Gedung BPPI Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
[[Berkas:Gedung BPPI Padang.jpg|jmpl|250px|Gedung BPPI Padang]]
 
'''Gedung Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI) Padang''' atau '''Gedung Joang '45 Padang''' terletak di Jalan Pasar Mudik No. 50, [[Pasa Gadang, Padang Selatan, Padang|Pasar Gadang]], [[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Sesuai dengan namanya, gedung ini dulunya merupakan Kantor BPPI Padang yang menjadi tempat bendera Merah Putih dikibarkan pada 21 Agustus 1945, bersamaan dengan pembentukan BPPI Padang.
 
BPPI Padang menampakkan identitas sebagai "kantor penerangan umum" untuk menghindari kecurigaan Sekutu. Menyusul kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh Belanda pada Oktober 1945, gedung ini menjadi sasaran penggeledahan dan penangkapan. Pada akhir November 1945, seiring dengan meningkatnya pemeriksaan Sekutu, para pemuda yang biasanya berkumpul di BPPI berpencar. Selanjutnya dengan terbentuknya [[Badan Keamanan Rakyat]] di Sumatera Barat, para pemuda menggabungkan diri ke dalam badan tersebut.
 
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat menetapkan gedung ini sebagai bangunan cagar budaya. Namun, pasca-[[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|gempa bumi 2009]], kondisi gedung mengalami kerusakan berupa retak-retak di hampir seluruh dinding dan lantainya. Saat ini, Gedung BPPI Padang difungsikan sebagai kantor oleh Dewan Hadian Cabang 45 Kota Padang.
 
== Lokasi ==
Baris 26:
Gedung BPPI Padang terdiri dari dua lantai. Atap bangunan terbuat dari seng dengan bentuk atap pelana kuda. Pintu masuk berjumlah dua buah, berada di lantai satu yang terletak di bagian tengah. Bagian dalam ruangan memiliki lantai yang terbuat dari ubin tegel polos berwarna abu-abu. Adapun untuk menuju ke lantai dua, terdapat dua tangga di sudut kiri dan kanan gedung. Tangga terbuat dari kayu berlantai semen dan sudah dikeramik. Lantai atas berupa ruangan berlantai papan kayu. Sebelum gempa, lantai atas sempat difungsikan sebagai aula dan kerap dijadikan sebagai tempat pertemuan. Namun, setelah [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|gempa pada 2009]], lantai dua tidak lagi digunakan.{{sf|BPCB Sumatera Barat|2018}}
 
Berdasarkan pengamatan BPCB Sumatera Barat, gempa 2009 mengakibatkan kondisi gedung mengalami kerusakan sekitar 50%. Sebagian besar dinding mengalami retak-retak dalam, atap mengalami kerusakan, dan sebagian langit-langit ambruk.{{sfn|Dafriansyah Putra|13 November 2015}}
 
Pada 2017, Pemerintah Kota Padang memulai rencana merevitalisasi gedung. Menurut rencana, gedung akan diifungsikan sebagai museum pejuang.{{sfn|Valora|16 September 2017}}