Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki [[nuklei]], tetapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada [[hemoglobin]]. Namun begitu, kadang nampaktampak lekuk pada sisi tengah eritrosit, di mana dengan itu ia kadang disalah sangkakan sebagai nukleus. Karena alasan ketiadaan nukleus itulah, darah ada pula disebut sebagai eritroplastid, walau nama eritrosit jauh lebih umum.<ref name=histologi>Beveland, Gerrit; Rameley, Judith A. (1988). ''Dasar-dasar Histologi, Edisi Kedelapan''. Terjemah oleh Wisnu Gunarso. Hlm.97{{spaced ndash}}99. [[Jakarta]]: Penerbit Erlangga.</ref> Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti [[mitokondria]]. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi [[ATP]] lewat proses [[fermentasi]] yang diadakan dengan proses [[glikolisis]] pada [[glukosa]] yang diikuti pembuatan [[asam laktat]]. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki [[reseptor insulin]] dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh [[insulin]]. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung [[DNA]] dan tidak dapat mensintesa [[RNA]], dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri.
Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam [[pembuluh kapiler]] yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga [[Camelidae]] (unta), yang berbentuk oval.