Maimun Zubair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Wowmizan (bicara | kontrib)
Baris 88:
}}
 
'''[[Kyai]] [[Haji]] Maimun Zubair''' ({{lahirmati|[[Rembang]], [[Jawa Tengah]]|28|10|1928}}) adalah seorang ulama dan politikuskharismatik, saat ini ia merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar [[Sarang, Rembang|Sarang]], [[Rembang]] dan menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah [[Partai Persatuan Pembangunan]]. Ia pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelahjuga berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun. Tapi rupanya tenaga dan pikiran ia masih dibutuhkan oleh negara sehingga ia diangkatpernah menjadi anggota [[MPR RI]] utusan Jateng selama tiga periode.
 
Beliau adalah putra pertama dari KH. ZUBAIR DAHLAN, seorang ulama alim yang juga merupakan murid dari Ulama besar dari Kota Makkah yaitu Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
 
Dari ayahnya, beliau meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya beliau meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan. Namun dalam pribadi Mbah Moen, semua itu tersinergi secara padan dan seimbang.
 
Kerasnya kehidupan pesisir tidak membuat sikapnya ikut mengeras. Beliau adalah gambaran dari pribadi yang santun dan matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau yang hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri.
 
'''Riwayat Pendidikan'''
 
Sejak kecil, Beliau mendapat gemblengan langsung dari ayahandanya sendiri dengan berbagai ilmu agama seperti Nahwu, Shorof, Fiqih, Balaghoh, serta ilmu-ilmu agama yang lain. Dengan didikan ayahandanya secara langsung itulah yang menjadikan Beliau tumbuh menjadi seorang yang alim di usianya yang masih remaja, Bahkan beliau sudah hafal beberapa kitab diantaranya kitab Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, dan lain-lain
 
Menginjak remaja Beliau kemudian melanjutkan pendidikan agamanya ke pondok pesantren Lirboyo Kediri yang pada saat itu diasuh oleh KH. Mahrus Aly dan KH. Marzuky.
 
Ketika menginjak usia 21 tahun, Kyai Maimun bersama Kyai Ahmad bin Syuaib dan putra-putranya berangkat ke Makkah Almukarromah dengan biaya ditanggung oleh Kyai Ahmad bin Syuaib. Di sanalah Beliau dan KH. Abdur Rohim bin Ahmad tinggal dan belajar di bawah bimbingan para ulama Haramain. Selama kurang lebih 2 tahun berkutat dengan ilmu-ilmu agama didalam bimbingan Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani dan masih banyak lagi.
 
Sekembalinya dari Tanah suci, beliau dengan semangat masih menimba ilmu dan memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada ulama-ulama besar tanah air seperti seperti KH. Baidlowi Lasem (mertua beliau), KH. Ma’shum Lasem, KH. Ali Ma’shum Krapyak Jogjakarta, KH. Bisri Musthofa, Rembang, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas, Buntet Cirebon, Sayikh Ihsan, Jampes Kediri dan juga KH. Abul Fadhol, Senori.
 
'''Berkhidmat pada agama'''
 
Pada tahun 1965 beliau mengabdikan diri berkhidmat pada ilmu-ilmu agama. Hal itu diiringi dengan berdirinya Pondok Pesantren yang berada di sisi kediaman beliau. Pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang ada di Sarang.
 
Dari sinilah Pondok Pesantren Al Anwar mulai membuka kesempatan bagi para calon santri dari seluruh kepulauan di Nusantara untuk menimba ilmu langsung dengan beliau. Hingga kini telah ribuan santri yang lulus. Diantara mereka telah ada yang menjadi tokoh-tokoh besar di berbagai sektor di negeri ini.
 
Kemudian sekitar tahun 2008 beliau kembali mengibarkan sayapnya dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang kemudian oleh beliau dipasrahkan kepada putranya KH. Ubab Maimun
 
'''Istri dan Putra-putri Mbah Maimoen'''
 
KH. Maimoen Zubair mempunyai 2 istri, yang pertama yaitu Hj. Fahimah putri KH. Baidhowi Lasem, dari sini beliau dikaruniai 7 anak, empat diantaranya meninggal pada waktu masih kecil. Sedangkan 3 yang lainnya yaitu :
 
# KH Abdullah Ubab
# KH Muhammad Najih
# Neng Shobihah
 
Setelah istri pertama meninggal beliau memutuskan untuk menikah lagi, kali ini beliau memperistri Nyai Masthi'ah Putri KH. Idris asal cepu Blora. Dan dari sini beliau dikaruniai 6 anak putra, dan 2 anak putri.
 
Berikut putra-putri Beliau dari Ibu Masthi`ah :
 
# KH Majid Kamil
# Gus Ghofur
# Gus Ro'uf
# Gus Wafi
# Gus Yasin
# Gus Idror
# Neng Shobihah (meninggal)
# Neng Rodhiyah
 
== Pranala luar ==
Baris 96 ⟶ 141:
* {{id}} [http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/04/cuma-jokowi-yang-diizinkan-salat-di-kamar-maimun-zubair Cuma Jokowi Yang Diizinkan di Kamar Maimun Zubair]
* {{id}} [http://www.merdeka.com/politik/sekjen-ppp-fatwa-kh-maimun-zubair-partai-tetap-di-prabowo.html Sekjen PPP: Fatwa KH Maimun Zubair, Partai Tetap di Prabowo]
*http://kholil-putratunggal.blogspot.com/2016/12/biografi-kh-maimoen-zubair-sarang.html
*<nowiki>http://ppalanwar.com/index.php/news/9/32/.html</nowiki>
*<nowiki>http://oasemuslim.com/siapa-sebenarnya-kh-maimun-zubair/</nowiki>
 
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}