'''Adipati Orang Franka''' atau lengkapnya '''Adipati dan Pangeran Orang Franka''' ({{lang-lat|Dux et Princeps Francorum}}) adalah gelar yang pernah disandang oleh para pemangku tiga jabatan yang berbeda. Yang pertama adalah jabatan [[pembesar istana]] ({{lang-lat|maior palatii}}) [[Raja Orang Franka|raja-raja Franka]] dari [[wangsa Meroving]]; kekuasaan pembesar istana bertambah besar seiring menurunnya kekuasaan raja-raja Meroving. Yang kedua adalah jabatan orang nomor dua di bawah [[Raja PerancisPrancis|raja-raja PerancisPrancis]] terdahulu; sebagai gelar orang nomor dua di Kerajaan PerancisPrancis, gelar ini kadang-kadang diubah menjadi '''Adipati PerancisPrancis''' ({{lang-lat|Dux Franciae}}); Adipati PerancisPrancis yang terakhir, [[Hugues Capet|Hugo Kapet]], naik takhta menjadi Raja PerancisPrancis pada 987. Yang ketiga adalah jabatan penguasa daerah-daerah permukiman orang Franka di [[Francia Timur|Jerman]], yakni wilayah yang disebut [[kadipaten suku|Kadipaten Kesukuan]] [[Kadipaten Franken|Franken]].
Dalam gelar ini, kata "adipati" ({{lang-lat|dux}}, pemimpin) bermakna senapati atau panglima perang; kata "pangeran" ({{lang-lat|princeps}}, penghulu, pemuka, atau orang nomor satu), baik jika digunakan bersama atau tanpa gelar "adipati", mendekati makna penguasa berdaulat atau kedaulatan raja-raja; sementara frasa "orang Franka" ({{lang-lat|Francorum}}, kepunyaan orang-orang Franka) dapat saja mengacu pada suku Franka atau penduduk [[Negeri Franka]] ({{lang-lat|Francia}}), yakni negeri yang namanya berasal dari nama [[suku Franka]] ({{lang-lat|Franci}}).
== ''Dux Franciae'' ==
Selembar piagam dari masa pemerintahan [[Odo dari PerancisPrancis|Raja Odo]] (888–898) bagi gedung gereja [[Saint-Aignan d'Orléans]], yang memuat nama [[Robert IV dari Worms|Robert Si Perkasa]] dengan gelar ''Dux Francorum'', adalah naskah palsu buatan abad ke-17.{{sfn|Bautier|1961|p=143}}
Antara 936 sampai 943, gelar ''Dux Francorum'' dihidupkan kembali atas permintaan [[Hugues yang Agung|Hugo Agung]], pembesar yang paling berkuasa di PerancisPrancis. [[Louis IV dari PerancisPrancis|Raja Louis IV]] mengeluarkan selembar piagam pada 936 yang menyebut nama Hugo Agung dengan gelar ''Dux Francorum'', dan selembar piagam yang dikeluarkan oleh Hugo Agung sendiri pada 937 juga menyebut namanya dengan gelar ini. Meskipun demikian, gelar ini tidak terlalu istimewa, karena gelar "bupati" ({{lang-lat|comes}}, {{lang-fr|comte}}) juga tetap ia sandang.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}} Dalam salah satu piagam yang dikeluarkannya, Raja Louis memaklumkan bahwa Hugo Agung adalah penguasa nomor dua sesudah dirinya atas seluruh wilayah kerajaannya.{{sfn|Dunbabin|2000|p=47: ''est in omnibus regnis nostris secundus a nobis''}} Tidak semua orang beranggapan bahwa gelar ''Dux Francorum'' adalah gelar istimewa bagi orang kedua yang paling berkuasa di Kerajaan PerancisPrancis. Menurut [[Flodoard dari Reims]], Raja Louis hanya sekadar "mempercayakan pemerintahan atas Kadipaten PerancisPrancis"{{sfn|Ganshof|1972|p=15: ''rex ei ducatum Franciae delegavit''}} kepada Hugo Agung pada 943 sebagai ganjaran atas jasanya memulangkan Sang Raja dari pembuangan. Wilayah Kadipaten PerancisPrancis atau [[Francia|Kadipaten Negeri Franka]] ({{lang-lat|Ducatus Franciae}}) meliputi kawasan di antara [[Sungai Loire]] dan [[Sungai Seine]], yakni bekas wilayah Kerajaan [[Neustria]].{{sfn|Dunbabin|2000|p=47}} Berdasarkan pendapat yang sezaman dengan masa hidup Hugo Agung ini, gelar ''Dux Francorum'' dinilai sebanding dengan gelar para Adipati Aquitania, yakni ''Dux Aquitanorum'', yang mengabaikan rujukan pada nama daerah (dari Aquitania) dan lebih menonjolkan rujukan pada nama suku penghuni daerah yang bersangkutan (orang Aquitani).{{sfn|Wolfram|1971|p=46}} Dengan demikian, gelar "Adipati Orang Franka" menjadi gelar kebanggaan para [[mancanegara|bupati mancanegara]] ({{lang-fr|marquis}}) dari [[wangsa Robert]] yang memerintah atas [[wilayah perbatasan Neustria|Mancanegara Neustria]] sejak 943.{{sfn|Dunbabin|2000|pp=66–68, bagan evolusi Neustria lama menjadi Kadipaten Negeri Franka.}} Walther Kienast berpendapat bahwa gelar ini dimanfaatkan Hugo Agung untuk mengait-ngaitkan dirinya dengan para tokoh yang pernah menyandang gelar ''Dux Francorum'', yakni Pipin II dan Karel Martel, serta untuk mendongkrak kewibawaannya di Kadipaten Negeri Franka yang jarang ia urusi karena lebih sering berada di istana kerajaan.{{sfn|Dunbabin|2000|p=68}}
Hugo Agung wafat pada 956 dan digantikan oleh putranya, [[Hugues Capet|Hugo Kapet]]. Pada 960, menurut keterangan Flodoard, "raja <nowiki>[</nowiki>[[Lothair dari PerancisPrancis|Lothair]]<nowiki>]</nowiki> mengangkat Hugo [Kapet] menjadi adipati, dan mengaruniakan [[Daftar Comte Poitiers|Kabupaten Poitou]] sebagai tambahan atas daerah pertuanan yang dulu dikuasai ayahnya."{{sfn|Ganshof|1972|p=15: ''Hugonem rex ducem constituit, addito illi pago Pictavensi ad terram quam pater eius tenuerat. . .''}} Piagam pertama terbitan Hugo Kapet yang memuat namanya beserta gelar adipati, adalah selembar piagam bertarikh 966 M; sementara piagam pertama dari Kerajaan PerancisPrancis yang memuat nama Hugo Kapet beserta gelar ini, bertarikh 974 M.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}} Putra Raja Lothair, [[Louis V dari PerancisPrancis|Louis V]], yang sebelumnya sudah menyandang gelar [[Raja Aquitania|Raja Orang Aquitani]], mengakui Hugo Kapet sebagai Adipati Orang Franka dalam selembar piagam bertarikh 979 M.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}} Gelar ini tak lagi disandang dan [[wilayah perbatasan Neustria|Mancanegara Neustria]] tidak lagi menjadi suatu daerah berpemerintahan setelah Hugo Kapet naik takhta menjadi Raja PerancisPrancis pada 987.{{sfn|Fanning|1995|p=1250}}{{sfn|Glenn|2001|pp=1069–70}} Akan tetapi para pejabat dan pembesar bawahan ({{lang-lat|fideles}}) Kadipaten Negeri Franka menjadi orang-orang terdekat Raja PerancisPrancis semenjak 987. Meskipun luas [[Tanah mahkota|tanah pertuanan raja]] semakin bertambah dengan naiknya Hugo Kapet menjadi Raja PerancisPrancis, kewenangan bertindak yang dimiliki raja justru semakin terbatasi secara geografis sehingga hanya berlaku atas Kadipaten Negeri Franka saja.{{sfn|Dunbabin|2000|pp=137–40}}
Para sejarawan modern telah mengajukan dua macam tafsiran perihal penggunaan gelar ''Dux Francorum'' pada abad ke-10. Jan Dhondt dan Walther Kienast berpendapat bahwa gelar ini adalah bentuk pengakuan dari kerajaan terhadap kekuasaan wangsa Robert atas wilayah Kadipaten Negeri Franka ({{lang-lat|Ducatus Francia}}), yakni bekas wilayah Kerajaan Neustria. Dengan demikian, gelar ini pada hakikatnya bersifat kewilayahan, menyiratkan kekuasaan Hugo Agung yang sesungguhnya, dan merupakan suatu anugerah (sah) dari kerajaan.{{sfn|Ganshof|1972|pp=15–16}} Di lain pihak, [[Ferdinand Lot]] berpendapat bahwa gelar ini bertaraf gelar seorang raja muda, sehingga pada teorinya menunjukkan wewenang Hugo Agung atas seluruh wilayah Kerajaan PerancisPrancis, dan pada kenyataannya menunjukkan kewenangan Hugo Agung selaku pemegang kekuasaan tertinggi kedua sesudah Raja PerancisPrancis.{{sfn|Ganshof|1972|pp=16}}
== ''Dux Francorum Orientalium'' ==
[[Kategori:Gelar]]
[[Kategori:PerancisPrancis abad ke-10]]
[[Kategori:Kekaisaran Karoling]]
[[Kategori:Wangsa Karoling]]
|