Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 32:
Budaya mengkonsumsi teh yang sudah dilakukan di Cina dan Jepang ternyata menjadi buah bibir di Eropa. Kelompok [[kafilah]] bahkan mendengar bagaimana orang-orang mengkonsumsi teh, dan mendapatkan informasi yang samar, lucunya mereka mendengar bahwa teh diseduh, digarami, diberi mentega dan kemudian dimakan. Orang Eropa yang secara personal menemukan teh dan kemudian menulis tentangnya adalah [[Jesuit Father Jasper de Cruz]] pada tahun 1560.
 
[[Portugis]] menjalin hubungan dagang dengan [[Cina]], mengembangkan jalur dagang dengan mengkapalkan teh ke [[Lisbon]] dan kemudian kapal-kapal Belanda berangkat ke PerancisPrancis, Negeri Belanda dan [[baltik]], teh kemudian semakin populer ke belahan dunia barat.
 
Teh singgah di Eropa pada zaman Elizabeth I, dan kemudian tren dalam kerajaan Belanda. Teh menjadi minuman yang mahal pada waktu itu (lebih dari $100 per pound-nya), sehingga para pedagang teh mendapatkan kemakmuran darinya. Masyarakat Belanda sangat menggemari teh, dan konsumsi teh pun meningkat pesat, meskipun demikian banyak yang mempertanyakan manfaat teh, dan berbagai dampak negatif lainnya. Apapun itu, masyarakat pada umunya tidak lagi mempermasalahkan/terpengaruh dan kembali menikmati minuman teh ini. Teh menjadi bagian dari masyarakat di Eropa, dan ragam kombinasi konsumsi teh pun dicoba, seperti mencampurkan teh dengan susu. Pada masa itupun layanan teh disajikan pertama kali di restoran. Kedai minuman pun memberikan perkakas teh portabel lengkap disertai alat pemanasnya.
 
Teh pun sangat populer di [[PerancisPrancis]], tetapi tidak berlangsung lama (kurang lebih lima belas tahun), dan kemudian digantikan popularitasnya dengan minuman yang memiliki daya tarik yang lebih kuat seperti [[anggur]], [[kopi]], dan [[cokelat]].
 
=== Teh di Amerika dan Inggris ===
Baris 75:
Aksara [[hanzi]] untuk teh adalah 茶, tetapi diucapkan berbeda-beda dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa. Penutur [[bahasa Hokkien]] asal [[Xiamen]] menyebutnya sebagai ''te'', sedangkan penutur bahasa Kantonis di [[Guangzhou]] dan [[Hong Kong]] menyebutnya sebagai ''cha''. Penutur dialek Wu di [[Shanghai]] dan sekitarnya menyebutnya sebagai ''zoo''.
 
Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan ''te'' menurut [[bahasa Hokkien]]: [[bahasa Afrikaans]] (''tee''), [[bahasa Armenia]], [[bahasa Katalan]] (''te''), [[bahasa Denmark]] (''te''), [[bahasa Belanda]] (''thee''), [[bahasa Inggris]] (''tea''), [[bahasa Esperanto]] (''teo''), [[bahasa Estonia]] (''tee''), [[bahasa Faroe]] (''te''), [[bahasa Finlandia]] (''tee''), [[bahasa PerancisPrancis]] (''thé''), [[bahasa Frisia]] (''tee''), [[bahasa Galicia]] (''té''), [[bahasa Jerman]] (''Tee''), [[bahasa Ibrani]] (תה, /te/ or /tei/), [[bahasa Hongaria]] (''tea''), [[bahasa Islandia]] (''te''), [[bahasa Irlandia]] (''tae''), [[bahasa Italia]] (''tè''), [[bahasa Latin]] (''thea''), [[bahasa Latvia]] (''tēja''), [[bahasa Melayu]] (''teh''), [[bahasa Norwegia]] (''te''), [[bahasa Polandia]] (''herbata'' dari [[bahasa Latin]] ''herba thea''), [[bahasa Gaelik-Skotlandia]] (''tì'', ''teatha''), [[bahasa Sinhala]], [[bahasa Spanyol]] (''té''), [[bahasa Swedia]] (''te''), [[bahasa Tamil]] (''thè''), [[bahasa Wales]] (''te''), and [[bahasa Yiddish]] (טיי, /tei/).
 
Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan ''cha'' atau ''chai'':