Philippe IV dari Prancis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
sesuai konsensus terakhir, replaced: Perancis → Prancis (80)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
Konflik yang paling menonjol di dalam pemerintahan Philippe adalah termasuk sengketa dengan [[Edward I dari Inggris]], yang juga merupakan vasalnya sebagai [[Daftar Adipati Aquitaine|Adipati Aquitaine]], dan [[Perang Flandria (1297–1305)|perang]] dengan [[Provinsi Flandria]], yang memperoleh otonomi sementara menyusul kekalahan Philippe yang memalukan di [[Perang Courtrai]] (1302). Untuk lebih memperkuat kekuasaan, ia mencoba untuk menguasai pendeta Prancis dan berkonflik dengan [[Paus Bonifasius VIII]]. Konflik ini menyebabkan pemindahan [[Kuria Roma|istana kepausan]] ke [[Comtat Venaissin|Avignon]] pada tahun 1309.
 
Pada tahun 1306, Philippe mengusir bangsa [[Yahudi]] dari Prancis dan pada tahun 1307, ia memusnahkan ordo [[KsatriaKesatria TemplarKenisah]]. Philippe berhutang kepada kedua kelompok dan memandang mereka sebagai "[[Negara di dalam negara]]".
 
Pada tahun terakhirnya ia menyaksikan skandal di antara keluarga kerajaan, yang dikenal sebagai [[Peristiwa Tour de Nesle]], dimana ketiga menantu perempuan Philippe dituduh berselingkuh. Ketiga putranya adalah raja-raja Prancis berikutnya, [[Louis X dari Prancis|Louis X]], [[Philippe V dari Prancis|Philippe V]], dan [[Charles IV dari Prancis|Charles IV]].
Baris 82:
Philippe sangat malu ketika pasukan 2,500 bangsawan bersenjata (Knight dan Pengawal) dan 4,000 infanteri yang ia kirim untuk memadamkan pemberontakan di [[Flandria]] dikalahkan di dalam [[Perang Courtrai]] di dekat [[Kortrijk]] pada tanggal 11 Juli 1302. Philippe membalas penghinaan itu dengan pertempuran baru di [[Mons-en-Pévèle]] dua tahun kemudian, yang berakhir tidak jelas.<ref>[[Encyclopædia Britannica Online]]: ''Philip IV'', [http://www.britannica.com/EBchecked/topic/456170/Philip-IV#toc5656 section ''Wars with England and Flanders'']</ref> Namun pada tahun 1305, Philippe memaksa bangsa Flandria menerima perjanjian damai yang keras, dengan memainkan keterampilan unggul diplomatiknya. Kedamaian yang diisi dengan perbaikan berat dan hukuman yang memalukan, dan ditambahkan ke dalam wilayah kerajaan kota-kota yang situsnya kaya akan kain seperti [[Lille]] dan [[Douai]]. [[Béthune]], yang pertama dari kota-kota di Flandria yang berhasil diberikan kepada [[Mahaut dari Artois|Mahaut]], yang untuk mengamankan kesetiaannya, kedua putrinya dinikahkan dengan kedua putra Philippe.
 
=== Penindasan KsatriaKesatria TemplarKenisah ===
[[Berkas:Templars on Stake 02.jpg|jmpl|Templar yang dibakar hidup-hidup di tiang]]
Philippe secara substansial berutang kepada [[KsatriaKesatria TemplarKenisah]], sebuah monastik [[Ordo militer]] yang aslinya berperan sebagai pelindung peziarah Kristen di [[Timur Latin]] sebagian besar telah digantikan oleh perbankan dan kegiatan komersial lainnya pada akhir abad ke-13.<ref>Helen Nicholson, pages 164 and 181 "The Knights Templar - a New History", ISBN 0-7509-3839-0</ref> Karena popularitas Perang Salib mengalami penurunan, dukungan untuk perintah militer memudar, dan and Philippe menggunakan keluhan tidak puas terhadap KsatriaKesatria TemplarKenisah sebagai alasan untuk bergerak melawan seluruh organisasi sebagaimana yang ada di Prancis, sebagian untuk membebaskan dirinya dari utang-utangnya. Motif lain muncul untuk memiliki kepedulian termasuk lebih dari bid'ah yang dirasakan, penegasan kekuasaan Prancis atas Kepausan melemah dan akhirnya, substitusi pejabat kerajaan bagi petugas Kuil dalam pengelolaan keuangan pemerintah Prancis.<ref>Helen Nicholson, page 226 "The Knights Templar - a New History", ISBN 0-7509-3839-0</ref> Studi terbaru menekankan motivasi politik dan agama dari Philippe and para menterinya (terutama [[Guillaume de Nogaret]]). Tampaknya, dengan “penemuan” dan represi “bidah Templar,” monarki Kapetia menuntut untuk dirinya sendiri fondasi mistik teokrasi kepausan. Kasus Kuil adalah langkah terakhir dari proses alih yayasan ini, yang telah dimulai dengan keretakan Prancis-kepausan dimasa Bonifasius VIII. Menjadi bek utama imam Katolik, Raja Kapetia diinvestasikan dengan fungsi Kristus yang menempatkannya di atas Paus. Apa yang dipertaruhkan di dalam persidangan Templar kemudian adalh pembentukan sebuah "teokrasi kerajaan".<ref>Julien Théry, "A Heresy of State : Philip the Fair, the Trial of the ‘Perfidious Templars’, and the Ponticalization of the French Monarchy", ''Journal of Religious Medieval Cultures'' 39/2 (2013), pp. 117-148</ref>
 
Saat fajar pada hari Jum'at tanggal 13 Oktober 1307, ratusan Templar di Prancis secara bersamaan ditangkap oleh agen-agen Philippe, untuk kemudian disiksa untuk mengakui ajaran sesat di Ordo.<ref>Malcolm Barber, The Trial of the Templar's. Cambridge University Press, 1978. ISBN 0-521-45727-0.</ref> Para Templar itu seharusnya menjawab hanya kepada Paus, namun Philippe menggunakan pengaruhnya atas [[Paus Klemens V]], yang sebagian besar adalah [[Peon|pionnya]] untuk membubarkan organisasi. Paus Klemens berupaya untuk menguji coba dengan tepat, namun Philippe menggunakan pengakuan sebelumnya untuk membuat banyak Templar dibakar sebelum mereka sempat membela diri.