Anak Krakatau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 112:
Dimulai sejak 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali, sehingga statusnya meningkat menjadi level II (Waspada). Semua aktivitas manusia dilarang pada radius 3 km dari titik puncak. Frekuensi erupsi semakin meningkat pada bulan Oktober-November, dengan munculnya letusan yang disertai lontaran [[lava]] pijar dan batu, serta [[awan panas]]. Setelah sempat agak mereda, pada pertengahan Desember aktivitas kembali meningkat.
 
Pada tanggal 22 Desember, gunung Anak Krakatau seperti hari-hari sebelumnya meletusmengalami rangkaian letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah dan mencatatkan gempa tremor terus-menerus dengan [[amplitudo]] ''overscale'' (58 mm). PadaLetusan yang terjadi pada pukul 21.03 WIB terjadi letusan, namunyang tak teramati secara visual maupun terdeteksi oleh alat pencatat kegempaan tektonik, tampaknya menimbulkan peristiwa luar biasa berupa longsoran tubuh gunung yang masuk ke laut, yang berakibat fatal. Selang beberapa menit dilaporkan terjadi [[tsunami Selat Sunda 2018|tsunami di beberapa pantai barat Banten dan selatan Lampung]]. Longsoran yang menyebabkan tsunami ini dikonfirmasi berdasarkan citra satelit yang diterima oleh [[PVMBG]] sehari setelah tsunami terjadi,. yang menunjukkanDiperkirakan ada luasan seluas minimal 64 hektare yang " hilang", yang diukur melalui tafsiran citra satelit sehari setelah laporan tsunami.
 
Aktivitas erupsi setelah longsor besar tetap berlangsung dengan frekuensi tinggi tetapi tipe erupsi tidak lagi tipe Stromboli melainkan tipe Surtsey, yaitu bercampurnya magma dengan air laut<ref>Erik Klemetti. [http://blogs.discovermagazine.com/rockyplanet/2018/12/31/time-to-award-the-2018-pliny-for-volcanic-event-of-the-year/#.XDrWHlwzbb0 Announcing the 2018 Volcanic Event of the Year]. Blog Rocky Planet. December 31, 2018 10:28 am. Diakses 13 Januari 2019.</ref>. Pada tanggal 26 Desember 2018 dilaporkan terjadi hujan debu vulkanik di kawasan Cilegon (Banten) yang telah dikonfirmasi. Pihak berwenang sejak pukul 06.00 tanggal 27 Desember 2018 menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi level III (Siaga). Pada status ini, semua aktivitas pada radius 5 km dari puncak harus ditiadakan<ref name="pvmgb20181227" />. Level ini adalah level bahaya tertinggi yang dapat diberikan untuk gunung ini.