Gunung Penanggungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k nampak --> tampak, nampaknya --> tampaknya
k Mitos Gunung Penanggungan
Baris 19:
 
Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan [[Gunung Arjuno]] dan [[Gunung Welirang]] yang jauh lebih besar. Meskipun kecil, gunung ini memiliki keunikan dari sisi kesejarahan, oleh karena di sekujur permukaannya, mulai dari kaki sampai mendekati puncak, dipenuhi banyak situs kepurbakalaan yang dibangun pada periode Hindu-Buddha dalam sejarah Indonesia.
 
Gunung Penanggungan dipandang sebagai gunung keramat, suci, dan merupakaan jelmaan Mahameru, gunungnya para dewa. Hal tersebut juga terkait dengan tata letak Gunung Penanggungan yang unik. Dalam kitab ''Tantu Panggelaran'' Saka 1557 atau 1635 M, konon dinyatakan bahwa para dewa sepakat untuk menyetujui bahwa manusia dapat berkembang di Pulau Jawa, namun pulau itu tidak stabil, selalu berguncang diterpa ombak lautan. Lalu untuk menstabilkan kondisi Pulau Jawa, para dewa memindahkan Gunung Mahameru dari Jambhudwipa ke Jawadwipa. Dalam perjalanan kepindahan tersebut, sebagian Mahameru ada yang rontok berjatuhan, maka menjelmalah gunung-gemunung yang ada di Pulau Jawa dari barat ke timur. Bagian terbesarnya jatuh menjelma menjadi Gunung Semeru, sedang puncak Mahameru dihempaskan oleh para dewa menjadi Pawitra yang sekarang disebut Gunung Penanggungan. Oleh karena itu, Pawitra menjadi gunung yang keramat dalam pemikiran Jawa masa Hindu-Buddha, karena puncak Mahameru yang dipindahkan ke Jawa.<ref>Dewan Kesenian Jawa Timur, ''Penanggungan: Warisan Leluhur yang Tersimpan,'' Surabaya: DKJT, 2018, 6.</ref>
 
== Geologi dan morfologi ==