Gedung BPPI Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
 
== Sejarah ==
Sejarah Gedung BPPI Padang berkaitan erat dengan keberadaan BPPI itu sendiri. Setelah dikumandangkannyaberkumandangnya [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia]] pada 17 Agustus 1945, suasana Kota Padang diliputi oleh beraneka ketegangan. Pada 20 Agustus 1945, [[Ismail Lengah|Ismael Lengah]] menyusun kekuatan dan berpendapat supaya segera dibentuk satu badan bagi pemuda-pemuda yang akan mempelopori perjuangan di Padang. BPPI Padang terbentuk pada 21 Agustus 1945, ditandai dengan pengibaran Merah Putih. BPPI menempati gedung bekas hotel pada masa kolonial dan mengenalkan dirinya sebagai "kantor penerangan".
 
Di bangunan ini pula, setelah sekutu mendarat, kerap dilancarkan penggeledahan-penggeledahan, penggerebekan-penggerebekkan, serta penangkapan-penangkapan. Kondisi saat itu, Ismael Lengah lebih banyak berfokus pada pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Hal ini menyebabkan hanya Chatib Sulaiman, selaku Ketua II, yang menampung sebagian besar pekerjaan di kantor BPPI. Suatu ketika, kantor BPPI ini digerebek oleh tentara sekutu dan Soelaiman yang sedang berada di kantor ditangkap dan dibawa ke markas mereka. Akibatnya keadaan semakin panas, semangat perjuangan pemuda-pemuda semakin bergelora. Mereka menuntut pembebasan Soelaiman. Segala macam provokasi dan sabotase dilancarkan. Melihat keadaan yang kian rusuh, Sekutu terpaksa membebaskan Soelaiman kembali setelah satu hari mereka tahan.
Baris 21:
Akan tetapi, pemeriksaan Sekutu terhadap kantor BPPI ini hampir setiap hari berjalan terus. Akibatnya, BPPI dalam menghadapi sekutu mengubah taktik bekerja. Jika selama ini, walaupun bagaimana juga panasnya suasana, selalu ada saja anggota Pengurus BPPI yang duduk bertugas di kantor, akan tetapi setelah Sekutu mulai memakai tindakan kekerasan, maka di gedung BPPI tidak ada lagi anggota pengurus yang duduk secara rutin.
 
Anggota-anggota Pengurus BPPI menjalankan tugas secara gerilya. Nasrul AS yang pada waktu itu menjalankan tugas sebagai sekretaris, dalam bekerja sehari-hari beralih tempat ke masjidMasjid Pasar Gedang yang letaknya di seberang jalan. Dari masjid itulah, Nadrul AS mengawasi kantor dan jika kelihatan ada pemuda atau orang datang yang gelagatnya perlu berurusan dengan BPPI, maka Nasrul AS datang menemui mereka untuk melayani. Demikianlah BPPI berjalan terus dengan menjalankan taktik gerilya serba macam taktik dan muslihatnya.
 
== Bangunan ==
Baris 32:
Setelah Bangunan ini kemudian menjadi kantor Dewan Harian Cabang 45 dan Badan Penggerak Pembina Potensi 45, yang menaungi para pejuang kemerdekaan. Meskipun organisasi tersebut tak lagi aktif, pada sisi depan gedung masih memampang pelang penanda kantor organisasi.
 
Pada 2017, Pemerintah Kota Padang memulai rencana merevitalisasi gedung. Menurut rencana, gedungakan diifungsikan sebagai museum pejuang.
<br />
 
== Referensi ==
<nowiki>*</nowiki>http://m.valora.co.id/berita/8593/pemko-padang-cari-desain-asli-gedung-juang-di-pasa-gadang.html
 
[[Kategori:Kota Padang]]