Gunung Penanggungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k nampak --> tampak, nampaknya --> tampaknya
Baris 36:
Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting karena di sekujur lerengnya dipenuhi oleh ratusan situs-situs arkeologi dan spiritual Indonesia dari era Hindu-BUddha. Lebih dari seratus bangunan atau sisa bangunan ditemukan, kebanyakan berada pada sisi barat sampai utara (Kecamatan Trawas, Mojokerto)<ref>Bachtiar JA, Jaelani LM. 2017. Visualisasi Peta Cagar Budaya menggunakan Geoportal Palapa pada Kawasan Situs Trowulan dan Gunung Penanggungan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2: 2337-3520.</ref>.
 
Menurut mitos Jawa, sebagaimana tertulis dalam Kitab [[Tantu Panggelaran]], Gunung Penanggungan (Pawitra) merupakan bagian puncak [[Gunung Mahameru]] yang tercecer ketika dipindahkan ke Jawadwipa (Pulau Jawa). Penanggungan merupakan salah satu dari sembilan gunung yang dianggap suci di Jawa. Kakawin [[Negarakertagama]] menyebutkan bahwa Gunung Pawitra merupakan satu dari tujuh gunung tempat para ''resi'' bertapa (gunung lainnya adalah Pucangan, Sampud, Rupit, Pilan, Jagadhita, dan Butun<ref>Risa Herdahita Putri. [https://historia.id/kuno/articles/tempat-menyepi-dan-belajar-agama-P14Gg Tempat Menyepi dan Belajar Agama]. Majalah Historia daring. Edisi 7 Juni 2018, 19:16. Diakses 2 Januari 2019.</ref>). NampaknyaTampaknya, referensi kesucian tersebut tidak terlepas dari morfologi kompleks gunung ini, berupa satu puncak tertinggi yang dikelilingi oleh delapan puncak yang posisinya sedikit banyak mengingatkan pada gambaran [[mandala]] dalam [[kosmologi]] Hindu-Budha.
 
Di sekujur lereng gunung ini ditemukan berbagai peninggalan purbakala, baik candi, ceruk pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur. Inventarisasi dan dokumentasi pertama kali dilakukan oleh tim [[Oudheidkundige Dienst|Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda]] 1935 –1940, di bawah pimpinan [[Willem Frederik Stutterheim|W.F. Stutterheim]] dan A. Gall, setelah sebelumnya banyak laporan dari berbagai sumber sejak 1900, beberapa bahkan menyertakan foto dan menemukan prasasti angka tahun dari abad ke-15 M<ref name="arkenas">Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1974. Laporan Hasil Survai Kepurbakalaan di Gunung Penanggungan (Jawa Timur). ''Berita Penelitian Arkeologi'' no. 1. Hal. 1-21.</ref>. Tim mencatat 81 kepurbakalaan yang diberi angka Romawi I–LXXXI. Hasil penelitian ini baru diterbitkan pada 1951, tetapi datanya tidak lengkap lagi<ref name=Uzone>Chairul Akhmad. [https://travel.uzone.id/wac-2017-jejak-arkeologis-gunung-penanggungan WAC 2017: Jejak Arkeologis Gunung Penanggungan]. U-Zone Travel. Edisi 04 Mei 2017. Diakses 2 Januari 2019.</ref>.