Skadron Udara 8: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
||
Baris 36:
Skadron Udara 8 berdiri seiring dibentuknya Wing Operasi 004 (Wingops 004) yang membawahi Skadron 6 dengan pesawat [[Mil Mi-4|Mi-4]] dan [[Skadron Udara 7]] pesawat [[Mil Mi-4|Mi-4]] dan [[SM-1]]. sedangkan Skadron 8 pertama kali menggunakan pesawat jenis [[Mil Mi-6|Mi-6]] buatan USSR (Soviet). Pesawat [[Helikopter]] angkut berat dengan kemampuan muat barang seberat 12.000 kg, dengan rekor muat barang mencapai 20.117 kg dan mempunyai 120 tempat duduk terpasang serta memiliki kecepatan jelajah 250 km/jam dengan jumlah awak lima orang. Helikopter [[Mil Mi-6|Mi-6]] datang ke [[Indonesia]] tahun 1960-an diangkut menggunakan kapal laut dan berlabuh di [[Pelabuhan Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]] dalam bentuk tidak utuh. Dari Tanjung Priok diangkut ke Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Cililitan ([[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Lanud Halim Perdanakusuma]]) untuk dirakit ulang dan siap diterbangkan yang dipimpin oleh Kapten Udara Atang Sendjaja. Seiring dengan waktu dan penggunaan jam terbang serta kesulitan pengadaan suku cadang, maka semua jenis pesawat helikopter buatan Eropa Timur, akhirnya lumpuh tidak dapat dioperasikan lagi yang berujung dengan dibekukannya Skadron Udara 8.<ref>[http://skadron-uadara-8.blogspot.in/ "Sejarah Singkat Skadron Udara 8"]</ref>
Pada Mei 1978 TNI AU merealisasikan pengadaan pesawat [[NAS 332|SA-330 Puma]] buatan [[
== Pengembangan Fasilitas ==
|