'''Dangdut''' merupakan salah satu dari ''[[genre]]'' seni [[musik]] populer tradisional [[Indonesia]] yang khususnya memiliki unsur-unsur [[Hindustan]]i ([[India]]), [[Melayu]], dan [[Arab]]. Dangdut bercirikan dentuman [[tabla]] (alat musik perkusi [[India]]) dan [[gendang]]. Dangdut juga sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik India klasik dan [[Bollywood]].
Sejarahnya, dangdut dipengaruhi musik [[India]] melalui film-film [[Bollywood]] oleh [[Ellya Khadam]] dengan lagu "''Boneka dari India''", dan terakhir lahir sebagai Dangdutdangdut tahun 1968 dengan tokoh utama [[Rhoma Irama]]. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarangkemudian masuk pengaruh unsur-unsur musik [[India]] (terutama dari penggunaan [[tabla]]) dan [[Bangsa Arab|Arab]] (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik baratBarat yang kuat dengan masuknya penggunaan [[gitar]] listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari [[keroncong]], [[langgam]], [[degung]], [[gambus]], [[rock]], [[pop]], bahkan ''[[Musik house|house music]]''.<ref name="vv1992">{{Citation | last=Gehr | first=Richard | date=10 December 1991 | newspaper=The Village Voice | title=Dawn of Dangdut | volume=36 | page=86}}</ref>
Pengaruh India jugayang sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan daridalam gaya harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang bertema [[India]] yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer seperti [[Rhoma Irama]] dengan lagunya yang berjudul "''Terajana"'', [[Mansyur S]] dengan lagunya yang berjudul "''Khana"'', [[Ellya Khadam]] dengan lagu "''Boneka dari India"'', dlldan lain-lain.
== Asal istilahIstilah ==
Penyebutan nama "'dangdut"' merupakan [[onomatope]] dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut ''[[Kendhang|gendang'' saja]]) musik India. [[Putu Wijaya]] awalnya menyebut dalam majalah [[TEMPO|Tempo]] edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu ''Boneka dari India'' adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India.<ref name=Tempo>''Bahasa Tempo, Bahasa Kita'', Tempo, edisi 7-13 Maret 2011. Penerbit PT. Tempo Inti Media, Tbk. Jakarta.</ref> Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.<ref name=Tempo/>
== Pengaruh dan perkembanganPerkembangan ==
[[Berkas:Dangdut Silaturahmi Ramadhan Plaza Surabaya.JPG|jmpl|250px|Sebuah pertunjukan musik dangdut modern di Plaza Surabaya.]]
=== QasidahKasidah masuk ke Nusantara tahun 635 - 1600 ===
[[Qasidah|Kasidah]] masuk ke Nusantara sejak [[Kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara|Agamaagama Islam dibawa para saudagar]] Arab tahun 635, kemudian juga saudagar [[Gujarat]] tahun 900 - 1200, saudagar Persia tahun 1300 - 1600 <ref>[[Islam di Indonesia]]</ref>. Nyanyian Qasidahkasidah biasanya berlangsungditampilkan di masjid, pesantren dakwah agama Islam.
=== Gambus dan migrasi orang Arab mulai tahun 1870 ===
[[Gambus]] adalah salah satu alat musik Arab seperti gitar, namun mempunyai suara rendah. Diperkirakan alat musik gambus masuk ke nusantara bersama migrasi [[Marga Arab Hadramaut]] (sekarang [[Yaman]]) dan orang [[Mesir]] mulai tahun 1870 hingga setelah 1888,<ref>Orang [[Arab-Indonesia]]</ref> yaitu setelah [[Terusan Suez]] dibuka tahun 1870, pelabuhan [[Tanjung Priok, Jakarta Utara]] dibangun tahun 1877, dan [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]] berdiri tahun 1888. Para musisi Arab sering mendendangkan [[Musikmusik Arab]] dengan iringan [[gambus]].
Pada awal abad XX penduduk [[Arab-Indonesia]] senang mendengarkan lagu gambus, dan sekitar tahun 1930, [[Syech Albar]] (ayah dari [[Ahmad Albar]]) mendirikan orkes gambus di Surabaya. Ia juga membuat rekaman piringan hitam dengan Columbia tahun 1930-an, yang laku di pasaran [[Malaysia]] dan [[Singapura]].
=== Musik Melayu Deli tahun 1940 ===
Musik Melayu Deli lahir sekitar tahun 1940 di Sumatera Utara bersama [[Husein Bawafie]] dan [[Muhammad Mashabi]], kemudian menjalar ke Batavia dengan berdirinya [[Orkesorkes Melayu]].
=== Irama Amerika Latin tahun 1950 ===
Pada tahun 1950, musik Amerika Latin masuk ke Indonesia oleh [[Xavier Cugat]] dan [[Edmundo Ros]] serta [[Perez Prado]], termasuk Trio [[Los Panchos]] atau [[Los Paraguayos]].{{cn}} Irama latin ini kemudian lekat dengan orang Indonesia. Kemudian berbagai lagu Minang juga muncul bersama [[Orkes Gumarang]], dan [[Zainal Combo]].
Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di [[Jakarta]] yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan).
[[Berkas:Prop. Tabla.jpg|jmpl|ka|225px|[[Tabla]], salah satu alat musik utama dangdut yang berasal dari [[India]].]]
Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti [[gitar akustik]], [[akordeon]], [[rebana]], [[gambus]], dan [[suling]], bahkan [[gong]]. Musik Melayu Deli awalnya tahun 1940-an lahir di daerah Deli Medan, kemudian musik melayuMelayu deliDeli ini juga berkembang di daerah lain, termasuk Jakarta. Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden [[Sukarno]] menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti [[P. Ramlee]] (dari [[Malaya]]), [[Said Effendi]] (dengan lagu ''Seroja''), [[Ellya]] (dengan gaya panggung seperti penari India, sang pencipta ''Boneka dari India''), [[Husein Bawafie]] (salah seorang penulis lagu ''Ratapan Anak Tiri''), [[Munif Bahaswan]] (pencipta ''Beban Asmara''), serta [[M. Mashabi]] (pencipta skor film "''Ratapan Anak Tiri"'' yang sangat populer pada tahun 1970-an). Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh [[Soneta Group]] pimpinan [[Rhoma Irama]]. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop [[Koes Plus]] pada masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang ramahterbuka terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti [[gitar listrik]], organ elektrik, perkusi, [[trompet]], [[saksofon]], [[obo]], dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. [[Mandolin]] juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik [[rock]] dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan [[God Bless]]. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh akhir [[dekade]] 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM [[Pancaran Sinar Petromaks]] (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayuMelayu deliDeli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM [[Pengantar Minum Racun]] (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes [[Pemuda Harapan Bangsa]] (PHB).
=== Interaksi dengan musik lain ===
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu baratBarat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik [[tarling]] dari [[Cirebon]] sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut. Musik rock, pop, disko, ''house'' bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Aliran campuran antara musik dangdut &dan rock secara tidak resmi dinamakan ''Rockdut''. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti [[jaipongan]], [[degung]], [[tarling]], [[keroncong]], [[langgam Jawa]] (dikenal sebagai suatu bentuk musik [[campur sari]] yang dinamakan ''[[congdut]]'', dengan tokohnya [[Didi Kempot]]), atau [[zapin]]. Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala [[Bollywood]] dan lagu-lagu [[musik latin|latin]]. ''Kopi Dangdut'', misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari [[Venezuela]].
== Bangunan laguLagu ==
Lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, meskipun demikian bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif. Sebagian besar lagu dangdut tersusun dari satuan delapan [[birama]] 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada beberapa lagu masa 1960-an seperti ''Burung Nuri'' dan ''Seroja''.
!Keterangan
|-
|''Intro''
|Dapat merupakan pembuka pendek sepanjang 2 - 4 birama berupa permainan instrumental atau rangkaian akord pembuka, bisa juga sebagai vokal resitatif (setengah deklamasi) yang mengungkapkan isi lagu dengan iringan akord terurai (''broken chord'') atau tanpa iringan, atau bisa juga berupa permainan seruling, kemudian masuk ke Eksposisi I atau Vokal.
|-
|''Eksposisi I'' atau Tampilan I
|Adalah sajian instrumental yang berlangsung sepanjang 4 - 8 birama, dengan instrumen suling, organ, gitar, bahkan sitar atau mandolin secara bergantian. Eksposisi adalah Tampilantampilan kelompok band, berupa aransemen kebolehan band yang disajikan secara khusus untuk memperlihatkan kebolehan. Tampilan I bisa dihilangkan kalau dari Intro langsung masuk Vokal.
|-
|''VerseBait A''
|Biasanya berupa melodi dengan nada rendah dan datar sebagai ''ungkapan pertama isi lagu'' atau ''proposta''.
|-
|''Eksposisi II'' atau Tampilan II
|Berupa sajian yang kedua instrumental kebolehan band, dan Tampilan II harus ada (tidak boleh ditiadakan) dan sebagai penghubung VerseBait A dengan VerseBait B, juga instrumental bergantian antara organ, suling, gitar, atau sitar dan mandolin.
|-
|''VerseBait B''
|Biasanya berupa melodi dengan nada tinggi dan berapi-api menjelaskan lebih lanjut isi lagu, atau juga ''riposta'' terhadap VerseBait A. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.
|-
|''Eksposisi II'' atau Tampilan II
|Diulang lagi, berupa sajian yang ketiga instrumental kebolehan band, dan Tampilan II harus ada (tidak boleh ditiadakan) dan sebagai penghubung VerseBait A dengan VerseBait B, juga instrumental bergantian antara organ, suling, gitar, atau sitar dan mandolin.
|-
|''VerseBait B''
|Mengulang dari VerseBait B sebelumnya, isinya sama persis dengan VerseBait B sebelumnya.
|-
|''VerseBait A''
|Disajikan sekali lagi untuk menutup lagu, sama persis dengan VerseBait A sebelumnya.
|-
|''Coda'' (optional, boleh dihilangkan)
Lagu dangdut umumnya juga miskin improvisasi, baik [[melodi]] maupun [[harmoni]]. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan [[sinkop]].
== Dangdut dalam budayaBudaya kontemporerKontemporer ==
[[Berkas:Dangdut singer Yan Vellia.jpg|jmpl|ka|125px|Penyanyi dangdut Yan Vellia di Pesta Kesenian Rakyat di [[Kota Pacitan, Pacitan|Pacitan]].]]
Rhoma Irama menjadikan dangdut sebagai alat berdakwahnyadakwahnya, yang terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya serta dari pernyataan yang dikeluarkannya sendiri. Hal ini menjadi salah satu pemicu polemik di Indonesia pada tahun 2003, akibat protesnya terhadap gaya panggung para penyanyi dangdut, antara lain [[Inul Daratista]], yang ''goyang ''ngebor''-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral". Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan [[Sekaten]] di [[Yogyakarta]]. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan "berselera rendah", sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.{{cn}} Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. {{cn}}Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari napas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika [[Basofi Sudirman]], pada saat itu sebagai fungsionaris [[Golkar]], menyanyi lagu dangdut.{{cn}} Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan [[diskotek]] yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
== Dangdut di Era MilleniumMilenium ==
Dangdut Koplokoplo lahir di Indonesia lahir sejak tahun 2000 yang dipromotori oleh kelompok-kelompok musik Jawa Timur. Namun saat itu masih belum menasional seperti sekarang ini. 2Dua tahun kemudian, variasi atau cabang baru bagi musik Dangdutdangdut ini semakin fenomenal, setelah area 'kekuasaannya' meluas ke beberapa wilayah seperti di Jogja dan beberapa kota di Jawa Tengah lainnya. Salah satu hal yang membuat genre ini sukses dalam memperlebar daerah 'kekuasannya' adalah vcdVCD bajakan yang begitu mudah dan murah didapatkan masyarakat sebagai '"alternatif'" hiburan masyarakat dari vcdVCD/dvdDVD original artis-artis/selebritimusisi nasional yang dinilai mahal.{{cn}} Kesuksesan vcdVCD bajakan tersebut juga dibarengi dengan fenomena "goyang ''ngebor"'' [[Inul Daratista]].{{cn}}
Fenomena itulah yang sebenarnya membuat popularitas Dangdutdangdut Koplokoplo semakin meningkat di se-anteroseantero Indonesia. Apalagi setelah goyang ''ngebor'' inulInul itu tercium oleh beberapa media-media televisi swasta nasional. Oleh karenanyakarena itu, masyarakat Indonesia semakin mengenal Dangdutdangdut Koplokoplo dan juga Inul itu sendiri. Tetapi, fenomena itu bukan berarti tak ada masalah. Sang Raja Dangdut Indonesia, [[Rhoma Irama]] adalah seniman dangdut senior pertama yang nyata-nyata menentang Inul karena goyang ''ngebor''-nya itu. Munculnya Inul dengan ciri goyangan tersendiri itu ditentang Rhoma karena berbau pornografi yang mengakibatkan dekadensi moral.{{cn}} Tak hanya itu, sang Raja juga khawatir jika hal ini dibiarkan saja, akan tumbuh-tumbuh goyangan porno model lain yang dilakukan penyanyi-penyanyi di daerah untuk ikut-ikutan 'mengekor' si Ratu Goyang Ngebor itu.{{cn}}
Penentangan Rhoma terhadap aksi Inul dan beberapa tokoh dangdut lain ternyata mendapat 'sambutan ' dari para pembela Inul. Baik itu masyarakat umum ataumaupun seniman-seniman Indonesia lain (dan bahkan melibatkan pakar hukum). {{cn}} Sejak itulah pro-kontra terhadap Inul menjadi ''headline news '' di media-media di Indonesia dan bahkan beberapa media-media Internasionalinternasional seperti [[BBC News |BBC]]. {{cn}}▼
Tapi, fenomena itu bukan berarti tak ada masalah. Sang Raja Dangdut Indonesia, [[Rhoma Irama]] adalah seniman Dangdut senior pertama yang nyata-nyata menentang Inul karena goyang ngebornya itu. Munculnya Inul dengan ciri goyangan tersendiri itu ditentang Rhoma karena berbau pornografi yang mengakibatkan dekadensi moral. Tak hanya itu, sang Raja juga khawatir jika hal ini dibiarkan saja, akan tumbuh-tumbuh goyangan porno model lain yang dilakukan penyanyi-penyanyi di daerah untuk ikut-ikutan 'mengekor' si ratu goyang ngebor itu.
Pro-kontra dan kontroversi itu ternyata semakin mempopulerkanmemopulerkan Inul , itudangdut sendirikoplo, Dangdut Koplo dan artisseniman- artisseniman Dangdutdangdut lain. Benar kata sangRhoma RajaIrama, karena munculnya Inul tersebut diikuti oleh munculnya artis-artis pendatang baru yang juga membawa identitas goyangan, seperti goyang ''ngecor '' ala [[Uut Permatasari ]] dan Goyanggoyang patah-patah ala [[Anisa Bahar ]]. {{cn}} Hal tersebut membuat sang Raja dan para penentang lain semakin sedih. {{cn}} Munculnya artis atau penyanyi Dangut baru karena kontroversi itu juga semakin mempopulerkan Dangdutdangdut Koplokoplo. Berturut-turut setelah Uut dan Anisa Bahar, muncul nama lain seperti [[Dewi PersikPerssik]], [[Julia Perez ]], [[Fenomena Keong Racun|Shinta Jojo ]] waktu itu. ▼
▲Penentangan Rhoma terhadap aksi Inul dan beberapa tokoh dangdut lain ternyata mendapat 'sambutan' dari para pembela Inul. Baik itu masyarakat umum atau seniman-seniman Indonesia lain (dan bahkan melibatkan pakar hukum). Sejak itulah pro-kontra terhadap Inul menjadi headline news di media-media di Indonesia dan bahkan beberapa media-media Internasional seperti BBC News.
Di sisi lain, Dangdutdangdut sedang berbenah melalui KonggresKongres PAMMI untuk memilih calon ketua baru. Dalam kesempatan itu, Rhoma kembali terpilih sebagai ketua PAMMI. Salah satu pernyataan yang cukup menghebohkan juga adalah bahwa Rhoma secara terang-terangan melarang dan menggunakan embel-embel Dangdutdangdut karena telah menyimpang dari pakem Dangdutdangdut sehingga seharusnya aliran tersebut berdiri sendiri. {{cn}} Salah satu alasannya yang populer adalah karena Dangdutdangdut Koplokoplo melahirkan penyanyi Dangdutdangdut dengan goyangan erotis dan penampilan vulgar. {{cn}}▼
▲Pro-kontra dan kontroversi itu ternyata semakin mempopulerkan Inul itu sendiri, Dangdut Koplo dan artis-artis Dangdut lain. Benar kata sang Raja, karena munculnya Inul tersebut diikuti oleh munculnya artis-artis pendatang baru yang juga membawa identitas goyangan, seperti goyang ngecor ala Uut Permatasari dan Goyang patah-patah ala Anisa Bahar. Hal tersebut membuat sang Raja dan para penentang lain semakin sedih. Munculnya artis atau penyanyi Dangut baru karena kontroversi itu juga semakin mempopulerkan Dangdut Koplo. Berturut-turut setelah Uut dan Anisa Bahar, muncul nama lain seperti Dewi Persik, Julia Perez, Shinta Jojo waktu itu.
SayangSayangnya, pernyataan diaRhoma seperti tak pernah didengarkan oleh para pelaku Dangdutdangdut, terutama penyanyi. Justru hal itu seolah semakin mengeksiskanmendukung Dangduteksistensi Koplodangdut koplo itu sendiri disampingdi produktifitassamping Dangdutproduktivitas nondangdut koplononkoplo yang sepi dan kalah bersaing dengan peredaran vcdVCD/ dvdDVD bajakan yang semakin meluas. Di sisi lain, penyanyi pendatang baru juga semakin membludak, baik itu yang bersifat lokal atau nasional, begitu juga dengan grup-grup Dangdutdangdut koplo juga semakin banyak, ata grup yang tadinya beraliran klasik atau rock Dangdutdangdut, berganti haluan menjadi Dangdutdangdut koplo. {{cn}}▼
▲Di sisi lain, Dangdut sedang berbenah melalui Konggres PAMMI untuk memilih calon ketua baru. Dalam kesempatan itu, Rhoma kembali terpilih sebagai ketua PAMMI. Salah satu pernyataan yang cukup menghebohkan juga adalah bahwa Rhoma secara terang-terangan melarang dan menggunakan embel-embel Dangdut karena telah menyimpang dari pakem Dangdut sehingga seharusnya aliran tersebut berdiri sendiri. Salah satu alasannya yang populer adalah karena Dangdut Koplo melahirkan penyanyi Dangdut dengan goyangan erotis dan penampilan vulgar.
Mungkin masyarakat Indonesia sudah banyak yang tahumengenal artisseniman- artisseniman pendatang seperti [[Ayu Ting Ting]], [[Siti Badriah]], [[Zaskia Gotik]], [[Trio Macan]], [[Wika Salim]], Melinda dan sebagainya, atau grup Dangdutdangdut Koplokoplo dari Jawa timuranTimuran yang semakin populer di Indonesia. Itu semua justru terjadi karena kontroversi-kontroversi tersebut. {{cn}}▼
▲Sayang, pernyataan dia seperti tak pernah didengarkan oleh para pelaku Dangdut terutama penyanyi. Justru hal itu seolah semakin mengeksiskan Dangdut Koplo itu sendiri disamping produktifitas Dangdut non koplo yang sepi dan kalah bersaing dengan peredaran vcd/dvd bajakan yang semakin meluas. Di sisi lain, penyanyi pendatang baru juga semakin membludak, baik itu yang bersifat lokal atau nasional, begitu juga dengan grup-grup Dangdut koplo juga semakin banyak, ata grup yang tadinya beraliran klasik atau rock Dangdut, berganti haluan menjadi Dangdut koplo.
▲Mungkin masyarakat Indonesia sudah banyak yang tahu artis-artis pendatang seperti [[Ayu Ting Ting]], [[Siti Badriah]], [[Zaskia Gotik]], [[Trio Macan]], [[Wika Salim]], Melinda dan sebagainya, atau grup Dangdut Koplo Jawa timuran yang semakin populer di Indonesia. Itu semua justru terjadi karena kontroversi-kontroversi tersebut.
== Tokoh-tokoh ==
|