timbal, sebagaimana sebuah [[padatan amorf]], kaca tidak mempunyai komposisi seperti [[struktur kristal]]. Tetapi penggunaan kata tersebut tetap populer dengan alasan bisnis dan nilai sejarah.
Pada awalnya, gelas berbahan kaca timbal sering digunakan untuk menyimpan minuman untuk diminum, tetapi karena timah mempunyai risiko besar bagi tubuh manusia, maka gelas tersebut jarang dipakai lagi. Alternatifnya adalah [[kaca kristal]], yang mana kandungan [[barium oksida]], [[seng oksida]], atau [[
Di [[Uni Eropa]], pelabelan produk "kristal" di bawah regulasi Petunjuk Dewan 69/493/EEC, yang menjabarkan empat kategori, tergantung dari susunan kimia dan properti bahan. Hanya produk kaca yang memiliki kadar timbal oksida di atas 24% yang layak menyandang label "kaca timbal". Jika kadar timbal oksida kurang dari 24% atau menggunakan besi oksida lain selain timbal maka harus dilabeli "kristalin" atau "kaca kristal".<ref>{{cite web|url=http://eur-lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CELEX:31969L0493:en:NOT|title=Council Directive 69/493/EEC of 15 December 1969 on the approximation of the laws of the Member States relating to crystal glass}}</ref>
== Properti ==
Penambahan timbal oksida pada kaca meningkatkan indeks refraksi gelas tersebut sekaligus menurunkan tempratur kerja dan tingkat [[viskositas]]<nowiki/>nya. Properti optik terbaiknya dihasilkan dari tingginya kandungan timbal berat. [[Nomor atom]]
Kunci dari kaca timbal adalah indeks refraksi yang tinggi karena pengaruh unsur timbal. Kaca biasa hanya mempunya indeks refraksi sebanyak n=1,5 sementara penambahan timbal membuat indeks refraksi melejit menjadi 1,7<ref name="newton" /> atau 1,8<ref>[http://physics.info/refraction/ Refraction of media tutorial]. physics.info</ref>. Peningkatan indeks refraksi ini berhubungan dengan peningkatan [[dispersi]], yang berhubunga dengan sudut kemiringan pemecahan cahaya dari medium sumber menjadi [[Spektrum kasatmata|spektrum kasat mata]], seperti yang terjadi pada [[Prisma (optik)|prisma]].
Baris 48:
Kaca dengan kandungan timbal pertama muncul di [[Mesopotamia]], tempat lahirnya industri perkacaan.<ref name="tait">{{cite book|title=Five Thousand Years of Glass|publisher=[[University of Pennsylvania Press]] (orig. [[British Museum|British Museum Press]])|year=2004|isbn=978-0-8122-1888-6|editor=Tait, Hugh}}</ref> Contoh yang paling pertama diketahui adalah pecahan kaca dari [[Nibru]] bertanggal 1400 SM dan mengandung 3,66% PbO. Kaca disebut dalam prasasti dari dinasti [[Asyurbanipal]] (668-631 SM) dan sebuah resep timbal glasir terdapat pada prasasti Babilonia yang dibuat pada 1700 SM.<ref name="charleston">{{cite journal|last1=Charleston|first1=R. J.|year=1960|title=Lead in Glass|journal=Archaeometry|volume=3|pages=1–4|doi=10.1111/j.1475-4754.1960.tb00508.x}}</ref> Sebuah sealing-wax-cake berwarna mera ditemukan di [[Nimrud]], diperkirakan berasal dari abad keenam sebelum masehi dan mengandung 10% PbO. Kandung PbO yang kecil pada beberapa artefak tersebut menunjukkan bahwa timbal oksida tidak ditambahkan dengan sengaja dan tentu saja tidak digunakan pada kaca dari masa itu.
Kaca timbal dapat ditemukan pula di Tiongkok pada zaman [[Dinasti Han|Han]] (205 SM - 220 M). Di sana, kaca timbal ditempa agar mirip dengan batu [[giok]], baik untuk barang ritual maupun untuk hiasan. Karena produksi kaca terjadi pada masa itu di Tiongkok, maka dapat diperkirakan bahwa teknologi tersebut dibawa melalui [[Jalur Sutra]] oleh produsen kaca dari [[Timur Tengah]].<ref name="tait" />
Di Eropa abad pertengahan dan awal masa modern, kaca timbal menjadi bahan dasar kaca berwarna, terutama untuk [[tessera]] mosaik, enamel, lukisan [[kaca patri]], dan ''bijouterie'', yang digunakan sebagai imitasi dari [[Batu permata|batu mulia]]. Catatan sejarah dari masa tersebut menjelaskan tentang perjalan dari kaca timbal. Pada akhir abad 11 hingga awal abad 12, ''Schedula Diversarum Artium'' (''Aneka Gala Kerajinan'') yang ditulis oleh "Theophilius Presbyter" menjelaskan penggunaan kaca timbal sebagai tiruan batu mula, dan judul dari bagian yang hilang menyebut tentang penggunaan timbal pada kaca. Pada abad 12-13 penulis dengan pseudonim "Heraclius" menjabarkan proses produksi enamel timal dan penggunannya untuk lukisan kaca dalam bukunya ''De Coloribus et artibus Romanorum'' (''Of Hues and Crafts of the Romans''). Ini menyebut kaca timbal sebagai "kaca Yahudi", mengisyaratkan penyebarannya di Eropa.<ref name="charleston2">{{cite journal|last1=Charleston|first1=R. J.|year=1960|title=Lead in Glass|journal=Archaeometry|volume=3|pages=1–4|doi=10.1111/j.1475-4754.1960.tb00508.x}}</ref> Sebuah manuskrip yang berada di [[Biblioteca Marciana]], Venice, menjelaskan penggunaan kaca timbal pada enamel berikut resep untuk mengkalsinasi timah untuk membentuk oksida. Kaca timbal cocok untuk mengenamelkan vas dan kaca karena suhu kerjanya yang lebih rendah.
Baris 63:
== Glasur timbal ==
Properti fluksitas dan refraksi yang ada pada kaca timbal membuatnya cocok sebagai bahan untuk tembikar atau pun glasur keramik. Glasur timbal pertama kali ditunjukkan pada perabotan Romawi dari abad 1 SM - 1 M,
Kaca dan glasur berbahan dasar timbal mempunyai sejarah yang panjang nan rumit yang berlangsung hingga saat ini.
|