Nini Gugundik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
bentuk baku, replaced: nasehat → nasihat (2)
Baris 12:
[[Pernikahan]] tradisional tidak akan terasa lengkap tanpa mengikuti setiap tata cara dan ritual yang ada. Meskipun begitu, sebagian orang mulai meninggalkan upacara adat, padahal di balik ritual upacara ini tersimpan pesona kultur yang sarat makna sakral. Kali ini, kami akan membahas upacara menjelang pernikahan berdasarkan adat Sunda, Ngeuyeuk Seureuh.
 
Kata Ngeuyeuk Seureuh berasal dari bahasa sunda 'ngaheuyeuk' yang berarti mengolah. Upacara ini dilakukan untuk meminta restu kepada orang tua kedua calon pengantin di rumah pihak wanita. Biasanya upacara ini dilakukan satu hari sebelum akad nikah, dan bersamaan dengan prosesi seserahan. Upacara ini juga dipenuhi dengan nasehatnasihat berumah tangga dan tidak jarang mengandung edukasi seks.
 
Upacara dipimpin oleh seorang Nini Pangeuyeuk, atau wanita yang telah paham akan upacara ini dan seringkali juga merupakan juru rias adat Sunda. Tidak semua orang boleh hadir dalam upacara ini, hanya calon pengantin, keluarga terdekat dan orang tua yang memiliki peran khusus. Tak hanya itu, seorang gadis, anak remaja yang belum mengalami pubertas, dan wanita dewasa yang belum pernah menikah juga tidak diizinkan menghadiri upacara ini.
Baris 24:
2. Nini Pangeuyeuk kemudian akan membawakan kidung atau syair yang berisi permohonan dan doa kepada Tuhan sambil menaburkan beras kepada kedua calon pengantin, yang melambangkan hidup sejahtera bagi keduanya.
 
3.Kedua calon pengantin kemudian 'dikeprak' atau dipukul secara pelan dengan sapu lidi, sambil diberikan nasehatnasihat terkait hidup berumah tangga. Hal ini ditujukan agar mereka bisa memupuk kasih sayang antara satu sama lain dan mau bekerja keras demi kesejahteraan keluarga.
 
 
4. Kain putih yang menutupi 'pangeuyeukan' kemudian dibuka, melambangkan rumah tangga yang dimulai tanpa cela. Kedua calon pengantin lalu mengangkat dua buah pakaian di atas kain pelekat (sarung), yang melambangkan kerja sama suami dan istri dalam mengelola rumah tangga.
Baris 40 ⟶ 39:
 
10. Sisa-sisa Ngeuyeuk Seureuh kemudian akan dibuang ke persimpangan jalan oleh kedua calon pengantin dan para tetua. Setelah membuang sisa-sisa ini, mereka tidak diperbolehkan menoleh kebelakang. Hal ini melambangkan bahwa calon pengantin sudah membuang hal-hal yang buruk dan mengharapkan kebahagiaan dalam menempuh hidup baru. Sisa-sisa Ngeuyeuk Seureuh ini dibuang di persimpangan jalan agar segala keburukan dari keempat penjuru angin tidak datang.
 
 
11. Prosesi yang terakhir adalah menyalakan tujuh buah lilin. Hal ini diambil dari kosmologi Sunda akan jumlah hari yang diterangi matahari, sehingga melambangkan harapan akan kejujuran dalam membina kehidupan rumah tangga.
Baris 52 ⟶ 50:
* https://id.linkedin.com/pulse/ritual-ngeyeuk-seureuh-makna-dan-tata-caranya-veponid-indonesia
* https://salangit.wordpress.com/adat-istiadat-3/susunan-tata-cara-upacara-nikah-adat-sunda/
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Adat]]
[[Kategori:Budaya]]
[[Kategori:Pernikahan]]
 
 
{{budaya-stub}}