Sarekat Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menetralkan artikel - cuba yah kalo mo isi yang bener pake referensi (serenity)
Baris 3:
 
== Sejarah ==
Sarekat Dagang Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 sebagai wadah persatuan pada pedagang pribumi Muslim. Awal gerakan ini dimulai di Solo dan dimotori oleh seorang saudagar Muslim di Surakarta, H Samanhudi. SDI pada awalnya diarahkan untuk melawan dominasi Cina yang menguasai dunia perdagangan dengan mengorbankan pedagang pribumi.
Organisasi ini awalnya berdiri dengan nama '''Sarekat Dagang Islam (SDI)''' pada tahun [[1909]] oleh [[Tirto Adhi Soerjo]] di [[Jakarta]].
 
Anggaran Dasar SDI, sebagaimana tercatat dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, bertujuan untuk berikhtiar meningkatkanmeingkatkan persaudaraan antaranggotadi antara anggota dan tolong menolong di kalangan kaum muslim;Muslimin, berusaha meningkatkan derajat kemakmuran dan kebebasan [[negara]]negeri. [[Organisasi]] ini meluas sampai ke lapisan masyarakat bawah. Beberapa tahundan kemudian untukoleh lebihpemerintah menonjolkankala [[Islam]],itu dianggap sebagai organisasi yang mengancam stabilitas sehingga makadibekukan katapada dagangAgustus dihilangkan1912.
Pada tahun [[1911]] SDI membuka cabang di [[Bogor]] dan di tahun yang sama, [[Haji Samanhudi]], seorang pedagang batik di Surakarta, bergabung dengan SI, dan dalam waktu singkat SI memiliki cabang di beberapa kota, termasuk [[Surabaya]].
 
Pada akhir Agustus 1912 pembekuan SDI dicabut karena tidak cukupnya bukti. Setelah itu dilakukan perubahan pada tubuh SDI sebagai aset umat dalam rangka menyikapi perkembangan yang terjadi di tanah air. Muncullah pemimpin baru yakti Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Disusunlah anggaran dasar baru bahwa organisasi ini dinyatakan meliputi seluruh Indonesia dan sekaligus menghapus kata “dagang” menjadi Sarekat Islam (SI). Tercatat H Samanhudi sebagai ketua dan HOS Tjokroaminoto sebagai komisaris. Anggaran Dasar disahkan dengan akta notaris di Surabaya pada 10 September 1912.
Awalnya, Sarekat Dagang Islam dibangun dalam menghadapi persaingan dengan pedagang [[Tionghoa]]. Pada awal tahun [[1912]], terjadi huru-hara anti-Tionghoa, yang kemudian oleh penguasa saat digunakan sebagai alasan untuk melarang organisasi SDI.
Anggaran Dasar SDI sebagaimana tercatat dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia bertujuan untuk berikhtiar meningkatkan persaudaraan antaranggota dan tolong menolong di kalangan kaum muslim; berusaha meningkatkan derajat kemakmuran dan kebebasan [[negara]]. [[Organisasi]] ini meluas sampai lapisan masyarakat bawah. Beberapa tahun kemudian untuk lebih menonjolkan [[Islam]], maka kata dagang dihilangkan.
Bulan September 1912, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam, dan mengangkat [[Cokroaminoto|H. O. S. Cokroaminoto]] sebagai pemimpin. SI kemudian menjadi organisasi politik yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, keanggotaan '''SI''' berkembang pesat. Pada tahun [[1916]] SI memiliki 360.000 anggota, yang kemudian meningkat menjadi dua juta pada tahun [[1919]].
 
Sejak berdirinya, tercatat sejumlah advokasi yang dilakukan oleh SI. Organisasi ini gigih mengusahakan tercapainya tujuan kenegaraan, kebenaran, dan keadilan. Upaya-upaya perlawanan terhadap praktik-praktik penindasan oleh penguasa juga kerap dilakukan.
 
Perkembangan SI begitu pesat. Pada waktu itu SI menjadi kekuatan politik yang amat terasa pengaruhnya. Tahun 1916 tercatat 181 cabang di seluruh Indonesia dengan tak kurang dari 700 ribu anggota. Sebuah angka yang fantastis kala itu, Budi Utomo di masa keemasannya saja hanya beranggotakan tak lebih dari 10 ribu orang.
 
Tak salah kiranya jika kelompok nasionalis Islami berpendapat bahwa berdirinya Sarekat Islam pada 16 Oktober 1905 adalah titik tolak pergerakan nasional. Islamlah yang mampu mendobrak “nasionalisme” lokal itu (Nasution, 1965). Tak kurang, M Natsir dalam Indoensisch Nationalism mengatakan bahwa pergerakan Islamlah yang pertama meretas jalan di negeri ini bagi kegiatan politik yang mencita-citakan kemerdekaan.
 
== Kongres SI ==