Larvul Ngabal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 18:
Di Pulau Nusyanat, putri Kasdeu yang bernama Dit Sakmas mengalami perundungan dalam perjalanan menuju kampung calon suaminya. Tipu daya dan pertumpahan darah yang menyusul peristiwa perundungan ini mendorong abang Dit Sakmas yang bernama Tebtut untuk mengumpulkan para penguasa di Pulau Nusyanat guna merumuskan suatu hukum bersama sekaligus membentuk persekutuan demi menyokong penegakannya. Ikhtiar Tebtut disambut baik oleh sebelas orang penguasa; sembilan di antaranya berkumpul dan merumuskan hukum ''Larvul'' sekaligus membentuk persekutuan ''Ursiu'' (serikat sembilan).
 
Pembentukan serikat sembilan dan serikat lima ini mungkin meniru bentuk [[moietas (kekerabatan)|moietas]] serupa yang juga terbentuk di [[Maluku Utara]] dan [[Maluku Tengah]]. Keberadaan moietas Siwa-Lima di seluruh [[Kepulauan Maluku]] mungkin timbul sebagai dampak persaingan berabad-abad di Nusantara dalam bidang niaga rempah-rempah Maluku antara golongan saudagar pemeluk agama Siwa (pemuja [[Nawadewata|sembilan Dewata]] penguasa penjuru-penjuru jagat) dan golongan saudagar pemeluk agama Buddha (penganut [[Pancasila (Buddha)|lima pantangan]]). Meskipun bukan penghasil rempah-rempah, Kepulauan Kei merupakan tempat persinggahan ([[Kota Tual|Tua]] di Pulau Du dan Hār di Pulau Nustēn) di jalur niaga yang menghubungkan kawasan barat Nusantara dengan [[kepulauan Aru]], [[Semenanjung Onin]], dan [[Benua Australia|pesisir utara Benua Australia]]. Sebagaimana yang terjadi di Maluku Utara dan Maluku Tengah, hubungan serikat lima dan serikat sembilan di Kepulauan Kei juga kerap diwarnai persaingan dan perseteruan terkait wilayah dan pengaruh. Meskipun demikian, hukum ''Larvul'' dan hukum ''Ngabal'' tidak saling dipertentangkan, malah dianggap saling melengkapi, dan lambat laun diterima sebagai bagian-bagian yang tak terpisahkan dari satu hukum adat seluruh masyarakat Kepulauan Kei, baik yang bergabung dalam persekutuan ''Ursiu'', persekutuan ''Lorlim'', maupun masyarakat ''Lorlabai'' (pihak netral).{{efn-ua|''Lorlabai'' adalah sebutan bagi permukiman-permukiman yang memutuskan untuk tetap netral, dengan cara tidak menjadi anggota serikat lima maupun serikat sembilan dan tidak memihak salah satunya bilamana kedua persekutuan itu sedang bertikai. ''Lor'' berarti "rakyat" atau "kaum", dan ''labai'' mungkin berasal dari perkataan [[bahasa Bugis|Bugis]] "''sala bai''" yang berarti "banci" (secara harfiah berarti "tidak sepenuhnyabukan perempuan").}}
 
== Penjabaran ==