Megachile pluto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: tambah |
|||
Baris 24:
== Sejarah ==
Spesies ini pertama kali tercatat oleh [[Alfred Russel Wallace]], yang mengumpulkannya pada tahun 1858, dan ketika itu diberi nama "Lebah raksasa Wallace". Setelah itu spesies ini tidak lagi ditemukan dan dianggap punah hingga pada 1981 Adam C. Messer, seorang [[entomologi]]s Amerika Serikat, menemukan enam sarang ''Megachile pluto'' di Pulai Bacan dan sekitarnya.<ref name=messer>{{cite journal | author = Messer, A. C. | title = ''Chalicodoma pluto'': The World's Largest Bee Rediscovered Living Communally in Termite Nests (Hymenoptera: Megachilidae) | journal = Journal of the Kansas Entomological Society | year = 1984 | volume = 57 | issue = 1 | pages = 165–168 | jstor = 25084498 }}</ref> Spesies ini termasuk dalam 25 spesies "hilang dan paling dicari" dalam program "Search for Lost Species" ("Pencarian Spesies Hilang") oleh [[Global Wildlife Conservation]]..<ref>{{Cite news|url=https://lostspecies.org/|title=The Search for Lost Species|date=|work=Global Wildlife Conservation|access-date=2017-06-02|language=en-US}}</ref> Setelah 1981, spesies ini tidak pernah diamati dalam kondisi alamiahnya selama 37 tahun. Dua spesimen diperoleh di Indonesia pada 2018, satu di Pulau Bacan pada Februari dan kedua di Halmahera pada September. Kedua spesimen ini dijual di eBay dan menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya perlindungan terhadap spesies langka ini.<ref>{{cite journal |last1=Vereecken |first1=Nicolas |title=Wallace’s Giant Bee for sale: implications for trade regulation and conservation |journal=Journal of Insect Conservation |date=2018 |volume=22 |issue=5-6 |pages=807-811 |doi=10.1007/s10841-018-0108-2 |url=https://link.springer.com/article/10.1007/s10841-018-0108-2}}</ref> Spesimen pertama terjual seharga $9.100 dolar AS (sekitar 125 juta rupiah)<!-- kurs 13700 pada awal 2018--> dan yang kedua juga terjual beberapa ribu dolar.<ref name=filmed_alive/> Seekor ''M. pluto'' betina ditemukan hidup dalam sebuah sarang [[rayap]] pada 2019 oleh sebuah tim yang salah satu anggotanya adalah fotografer Clay Bolt. Saat itu, spesies ini difoto dan difilmkan dalam keadaan hidup untuk pertama kalinya, sebelum dilepaskan kembali.<ref name=filmed_alive>{{cite web|url=https://www.nationalgeographic.com/animals/2019/02/worlds-largest-bee-rediscovered-not-extinct/|title=World’s largest bee, once presumed extinct, filmed alive in the wild|last1=Main|first1=Douglas|date=21 February 2019|website=National Geographic|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=}}</ref><ref>{{cite web |last1=Bolt |first1=Clay |title=Wallace's Giant $9,000 Bee |url=https://blog.nationalgeographic.org/2018/04/03/wallaces-giant-9000-bee/ |website=National Geographic |publisher=National Geographic}}</ref>
== Ekologi ==
''M. pluto'' memiliki sarang yang ditinggali berkelompok didalam sarang-sarang rayap ''[[Microcerotermes amboinensis]]'' yang hidup di pepohonan. Karena sarangnya yang tersembunyi ini, keberadaan lebah ini sering tidak disadari bahkan oleh penduduk setempat. Lebah ini menggunakan [[resin]] (getah) pohon untuk membangun "ruangan-ruangan" di dalam sarang rayap. Lebah-lebah betinanya banyak meninggalkan sarangnya untuk mencari getah, yang sering didapat dari tanaman ''[[Anisoptera thurifera]]''. Rahangnya yang besar membantu hewan ini mengumpulkan getah, yang oleh ''M. pluto'' betina dibentuk sebagai bola-bola besar yang dijepit oleh rahang. Ketergantungan lebah ini terhadap rayap bisa jadi merupakan hubungan [[simbiosis]] [[simbiosis#obligat]].<ref name=messer/><ref name=iucn/>
== Lihat pula ==
* [[Tawon raksasa asia]]
== Referensi ==
|