Grebeg Sudiro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
Ibra Bintang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1:
'''Grebeg Sudiro''' adalah suatu perayaan perpaduan dari masyarakat [[Tionghoa]]-[[Jawa]]. Kata ''grebeg'' sendiri merupakan tradisi khas jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti: ''Mulud'' (kelahiran Nabi Muhammad), ''Syawal'' (lebaran), ''Idul Adha'', ''Suro'' (Tahun Baru Jawa). Puncak perayaan ini ialah saat perebutan hasil bumi, makanan, dll yang disusun membentuk gunung. Tradisi ''rebutan'' didasari oleh falsafah Jawa ''ora babah ora mamah'' yang artinya, jika tidak berusaha tidak makan. Sedangkan, bentuk ''gunung'' memiliki maksud dari masyarakat jawa atas rasa syukur pada sang pencipta.
 
Dalam ''grebeg sudiro'' gunungan disusun dari ribuan kue keranjang, kue khas orang tionghoa saat menyambut [[imlek]]. Gunungan ini diarak disekitar kawasan [[Sudiroprajan]], diikuti pawai dari kesenian [[Tionghoa]] dan [[Jawa]]. Dari kesenian [[barongsai]], atraksi [[Reog (Ponorogo)|reog ponorogo]], tarian tradisional, pakaian tradisional, adat keraton sampai kesenian kontemporer akan digelar di sepanjang jalan kawasan ''Sudiroprajan''. Arak-arakan akan berhenti di depan [[Klenteng]] [[Tien Kok Sie]] di depan [[Pasar Gede]]. Perayaan berakhir dengan dinyalakannya lentera atau [[lampion]] berbentuk teko yang digantung di atas pintu gerbang [[Pasar Gede]], penyalaan ini juga diikuti penyalaan lampion di tempat-tempat lain.