Gedung BPPI Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{sedang ditulis}}
 
'''Gedung Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI) Padang''' adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Pasar Mudik No. 50, Pasar Gadang, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Gedung ini merupakan kantor bagi Dewan Hadian DaerahCabang 45 Kota Padang
 
Gedung ini menempati bekas Hotel Pasar Gadang. Pada masa perjuangan kemerdekaan, gedung ini sering digunakan sebagai markas Barisan Perjuangan Pemuda Indonesia (BPPI) untuk Kota Padang, organisasi yang menghimpun pemuda-pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada 21 Agustus 1945. Merah Putih berkibar.
 
Gedung yang berlokasi di Jalan Pasar Mudik No. 50 ini mengalami kerusakan berupa retak-retak di hampir seluruh dinding dan lantainya.
 
Menurut Eli selaku juru pelihara bangunan, sebelum terjadinya gempa bumi, 30 Sepetember 2009, aula pada lantai dua bangunan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan. Bahkan bangunan ini sering menerima kunjungan siswa maupun mahasiswa untuk meminjam koleksi buku di perpustakaan. Kini, gedung yang pernah menjadi saksi pelbagai peristiwa bersejarah itu seolah dipaksa tegak dengan kepincangan.
 
== Lokasi ==
Baris 11 ⟶ 15:
Sejarah Gedung BPPI Padang berkaitan erat dengan keberadaan BPPI itu sendiri. Setelah dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, suasana Kota Padang diliputi oleh beraneka ketegangan. Pada 20 Agustus 1945, Ismael Lengah menyusun kekuatan dan berpendapat supaya segera dibentuk satu badan bagi pemuda-pemuda yang akan mempelopori perjuangan di Padang. BPPI Padang terbentuk pada 21 Agustus 1945, ditandai dengan pengibaran Merah Putih. BPPI menempati gedung bekas hotel pada masa kolonial dan mengenalkan dirinya sebagai "kantor penerangan".
 
Di bangunan ini pula, setelah sekutu mendarat, kerap dilancarkan penggeledahan-penggeledahan, penggerebekan-penggerebekkan, serta penangkapan-penangkapan. Kondisi saat itu, Ismael Lengah lebih banyak berfokus pada pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Hal ini menyebabkan hanya SoelaimanChatib Sulaiman, selaku Ketua II, yang menampung sebagian besar pekerjaan di kantor BPPI. Suatu ketika, kantor BPPI ini digerebek oleh tentara sekutu dan Soelaiman yang sedang berada di kantor ditangkap dan dibawa ke markas mereka. Akibatnya keadaan semakin panas, semangat perjuangan pemuda-pemuda semakin bergelora. Mereka menuntut pembebasan Soelaiman. Segala macam provokasi dan sabotase dilancarkan. Melihat keadaan yang kian rusuh, Sekutu terpaksa membebaskan Soelaiman kembali setelah satu hari mereka tahan.
 
Lantaran Soelaiman ditugaskan aktif ke luar kota, BPPI menetapkan Kamaroelzaman, seorang bekas guru, sebagai pengganti. Sekutu pun kembali rutin mendatangi bangunan ini. Kamaroelzaman pun digiring paksa. Lagi-lagi pemuda bangkit mengadakan pelbagai tindakan yang menambah tegangnya suasana. Sehingga sesudah satu hari ditahan, sekutu membebaskan Kamaroelzaman.
 
Akan tetapi, pemeriksaan Sekutu terhadap kantor BPPI ini hampir setiap hari berjalan terus. Akibatnya, BPPI dalam menghadapi sekutu mengubah taktik bekerja. Jika selama ini, walaupun bagaimana juga panasnya suasana, selalu ada saja anggota Pengurus BPPI yang duduk bertugas di kantor, akan tetapi setelah Sekutu mulai memakai tindakan kekerasan, maka di gedung BPPI tidak ada lagi anggota pengurus yang duduk secara rutin.
Baris 20 ⟶ 24:
 
== Gempa bumi ==
BangunanGedung denganBPPI arsitekturPadang kolonialterdiri ini merupakan bangunan yang terdiridari dua lantai. Atap bangunan terbuat dari seng dengan bentuk atap pelana kuda. Pintu masuk berjumlah dua buah, berada di lantai satu yang terletak di bagian tengah. Ruangan bagian dalam terdiri dari dua ruangan. Lantai satu terbuat dari ubin tegel polos yang berwarna abu-abu. Di bagian sudut ruangan terdapat tangga sebagai akses jalan masuk ke lantai atas (lantai dua). Lantai dua terbuat dari papan kayu. Ruangan di lanati dua merupakan ruangan kosong.
 
Bagian dalam ruangan memiliki lantai yang terbuat dari ubin tegel polos berwarna abu-abu. Di bagian sudut ruangan, terdapat tangga sebagai akses jalan masuk ke lantai atas (lantai dua). Lantai atas merupakan ruangan kosong dengan lantai terbuat dari papan kayu. Sebelum gempa, lantai atas berfungsi sebagai aula dan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan. Namun, setelah gempa, lantai dua tidak lagi digunakan.
Pasca gempa tahun 2009 Bangunan ini hanya mengalami kerusakan sedang sekitar 50 %. sebagian besar dinding mengalami retak-retak dalam, atap mengalami kerusakan, sebagian langit-langit ambruk
 
Pasca -gempa tahunbumi 2009, Bangunankondisi ini hanyagedung mengalami kerusakan sedang sekitar 50 % berdasarkan temuan BPCB Sumatera Barat. sebagianSebagian besar dinding mengalami retak-retak dalam, atap mengalami kerusakan, dan sebagian langit-langit ambruk.
Bangunan ini kemudian menjadi kantor Dewan Harian Cabang ’45 bagi para pejuang angkatan 45 dalam Badan Penggerak Pembina Potensi 45. Meskipun organisasi tersebut tak lagi aktif, namun pada sisi depan Gedung Joang 45 BPPI ini masih terpampang pelang penanda kantor organisasi.
 
Setelah Bangunan ini kemudian menjadi kantor Dewan Harian Cabang ’45 bagi para pejuang angkatan 45 dalamdan Badan Penggerak Pembina Potensi 45, yang menaungi para pejuang kemerdekaan. Meskipun organisasi tersebut tak lagi aktif, namun pada sisi depan Gedung Joang 45 BPPI inigedung masih terpampangmemampang pelang penanda kantor organisasi.
Menurut Eli selaku juru pelihara bangunan, sebelum terjadinya gempa bumi, 30 Sepetember 2009, aula pada lantai dua bangunan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan. Bahkan bangunan ini sering menerima kunjungan siswa maupun mahasiswa untuk meminjam koleksi buku di perpustakaan. Kini, gedung yang pernah menjadi saksi pelbagai peristiwa bersejarah itu seolah dipaksa tegak dengan kepincangan.
 
<br />
Gempa 7.9 Skala Richter pada 2009 silam tidak hanya menyimpan duka mendalam bagi masyarakat kota Padang. Namun, akibat bencana dahsyat tersebut tidak sedikit bangunan yang mengalami kerusakan. Salah satunya adalah Gedung Joang 45 yang juga menjadi Gedung Dewan Harian Cabang 45, Badan Penggerak Pembina Potensi 45 Kota Besar Padang. Gedung yang berlokasi di Jalan Pasar Mudik No. 50 ini mengalami kerusakan berupa retak-retak di hampir seluruh dinding dan lantainya.
 
[[Kategori:Kota Padang]]