Mitologi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k duplikat
Baris 17:
 
=== Sastra ===
{{Double image|right|[[Berkas:Iliada Conrad Roure.jpg|160ka|Iliad-Oncor.jpgjmpl|150150px|Kiri: Sampul depan ''[[Iliad]]'' edisi [[bahasa Katala]] (1879), diterjemahkan oleh Conrad Roure. Kanan: Sampul depan ''Iliad'' edisi [[bahasa Indonesia]] (2011), diterjemahkan oleh Asep Rachmatullah. ''Iliad'' karya [[Homeros]] merupakan salah satu naskah kuno mengenai mitologi Yunani yang paling terkenal.}}]]
Narasi mitis memainkan peranan penting dalam hampir setiap genre sastra Yunani. Meskipun demikian, satu-satunya buku pedoman mitografi umum yang masih bertahan dari masa antikuitas Yunani hanyalah ''[[Bibliotheka (Pseudo-Apollodoros)|Bibliotheke]]'' buatan [[Pseudo-Apollodoros]]. Karya itu berusaha mendamaikan kisah-kisah kontradiktif dari para penyair serta menyediakan ikhtisar lengkap mengenai legenda kepahlawanan dan mitologi Yunani tradisional.<ref name="Hard1">R. Hard, ''The Routledge Handbook of Greek Mythology'', hlm. 1</ref> Apollodoros hidup pada tahun 180–120 SM dan banyak menulis mengenai topik tersebut. Tulisan-tulisannya kemungkinan membentuk dasar bagi karya-karya selanjutnya. Akan tetapi ''Bibliotheke'' menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi lama setelah Apollodoros meninggal, karena itulah pembuatnya dinamai Pseudo-Apollodoros.
 
Baris 90:
 
[[Berkas:Dionysos satyr Altemps Inv8606.jpg|200px|ka|jmpl|Patung [[Dionisos]] dan [[satir]]. Dibuat dari marmer. Salinan [[Romawi]] (abad ke-2 M) dari patung asli Yunani. Dionisos adalah dewa [[wine|anggur]] dan merupakan salah satu dewa yang memiliki karakteristik yang kompleks.]]
Dalam keberagaman yang luas mengenai mitos dan legenda yang terdapat dalam mitologi Yunani, orang Yunani Kuno percaya bahwa para dewa pada dasarnya memiliki tubuh jasmani namun tubuh para dewa adalah tubuh yang ideal. Menurut [[Walter Burkert]], ciri penting dari antropomorfisme Yunani adalah bahwa "para dewa Yunani berwujud orang, dan bukanlah sesuatu yang abstrak, ide ataupun konsep".<ref name="Burkert182">W. Burkert, ''Greek Religion'', 182</ref> Terlepas dari bentuk yang mendasari mereka, para dewa Yunani Kuno memiliki banyak sekali kemampuan yang luar biasa, yang paling penting adalah bahwa para dewa tidak dapat terkena penyakit, dan hanya dapat terluka melalui keadaan yang sangat tidak biasa. Orang Yunani menganggap bahwa keabadian adalah karakteristik paling unik dari dewa mereka. Keabadian, seperti halnya keadaan awet muda, dihasilkan dari konsumis [[nektar]] dan [[ambrosia]] secara terus-menerus. Dengan mengonsumsi itu, darah di pembuluh para dewa terus-menerus diperbaharui.<ref name="Stoll4">H.W. Stoll, ''Religion and Mythology of the Greeks'', hlm. 4</ref>
 
Setiap dewa masing-masing memiliki asal-usul, silsilah, minat, ketertarikan, kepentingan, keahlian, kekuasaan dan kepribadian tersendiri. Akan tetapi penggambaran para dewa muncul dari banyaknya variasi arkais lokal, yang tidak selalu sama antara satu dengan yang lainnya. Ketika dewa-dewa itu disebut dalam sajak, puisi, doa, atau kultus, mereka disebutkan dengan gabungan nama serta julukannya, yang mengidentifikasikan mereka berdasarkan perbedaan-perbedaan itu dari perwujudan mereka yang lainnya. Salah satu contohnya adalah ''Apollo Mousagetes'', yang artinya adalah "[[Apollo (mitologi)|Apollo]], pemimpin para [[Mousai]]". Selain itu, julukan juga dapat mengidentifikasi aspek yang khusus dan terlokalisasi dari para dewa, kadang-kadang julukan-julukan para dewa dipercaya sudah ada sebelum masa Yunani Klasik.
 
Sebagian besar dewa diasosiasikan dengan apek tertentu dalam kehidupan manusia. Contohnya, [[Afrodit]] adalah dewi cinta dan kecantikan, [[Ares]] adalah dewa perang, [[Hades]] dewa orang mati, dan [[Athena (mitologi)|Athena]] dewi strategi perang dan kebijaksanaan.<ref name="Stoll20">H.W. Stoll, ''Religion and Mythology of the Greeks'', hlm. 20</ref> Beberapa dewa, misalnya [[Apollo (mitologi)|Apollo]] dan [[Dionisos]], menunjukkan gabungan fungsi dan kepribadian yang kompleks, sedangkan yang lainnya, seperti [[Hestia]] (secara harfiah bermakna "perapian") dan [[Helios]] (secara harfiah bermakna "matahari"), tidak lebih dari sekadar personifikasi. [[Kuil Yunani|kuil-kuil]] yang paling megah cenderung didedikasikan hanya untuk beberapa dewa saja, yaitu dewa-dewa yang menjadi pusat pemujaan dari kultus pan-Hellenik yang besar. Akan tetapi, cukup lazim pula bahwa daerah-daerah dan desa-desa tertentu memiliki pemujaan tersendiri untuk dewa-dewa minor. Banyak pula kota yang menyembah para dewa yang lebih terkenal, dan para dewa itu disembah dengan ritus-ritus lokal serta mitos-mitos aneh yang diasosiasikan dengan mereka dan tidak diketahui di daerah lainnya. Pada zaman pahlawan, kultus pemujaan [[Pahlawan Yunani|pahlawan]] (atau [[setengah dewa]]) menjadi pelengkap pemujaan para dewa.