Tuberkulosis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
||
Baris 133:
Basilus yang menyebabkan tuberkulosis, “Mycobacterium tuberculosis,” diidentifikasi dan dijelaskan pada 24 Maret 1882 oleh [[Robert Koch]]. Dia menerima [[Hadiah Nobel bidang fisiologi atau kedokteran]] pada 1905 atas penemuan ini.<ref>[[Nobel Foundation]]. [http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905.] Accessed 7 October 2006.</ref> Koch tidak percaya bahwa penyakit tuberkulosis pada sapi (ternak) dan manusia adalah penyakit yang serupa. Keyakinan ini menunda pengakuan bahwa susu yang terinfeksi menjadi sumber infeksi. Kemudian, risiko penularan dari sumber ini sangat jauh berkurang karena penemuan proses [[pasteurisasi]]. Koch mengumumkan ekstrak [[gliserin]] dari basil tuberkulosis sebagai "obat" untuk tuberkulosis pada 1890. Dia menamakannya “tuberkulin.” Meskipun “tuberkulin” tidak efektif, tuberkulin diadaptasi sebagai tes penapisan untuk mengetahui adanya tuberkulosis prasimtomatik.<ref>{{cite journal|author=Waddington K |title=To stamp out "So Terrible a Malady": bovine tuberculosis and tuberculin testing in Britain, 1890–1939 |journal=Med Hist |volume=48 |issue=1 |pages=29–48 |year=2004 |month=January |pmid=14968644 |pmc=546294 }}</ref>
[[Albert Calmette]] dan [[Camille Guérin]] menerima kesuksesan pertama dalam imunisasi anti tuberkulosis pada 1906. Mereka menggunakan tuberkulosis galur bovin di-atenuasi, dan vaksin tersebut dinamakan BCG ([[Bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette dan Guérin]]). Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada 1921 di [[
Tuberkulosis menimbulkan kekhawatiran masyarakat pada abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sebagai penyakit [[endemik (epidemiologi)|endemik]] masyarakat miskin di perkotaan. Pada 1815, satu di antara empat kematian di Inggris disebabkan oleh "konsumsi." Pada 1918, satu di antara enam kematian di
Di Eropa, angka tuberkulosis mulai meningkat pada awal 1600-an. Angka kasus TB mencapai puncak tertingginya di Eropa pada 1800-an ketika penyakit ini menyebabkan hampir 25% dari keseluruhan kasus kematian.<ref>{{cite book|last=Bloom|first=editor, Barry R.|title=Tuberculosis : pathogenesis, protection, and control|year=1994|publisher=ASM Press|location=Washington, D.C.|isbn=978-1-55581-072-6}}</ref> Angka kematian kemudian menurun hingga hampir mencapai 90% pada 1950-an.<ref>{{cite book|last=Persson|first=Sheryl|title=Smallpox, Syphilis and Salvation: Medical Breakthroughs That Changed the World|year=2010|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=978-1-4587-6712-7|pages=141|url=http://books.google.ca/books?id=-W7ch1d6JOoC&pg=PA141}}</ref> Peningkatan kesehatan masyarakat secara signifikan mengurangi angka tuberkulosis bahkan sebelum [[streptomisin]] dan antibiotik lainnya digunakan. Namun, penyakit tersebut masih merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat. Ketika [[Medical Research Council (UK)|Konsil Penelitian Medis]] dibentuk di Inggris pada 1913, fokus awalnya adalah penelitian tuberkulosis.<ref>{{cite book|last=editor|first=Caroline Hannaway,|title=Biomedicine in the twentieth century: practices, policies, and politics|year=2008|publisher=IOS Press|location=Amsterdam|isbn=978-1-58603-832-8|pages=233|url=http://books.google.ca/books?id=o5HBxyg5APIC&pg=PA233}}</ref>
|