Sweta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
| Gelar = pangeran
}}
'''Sweta''' {{Sanskerta|श्वेत|Śvéta}} adalah nama salah seorang tokoh dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia
== Biografi ==
Baris 22:
=== Versi ''Mahabharata'' ===
Menurut versi asli, yaitu [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', Sweta merupakan
Ketika [[perang
=== Versi ''Bharatayuddha'' ===
Baris 32:
Naskah ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'' ditulis pada tahun [[1157]] pada zaman pemerintahan [[Jayabaya|Maharaja Jayabaya]] di [[Kerajaan Kediri]]. Kitab ini berisi tentang perang besar antara keluarga [[Pandawa]] melawan [[Korawa]], yang bersumber dari naskah ''[[Mahabharata]]''. Jika menurut versi ''Mahabharata'', panglima perang pasukan Pandawa sejak hari pertama sampai terakhir adalah [[Drestadyumna]], maka menurut versi ''Bharatayuddha'', panglima pihak Pandawa pada hari pertama adalah Sweta.
Pada hari pertama pertempuran, Sweta menyusun formasi pasukan ''Bajratiksnabyuha'' yang berbentuk laksana badai dan halilintar. Sementara itu pasukan Korawa yang dipimpin [[Bisma]] menggunakan formasi ''Wukirsagarabyuha'' yang berbentuk seperti gunung kokoh dilindungi lautan luas. Pertempuran hari pertama berlangsung seru. Kedua adik Sweta, yaitu [[Utara (Tokoh Mahabharata)|Utara]] dan Wira Sangka ([[Wratsangka]]) masing-masing tewas di tangan [[Salya]] dan [[Drona]]. Menyadari hal itu, Sweta pun marah dan memburu Salya. Tapi Salya berhasil diselamatkan oleh [[Kretawarma]]. Namun, putra Salya yang bernama Rukmarata tewas di tangan Sweta.
Sama dengan versi aslinya, Sweta akhirnya gugur di tangan Bisma. Setelah kematian Sweta, pihak Pandawa mengangkat Drestadyumna sebagai panglima yang baru.
Baris 38:
=== Versi pewayangan Jawa ===
Sweta dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] dikenal dengan nama Arya Seta. Ia dilukiskan bertubuh gagah, serta berkulit [[putih]] bersih. Ia merupakan
Seta juga terkenal sakti. Ia memiliki ajian bernama ''Narantaka''. Konon, barangsiapa terkena pukulannya pasti akan segera binasa saat itu juga. Ilmu kesaktian ini kemudian diwariskan kepada [[Gatotkaca]],
Versi pewayangan yang merujuk kepada naskah ''[[Kakawin Bharatayuddha|Bharatayuddha]]'', antara lain mengisahkan bahwa panglima perang pihak Pandawa yang mula-mula dipilih adalah Seta. Sama halnya dengan versi-versi yang lainnya, Seta dikisahkan gugur di tangan [[Bisma]], setelah kematian kedua adiknya, yaitu [[Utara (Mahabharata)|Utara]] dan [[Wratsangka]].
== Lihat pula ==
|