=== Negara-negara lain ===
[[Berkas:Lee Kuan Yew.jpg|jmpl|190px|kiri|Mantan [[Perdana Menteri Singapura]] [[Lee Kuan Yew]] mengunjungi [[Amerika Serikat]] pada tahun 2002.]]
[[Singapura]] disebut-sebut menjalanimelakukan periodehal yang serupa.<ref name="TCD3" /> Pada 1983, [[Perdana Menteri Singapura]] saat itu, [[Lee Kuan Yew]] menuai 'Debat Pernikahan Besar' saat ia mendorong pria Singapura untuk memilih wanita berpendidikan tinggi sebagai istri.<ref>{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=136}}</ref> Ia menyoroti bahwa sejumlah besar wanita lulusan belum menikah.<ref name="Lee 2000 140">{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=140}}</ref> Beberapa bagian dari populasi, termasuk wanita lulusan, dirancang oleh pandangannya.<ref name="Lee 2000 140"/> Selain itu, agensi mak comblang [[Social Development Unit]] (SDU)<ref>{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=138}}</ref> dihimpun untuk mempromosikan sosialisasi di kalangan lulusan wanita dan pria.<ref name="natgeojan10">{{Cite news|url=http://ngm.nationalgeographic.com/2010/01/singapore/jacobson-text|title=The Singapore Solution|last=Jacobson|first=Mark|date=January 2010|work=[[National Geographic Magazine]]|accessdate=26 December 2009}}</ref> Dalam Graduate Mothers Scheme (Skema Ibu-ibu Lulusan), Lee juga mengenalkan insentif-insentif seperti [[rebat pajak]], penyekolahan, dan prioritas perubahan bagi ibu-ibu lulusan yang memiliki tiga atau empat anak, dalam pemulihan kampanye keluarga berencana 'Stop-at-Two' (Berhenti di Dua [Anak]) yang melampaui kesuksesan pada 1960an dan 1970an. Pada akhir 1990an, tingkat kelahiran jatuh menjadi lambat saat penerus Lee [[Goh Chok Tong]] menarik insektif-insektif tersebut kepada seluruh wanita yang berumah tangga, dan memberikan insektif-insiektif lebih, seperti skema 'baby bonus' (bayi tambahan).<ref name="natgeojan10"/> Lee mereafirmasi posisi kontroversialnya dalam memoir pribadinya, ''[[Lee Kuan Yew#Memoir|From Third World to First]]'', "beberapa wanita Singapura yang sangat terdidik tak menikah dan memiliki anak."<ref name="TCD3" />
KajianDalam kajian PBB tahun 2012 yang dikutip oleh ''People's Daily'' dari Tiongkok mengabarkan bahwa di [[Britania Raya]] 74 persen dan di Jepang 70 persen dari seluruh wanita antara 25 dan 29 tahun adalah lajang.<ref name="PD" /> Sebuah fitur serupa dalam ''People's Daily'' berfokus pada tanggapan terhadap konsep sheng nu dari para [[warganet]] di luar Tiongkok, terutama di Asia, secara khusus Korea, Jepang, dan [[India]].<ref name="PD" /> Seorang warganet Jepang menyatakan bahwa pada 1980an, istilah "[[kue Natal#Jepang|kue Natal]]" umum dipakai untuk menyebut wanita yang belum menikah dan berada di luar rata-rata usia wanita menikah nasional.<ref name="PD" /> Rujuan sebenarnya kepada kue Natal adalah pernyataan, "siapa yang ingin kue Natal setelah 25 Desember".<ref name="PD" /> Kontributor lainnya menulis, "kelas wanita usia 27+ independen berpendidikan tinggi yang memilih untuk menjalani kehidupan yang lebih bebas dan memakai bakat/keterampilan mereka untuk pemakaian baik dalam masyarakat" juga terjadi di India.<ref name="PD" /> "Orang harus membuat pilihan mereka sendiri dan harus singkatnya menolak yang label-label lain dan mewujudkan kebahagiaan," katanya lebih lanjut.<ref name="PD" /> Selain itu, bagi pria di Jepang, istilah [[pria herbivora]] dipakai untuk menyebut pria yang tak berniat untuk menikah atau menemukan pacar.<ref>{{cite news|title=After the end of the world|work=[[San Francisco Chronicle]]|date=2011-03-23|url=http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/g/a/2011/03/23/apop032311.DTL&ao=2|accessdate=2015-12-20|first=Jeff|last=Yang}}</ref><ref>{{cite news|title=Japan's 'grass eaters' turn their backs on macho ways|work=[[the Guardian]]|date=2009-12-27|url=https://www.theguardian.com/world/2009/dec/27/japan-grass-eaters-salaryman-macho|accessdate=2015-12-20|first=Justin|last=McCurry}}</ref>
''The China Daily'' mengeluarkan sebuah pertanyaan, "Apakah 'wanita sisa' adalah fenomena khas Tiongkok?" pada kolom opini mereka.<ref name="TCD4">{{cite news|url=http://www.chinadaily.com.cn/opinion/2015-02/16/content_19600757_4.htm|title=Are 'leftover women' a unique Chinese phenomenon?|publisher=''[[The China Daily]]''|date=16 February 2015|accessdate=2015-03-12}}</ref> Para pembaca mengutip pengalaman-pengalaman mereka sendiri yang secara universal menyatakan bahwa mereka juga merasakan tekanan masyarakat dan keluarga pada usia 30an dan 40an tahun untuk menikah.<ref name="TCD4" /> Yong Cai yang mengkaji ketidakseimbangan gender Tiongkok di [[University of North Carolina]] menyatakan, "Fenomena 'sheng nu' mirip dengan tren-tren yang kami lihat di seluruh dunia, di negara-negara yang terbentang dari Amerika Serikat sampai Jepang dimana pendidikan tinggi dan peningkatan pekerjaan memberikan wanita otonomi lebih".<ref name=ATL /> Cai mengutip kajian-kajian yang menunjukkan bahwa wanita sekarang mematahkan tradisi "mandat perkawinan" untuk memiliki sedikit anak atau menikah pada usia berikutnya.<ref name=ATL />
Istilah serupa lainnya yang masih dipakai pada zaman modern di negara-negara dan budaya-budaya lain yang menunjukkan konsep tersebut telah berdiri dalam beberapa kasusada semenjak abad ke-16. Istilah ''spinster''/ ([[perawan tua]]) dipakai untuk menyebut wanita lajang atau belum menikah dari [[usia pernikahan]].<ref>{{cite web|url=http://machaut.uchicago.edu/?action=search&word=spinster&resource=Webster%27s&quicksearch=on|title=Spinster|publisher=[[Merriam-Webster]]'s Revised Unabridged Dictionary (1913 + 1828)|accessdate=29 March 2013}}</ref> Ini terjadi sampai 2004 saat [[Civil Partnership Act]] mengganti kata ''spinster'' dengan "''single''" (lajang) dalam bagian sejarah hubungan sertifikasi pernikahan di Britania Raya.<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/4141996.stm|title=R.I.P Bachelors and Spinsters|publisher=''[[BBC]]''|date=14 September 2004|accessdate=2015-07-11}}</ref> Kemudian, pada puncak [[Revolusi Industri]], istilah ''surplus women''/[[wanita surplus]] dipakai untuk menyebut keberadaan wanita yang belum menikah di Britania.<ref>{{cite news|url=http://www.dailymail.co.uk/femail/article-481882/Condemned-virgins-The-million-women-robbed-war.html|title=Condemned to be virgins: The two million women robbed by the war|last=Cable|first=Amanda|date=15 September 2007|work=[[Mail Online]]|accessdate=29 March 2013}}</ref>
[[Catherinette]] adalah sebuah label [[Prancis]] tradisional bagi wanita berusia 25 tahun atau lebih yang masih belum menikah dalam Perayaan Santa [[Katarina dari Aleksandria]] pada 25 November.<ref name="OTDIF">{{cite web|url=http://onthisdayinfashion.com/?p=8171|title=Happy St. Catherine's Day, Patron Saint of Milliners!|last=Basye|first=Ali|date=25 November 2010|publisher=On This Day In Fashion|accessdate=29 March 2013}}</ref> [[Idiom]] Prancis, "untuk menata rambut St. Katarina," yang artinya "untuk mempertahankan seorang pelayan tua" juga dikaitkan dengan tradisi ini.<ref name="OTDIF" />
|