Post Kolonial dan Wisata Sejarah dalam Sajak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 33:
''{{BASEPAGENAME}}'' dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, terdapat dua puluh satu sajak yang menuturkan tentang perjalanan sejarah [[Indonesia]] sejak era [[kolonoialisme]] yang ditandai dengan berlabuhnya kapal–kapal asing ke [[Nusantara]] sampai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Salah satu sajak yang menarik pada bagian pertama ini adalah ''Kami hanya menonton: Pengakuan si Midun, si Amat, dan si Inah''. Puisi tersebut mampu menggambarkan perjalanan sejarah rakyat Indonesia dari zaman penjajahan [[Belanda]], penjajahan [[Jepang]], perjuangan untuk kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga era sekarang yang diwarnai dengan korupsi dan ketidakpastian hukum.
 
Pada bagian ke-dua, sembilan puluh enam sajak, Zeffry mencoba membeberkan fakta-fakta sejarah dunia sejak zaman nabi [[Isa]] hadir di bumi, [[Revolusi PerancisPrancis]], penjatuhan bom atom di [[Jepang]] yang mengubah sejarah [[Perang Pasifik]] sampai dengan ''chaos'' atas nama demokrasi yang terjadi di [[Tunisia]], [[Mesir]], dan [[Libya]] pada tahun [[2011]]. Dalam setiap puisi di bagian ini, Zeffry mengkritisi penggalan peristiwa sejarah yang menjadi ''icon'' pada masing-masing zaman dengan tulisan satir dan terkadang ironis.
 
Gaya penulisan yang digunakan oleh Zeffry lebih kepada aliran realis dibanding surealis. Zeffry memilih menuliskan ide-idenya dalam bentuk sajak lugas, tajam dan langsung ke esensi pesan yang ingin disampaikan daripada menghadirkan multitafsir bagi pembaca dengan bahasa yang menerawang atau bahkan menjebak pembaca dalam ketidakjelasan makna.