Buku ibadat harian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 16:
Buku-buku ibadat harian yang paling sarat hiasan sangat mahal harganya, tetapi harga buku-buku ibadat harian ukuran kecil dengan sedikit atau tanpa iluminasi sama sekali masih lebih terjangkau, dan semakin terjangkau di mana-mana pada abad ke-15. [[William de Brailes|Buku ibadat harian buatan Inggris yang tertua]] agaknya ditulis oleh seorang perempuan awam yang tinggal di atau sekitar kota [[Oxford]] sekitar tahun 1240. Buku ini lebih kecil ukurannya dibanding buku ibadat harian modern bersampul lunak, tetapi diiluminasi dengan inisial-inisial utama, kendati tanpa miniatur-miniatur sehalaman penuh. Pada abad ke-15, para pembantu rumah tangga sekalipun mampu membeli buku ibadat harian. Dalam sebuah perkara pengadilan pada tahun 1500, seorang perempuan miskin didakwa mencuri sebuah buku ibadat harian milik seorang pembantu rumah tangga.<ref>Eamon Duffy</ref>
 
Buku-buku ibadat harian jarang sekali memuat doa-doa yang disusun khusus bagi pemiliknya, tetapi seringkali teks-teks yang termuat di dalamnya disesuaikan dengan selera maupun jenis kelamin si pemilik, termasuk pencantuman nama mereka dalam doa-doa. Beberapa buku memuat gambar diri pemiliknya, beberapa yang lain memuat [[lambang negara|lambang kebesaran]] si pemilik.<!-- Hal-hal semacam ini, serta pilihan orang-orang kudus yang diperingati dalam penanggalan and suffrages, merupakan jejak-jejak utama mengenai jati diri pemilik pertamanya. [[Eamon Duffy]] menjelaskan how these books reflected the person who commissioned them. He claims that the "ciri khas masing-masing buku seringkali ditunjukkan oleh penyisipan doa-doa yang disusun atau disadur dan disesuaikan bagi para pemiliknya." Lebih lanjut lagi, ia mengemukakan bahwa "as many as half the surviving manuscript Books of Hours have annotations, marginalia or additions of some sort. Such additions might amount to no more than the insertion of some regional or personal santo atau santa pelindung dalam penanggalan yang sudah baku, but they often include devotional material added by the owner." Owners could write in specific dates important to them, notes on the months where things happened that they wished to remember, and even the images found within these books would be personalized to the owners- such as localized saints and local festivities.<ref>Duffy, E. (01 Januari 2006). A VERY PERSONAL POSSESSION - Eamon Duffy tells how a careful study of surviving medieval Books of Hours can tell us much about the spiritual and temporal life of their owners and much more besides. ''History Today, 56,''11, 12.</ref> BySelambat-lambatnya atpada leastabad the 15th centuryke-15, sanggar-sanggar di Belanda dan Paris menghasilkan buku-buku ibadat harian untuk dijadikan persediaan barang jualan atau untuk didistribusikan, alih-alih menunggu pesanan dari orang per orang. Buku-buku ibadat harian semacam ini kadang-kadang memuat halaman-halaman yang sengaja dibiarkan kosong untuk nantinya ditambahi dengan unsur-unsur yang berkaitan dengan pribadi pemiliknya, misalnya hari-hari peringatan tertentu atau lambang kebesaran pribadi.
 
[[File:Schwarzes Stundenbuch edit.jpg|320px|thumb|[[Black Hours, Morgan MS 493]], ''Pentakosta'', Folio 18v, ''ca.'' 1475-1480. [[Perpustakaan dan Museum Morgan]], New York]]
 
Tiga macam langgam dan tatanan untuk buku-buku ibadat harian tradisional dibakukan sekitar pertengahan abad ke-13. Langgam baru dapat dijumpai dalam buku-buku ibadat harian yang dihasilkan oleh iluminator Oxford, [[William de Brailes]], yang membuka sebuah sanggar komersial (he was in [[minor orders]]). His books included various aspects of the Church's breviary and other liturgical aspects for use by the laity. "He incorporated a perpetual calendar, Gospels, prayers to the Virgin Mary, thedoa Stations of theJalan CrossSalib, prayers to the Holy Spirit, Penitential psalms, litanieslitani-litani, prayers for the dead, and suffrages to the Saints. The book’s goal was to help his devout patroness to structure her daily spiritual life in accordance with the eight canonical hours, Matin sampai dengan Kompletorium, observed by all devout members of the Church. The text, augmented by rubrication, gilding, miniatures, and beautiful illuminations, sought to inspire meditation on the mysteries of faith, the sacrifice made by Christ for man, and the horrors of hell, and to especially highlight devotion to the Bunda Maria yang popularitasnya sedang tinggi-tingginya pada abad ke-13."<ref>Webb, M., & Albers, M. J. (January 01, 2001). The Design Elements of Medieval Books of Hours. ''Journal of Technical Writing and Communication, 31, ''354.</ref> This arrangement was maintained over the years as many aristocrats commissioned the production of their own books.-->
 
Pada penghujung abad ke-15, kemunculan [[mesin cetak]] membuat harga buku menjadi lebih terjangkau, sehingga banyak warga kelas menengah yang mampu membeli buku ibadat harian, sementara buku-buku ibadat harian dalam bentuk naskah hanya dibuat atas pesanan orang-orang yang benar-benar kaya raya. ''[[Kitab salatus sawa'i]]'' (1514), buku pertama dalam aksara dan bahasa Arab yang dicetak dengan [[huruf lepas]], adalah buku ibadat harian yang dicetak bagi umat Kristen penutur bahasa Arab. Agaknya buku ini dicetak atas pesanan [[Paus Yulius II]].<ref name="Krek">{{cite journal | doi = 10.1086/372742 | author= M. Krek | first1 = M. | date = 1979 | title = The Enigma of the First Arabic Book Printed from Movable Type | url = | journal = Journal of Near Eastern Studies | volume = 38 | issue = 3| pages = 203–212 }}</ref>