Kareku Kandei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
ubah sumber dan referensi
Baris 3:
'''Kareku Kandei''' dalam [[Mbojo|bahasa Bima]] (Kareku = memukul dengan cara menumbuk menggunakan [[alu]] secara terus-menerus,  Kandei = Lesung kayu).  Kareku Kandei merupakan kegiatan menumbuk pada [[lesung]] yang dilakukan oleh sekelompok orang pada saat-saat tertentu. Kendati pun lesung dipukul secara terus-menerus namun tempo pada setiap pemukul ditata sedemikian rupa dengan berbagai ragam ritme maka lesung akan menghasilkan irama yang teratur.
 
Kareku Kandei adalah sebuah tradisi unik masyarakat [[Kabupaten Bima]] yang telah berlangsung sejak zaman dahulu. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh kaum perempuan terutama setelah selesai menumbuk padi secara bersama-sama. Hal ini dilakukan dengan saling berpantun dan bersenandung sebagai hiburan sambil menampi beras untuk memisahkan dari sekam hingga menjadi beras yang siap dimasak.<ref>{{Cite book|title=Ampa fare: kearifan budaya lokal masyarakat Wawo Nusa Tenggara Barat|last=Bunyamin|first=Bunyamin|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2018|isbn=978-602-437-393-1|location=Jakarta|pages=41-42}}</ref>
 
Karena memiliki nilai seni yang tinggi, Kareku Kandei mampu menarik perhatian dari berbagai kalangan. Oleh karena itu tidak sedikit para pecinta Budaya dari berbagai daerah berkunjung ke Bima untuk menyaksikan secara langsung atraksi Kareku Kandei.  Kareku Kandei biasa dilakukan pada acara Hari Ulang Tahun Daerah dan pada saat menyambut tamu pemerintah.<ref>{{Citation|title=Atraksi KAREKU KANDEI. Budaya Bima yang hampir Punah. (HUT BIMA 377)|url=https://www.youtube.com/watch?v=paFlp2_pWKU&feature=youtu.be|date=2017-07-06|accessdate=2019-02-19|last=KABAR BIMA}}</ref>
 
Kegiatan karekuKareku Kandei di Kabupaten Bima tidak terjadi dengan begitu saja.  Dilatar belakangi oleh masyarakat Bima yang bermata pencaharian sebagai petani maka kegiatan ini mau tidak mau harus dilakukan.  Bagi masyarakat Bima tempo dulu, Kandeikandei merupakan alat penumbuk padi untuk mengubah padi atau gabah menjadi beras.
 
Pada zaman dahulu,  kebiasaan masyarakat memukul lesung sebagai alat komunikasi, misalnya apabila terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari, dengan irama lesung yang menggelegar maka masyarakat cepat tanggap akan sesuatu yang terjadi.  Seiring perubahan zaman,  memukul kandei juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturrahim apabila ada seseorang yang akan melaksanakan hajatan yakni acara “''mbaju ndiha”''  atau ajakan  gotong royong untuk membantu keluarga yang akan melaksanakan acara.<ref>{{Cite web|url=https://alanmalingi.wordpress.com/2010/04/09/kareku-kandei/book|title=Inventarisasi perlindungan karya budaya Kareku Kandei Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat|last=MalingiNuryahman|first=AlanNuryahman|datepublisher=2010-04-09Kepel Press|websiteyear=Romantika Mbojo2016|languageisbn=id978602356121-ID6|access-datelocation=Yogyakarta|pages=2019-02-19}}</ref>
 
== Referensi ==
[[Kategori:Budaya Bima]]