Ratih Hardjono: Perbedaan antara revisi

'''Ratih Hardjono''' (lahir 6 Desember 1960) adalah wartawan ''[[Kompas]]'', penulis, dan konsultan publik Indonesia. Buku pertamanya, ''White Tribe of Asia'', membahas kebudayaan, sejarah, dan politik Australia<ref name="Hardjono1994">{{cite book|last=Hardjono|first=Ratih|title=White tribe of Asia: an Indonesian view of Australia|url=https://books.google.com/books?id=dlCBPwAACAAJ|accessdate=12 October 2011|date=31 December 1994|publisher=Hyland House in association with the Monash Asia Institute, Monash University|isbn=978-1-875657-31-5}}</ref> dan terbit tahun 1993. Ia menjabat sebagai Sekretaris Presiden [[Abdurrahman Wahid]], kemudian menjadi Koordinator Program Informasi dan Publikasi [[United Nations Development Programme|UNDP]] Indonesia pada tahun 2000. Dua tahun kemudian, ia menyunting buku ''The Poor Speak Up, 17 Stories of Corruption'' untuk [[Bank Dunia]].<ref name="komunitasdemokrasi.or.id">{{cite web|url=http://www.komunitasdemokrasi.or.id/ratih-hardjono-en.php|title=Ratih Hardjono|publisher=Komunitas Indonesia untuk Demokrasi together with the Netherlands Institute for Multiparty Democracy |accessdate=13 October 2011}}</ref> Hardjono menikahi Fajrul Falaakh, wakil dekan hukum [[Universitas Gadjah Mada]].<ref name="Fiore2004">{{cite web|url=http://www.highbeam.com/doc/1G1-115844446.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20181120011651/https://www.highbeam.com/doc/1G1-115844446.html|dead-url=yes|archive-date=20 November 2018|title=Ratih Hardjono is living in Jakarta with husband Fajrul Falaakh, who is a constitutional lawyer and vice dean of law at Gajah Mada University.|last=Fiore|first=Lois|date=22 March 2004|work=Nieman Reports|publisher=HighBeam Research|accessdate=13 October 2011}}</ref>

 

Hardjono berasal dari [[Kramat Jati]], [[Jakarta Timur]]<ref name="niemanfellows.harvard.edu" /> dan lahir pada tanggal 6 Desember 1960.<ref name=presidentaccepts/> Bapaknya menganut [[Kejawen]], sedangkan ibunya, Joan Hardjono, lahir di Australia dan menganut Katolik.<ref name=labelledspy/><ref name="Barton2002">{{cite book|last=Barton|first=Greg|title=Abdurrahman Wahid: Muslim democrat, Indonesian president : a view from the inside|url=https://books.google.com/books?id=VLyk2UxFqTYC&pg=PA266|accessdate=12 October 2011|year=2002|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2622-2|pages=266–}}</ref> Hardjono kuliah di [[Universitas Sydney]], Australia.<ref name="komunitasdemokrasi.or.id" /> Pada tahun 1993,<ref name="Indonesia reports">{{cite book|title=Indonesia reports|url=https://books.google.com/books?id=xgZWAAAAYAAJ|accessdate=12 October 2011|date=January 1993|publisher=Indonesia Publications|page=19}}</ref> ia menerima [[Nieman Fellowship]] (1994) dari [[Harvard University]], Boston.<ref name="niemanfellows.harvard.edu">{{cite web|url=http://www.niemanfellows.harvard.edu/person/5981507/Ratih-Hardjono.htm|title=Ratih Hardjono |work=niemanfellows.harvard.edu|accessdate=13 October 2011}}</ref> Ia adalah orang Indonesia ketiga yang menerima beasiswa itu setelah wartawan [[Sabam Siagian]] dan penyair [[Goenawan Mohamad]].<ref name=freelancer>{{cite news |title=Freelancer Andreas wins Nieman Fellowship |url=http://www.thejakartapost.com/news/1999/05/27/freelancer-andreas-wins-nieman-fellowship.html |work=The Jakarta Post |date=27 May 1999|accessdate=13 October 2011}}</ref>

 

Harjono bekerja di ''[[Kompas]]'' selama beberapa tahun. Ia adalah salah satu koresponden ''Kompas'' di Australia,<ref name=presidentaccepts/> tetapi ia juga sering menulis tentang transisi negara dari pemerintahan militer ke demokrasi, [[pembubaran Uni Soviet]], kudeta militer, dan pemilu di Amerika Serikat dan Australia.<ref name="komunitasdemokrasi.or.id"/>

 

Hardjono menjadi asisten Abdurrahman Wahid pada tahun 1998.<ref name=ratihmayquit/> Setelah Wahid terpilih sebagai presiden, Hardjono menjabat sebagai Sekretaris Presiden pada November 1999.<ref name=menandwomen>{{cite news |title=The men and women behind the President |url=http://beta.thejakartapost.com/news/2000/02/29/the-men-and-women-behind-president.html |work=The Jakarta Post |date=29 February 2000 |accessdate=13 October 2011}}</ref> Sebagai Sekretaris Presiden, ia memperjuangkan kebebasan pers dan membangun kantor kepresidenan sipil pertama sejak [[Sukarno]] digulingkan 35 tahun sebelumnya.<ref name=q&a>{{cite news |title=Q and A Gets Dangerous: Panellists |url=http://www.abc.net.au/tv/qanda/txt/s3023247.htm?show=transcript |work=ABC.net.au |publisher=Australian Broadcasting Company |date=4 October 2010 |accessdate=13 October 2011}}</ref><ref name="komunitasdemokrasi.or.id"/> Ia juga mempersiapkan acara kenegaraan yang dihadiri presiden dan wakil presiden serta tur-tur kepresidenan. Ia juga menangani hubungan masyarakat dan melakukan tugas administratif, termasuk mengawasi 500 pegawai pengurus kediaman presiden.<ref name=menandwomen/> Namun demikian, menurut ''[[The Jakarta Post]]'', sejumlah sumber di [[Istana Merdeka]] melaporkan bahwa Hardjono berselisih dengan istri Wahid, [[Sinta Nuriyah]].<ref name=ratihmayquit/> Selain itu, ia tidak populer di kalangan ulama di tubuh [[Nahdlatul Ulama]], kekuatan politik Wahid. NU mempersoalkan klaim Hardjono bahwa dirinya adalah keturunan [[kyai]] abad ke-19.<ref name=labelledspy/> Ia juga dituduh menjadi mata-mata Australia karena memiliki hubungan dekat dengan Australia.<ref name=labelledspy>{{cite news |title=Labelled an Australian spy, Wahid aide offers to quit |work=[[Australian Financial Review]] |date=22 March 2000 |last=Todd |first=Tim }}</ref> [[Greg Sheridan]], koresponden asing ''[[The Australian]]'', membantah tuduhan tersebut karena tidak ada buktinya. Sheridan menganggap tuduhan ini akal-akalan orang dalam pemerintah Australia untuk menyerang [[Kim Beazley]].<ref>Greg Sheridan, "Artificial Intelligence", The Australian, Edition 1 - All Round Country, Thursday 1 July 2011, p. 016.</ref>

 

Hardjono menyatakan mundur pada pertengahan Maret 2000 dan resmi berhenti menjabat pada 1 April.<ref name=ratihmayquit>{{cite news |title=Ratih may quit her post soon |url=http://www.thejakartapost.com/news/2000/03/21/ratih-may-quit-her-post-soon.html |work=The Jakarta Post |date=21 March 2000 |accessdate=13 October 2011}}</ref> Ia ingin mempersiapkan pernikahannya dan "menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme".<ref name=presidentaccepts>{{cite news |title=President accepts secretary Ratih's resignation |url=http://www.thejakartapost.com/news/2000/03/24/president-accepts-secretary-ratih039s-resignation.html |work=The Jakarta Post |date=24 March 2000 |accessdate=13 October 2011}}</ref> Ia digantikan oleh Djoko Mulyono.<ref name=mujibnamed>{{cite news |title=Mujib named acting presidential secretary |url=http://www.thejakartapost.com/news/2000/10/05/mujib-named-acting-presidential-secretary.html |work=The Jakarta Post |date=5 October 2000 |accessdate=13 October 2011}}</ref>

 

Usai mundur, Hardjono menjabat sebagai Koordinator Program Informasi dan Publikasi untuk [[United Nations Development Programme]] Indonesia. Ia juga menyyunting ''The Poor Speak Up, 17 Stories of Corruption'' pada tahun 2002. Ia masih bekerja sebagai penulis lepas.<ref name="komunitasdemokrasi.or.id"/>

 

Ia juga menjabat sebagai penasihat senior di [[Albright Stonebridge Group]].

 

Hardjono menikah dengan Fajrul Falakh, wakil dekan hukum Universitas Gadjah Mada, seorang politikus dan mantan wakil ketua Nahdlatul Ulama.<ref name=presidentaccepts/> Mereka tinggal di Jakarta<ref name="Fiore2004"/> dan memiliki putra kembar.<ref name="komunitasdemokrasi.or.id"/> Suami pertamanya adalah wartawan Australia, Bruce Grant.<ref name=labelledspy/>

 

* 1992, ''Suku putihnya Asia : perjalanan Australia mencari jati dirinya''

* 1993, ''White tribe of Asia : an Indonesian view of Australia''

* 2002, ''The poor speak up : 17 stories of corruption''

 

{{Reflist|2}}

 

 

{{DEFAULTSORT:Hardjono, Ratih}}