Pakaian kulit kayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizkynandi (bicara | kontrib)
k penambahan perkakas
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 16:
Bahan lainnya yang menunjang proses pembuatan kain ialah abu dapur/[[abu gosok]] dan air. Abu dapur memiliki tiga fungsi utama ialah mempercepat proses pembusukan, mematikan bakteri dan menghilangkan bau. Air berfungsi untuk melembapkan kulit kayu.
 
Perkakas yang digunakan dalam proses pengolahan sangat beragam. Dalam proses pengambilan kulit kayu, parang atau pisau digunakan untuk memisahkan kulit kayu dari pohon. Tahap selanjutnya untuk mengkondisikan kulit kayu agar menjadi selembar bahan. Terdapat dua perkakas yang berfungsi sebagai landasan ialah ''paulu dan'' ''tatua.'' Sedangkan, untuk menghaluskan kulit kayu ada tiga perkakas yaitu ''pola,'' batu ''ike, parondo'', ''pongko.'' Ada dua perkakas lagi untuk merendam dan menjaga kelembaban kulit kayu yang dinamakan ''kura tanah'' dan ''banga ngekewalu''.
 
''Paulu'' adalah pengalas landasan yang terbuat dari dua bilah papan atau daun pisang. Ia biasanya berukuran 40 cm dan lebar kurang lebih 15 cm. ''Tatua'' adalah landasan yang berada di atas ''paulu''. ''Tatua'' berbentuk potongan kayu dengan ukuran sedang dan biasanya memiliki dimensi panjang 2 m, lebar 30 cm dan tebal 15 sampai 20 cm. Kayu yang dapat dijadikan ''tatua'' mesti kuat dan tidak mudah pecah.
 
Masuk kepada alat pemukul. Pada tahap awal, pemukul yang digunakan adalah ''pola''. ''Pola'' berbentuk seperti alu dan berbahan dasar kayu. Biasanya terbuat dari pangkal batang pohon enau. Selanjutnya adalah batu ''ike''. Alat ini adalah alat pukul yang kepalanya menggunakan batu. Saat ini diketahui ada enam jenis batu ''ike'' dengan fungsi yang berbeda. Pertama,
 
== Referensi ==