Lego-lego: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel baru tentang Lego-lego |
Menambahtulisan refrensi |
||
Baris 10:
Selain itu, dalam pertunjukan Tarian Lego-lego juga terjadi proses pentransferan ilmu pengetahuan lisan kepada masyarakat Alor-Pantar. Didalam syair Lego-lego yang di bunyikan terdapat suatu pengajaran yang sampaikan untuk saling menghormati antar suku, klan, dan menjaga kerukunan antar umat beragama, dan juga disampaikannya mengenai sejarah tentang nenek moyang mereka, sejarah suku, serta perpindahan antar suku. Tarian Lego-lego yang berasal dari Pulau Alor-Pantar ini ternyata memiliki perbedaan dalam alat musik yang digunakan antara masyarakat Alor-Pantar di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor-Pantar yang ada di wilayah pegunungan. Dimana, pertunjukan Tarian Lego-lego yang dilakukan masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor-Pantar (Nuh Atinang) biasanya diiringi dengan alat musik seperti gong dan gendang. Sedangkan masyarakat yang berada di wilayah pegunungan Alor-Pantar (Nuh Mate) hanya menggunakan musik yang berasal dari hentakan kaki dari penari laki-laki dan gelang kaki yang dipakai oleh penari perempuan.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Tarian-Lego-Lego-dari-Pulau-Alor-Pantar-NTT/|title=Tarian Lego-lego dari Pulau Alor-Pnatar, NTT|last=Putri|first=Syam Mega|date=11 Agustus 2018|website=www.budaya-indonesia.org|publisher=Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|access-date=15 Februari 2019}}</ref>
== Refrensi ==
|