Maca Syekh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aufarkah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aufarkah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Maca Syekh''' atau ''Maca Seh'' dalam pengucapan lain merupakan kegiatan membaca riwayat hidup/biografi ulama besar [[Sunni|Ahli Sunnah]] dan pendiri tarikat [[Tarekat Qodiriyah|Qadiriyah]] yaitu [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir Al-Jailani]]. Kegiatan ini umum dilaksanakan oleh masyarakat [[Pandeglang, Pandeglang|Pandeglang]] secara rutin tiap malam Jumat dan juga pada berbagai acara [[selamatan]] lain seperti pada acara marhaban (selamatan dan pemberian nama pada bayi yang berumur 40 hari), selamatan pernikahan, selamatan rumah baru, dan lain-lain. Riwayat yang dibaca ditulis dalam format [[wawacan]] dan berbentuk manuskrip tulis tangan berbahasa [[Bahasa Jawa|Jawa]] atau [[Bahasa Sunda|Sunda]] yang ditulis dalam aksara [[Abjad Pegon|Arab Pegon]]. Dalam satu naskah riwayat, terdapat 40 bab (pokok cerita) yang tersusun dari beberapa [[pupuh]] dan dibaca sesuai kaidah pupuh umumnya. Jumlah riwayatRiwayat yang dibaca rutin tiap malam Jumat adalahbiasanya satu bab atau pupuh sekali.
[[Berkas:Maca Syekh.jpg|jmpl|Pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani pada acara Maca Syekh]]
Dalam pelaksanaannya, seorang pengundang acara Maca Syekh mesti menyediakan sajian/ atau hidangan seperti kopi pahit atau manis, nasi [[Nasi kebuli|kebuli]] atau [[Nasi liwet|liwet]], bawang merah, cabe merah, telur, air putih, atau makanan lainnya.<ref>Dais Dharmawan Paluseri, Shakti Adhima Putra, Hendra Surya Hutama, Mochtar Hidayat, and Ririn Arisa Putri. ''Penetapan Warisan Takbenda Indonesia Tahun 2018''. Edited by Lien Dwiari Ratnawati. 2018.</ref><br />
 
<br />
 
== Referensi ==