Rawa Sagele: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Rawa Sagele''' adalah sebuah tradisi masyarakat Desa Maria Kecamatan Wawo [[Kabupaten Bima]], [[Nusa Tenggara Barat|Propinsi Nusa Tenggara Bara]]<nowiki/>t. Dalam Bahasa Daerah Bima, Rawa berarti Nyanyian, Sagele berarti Alat yang dipergunakan untuk menanam. Rawa Sagele merupakan warisan Nenek Moyang orang Maria yang hingga saat ini sudah berumur sekitar 500 tahun.
Rawa Sagele biasa dinyanyikan saat dimulainya bercocok tanam oleh masyarakat setempat. Kegiatan bercocok tanam menggunakan sagele masyarakat Wawo, dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari kaum perempuan yang mencapai 10 sampai 20 orang atau lebih, sambil berbalas pantun dengan cara bersenandung. Kegiatan tersebut semata untuk menghibur para pekerja pada saat proses menanam.<ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1727|title=Rawa Sagele|last=Warisan Budaya Takbenda Indonesia|first=|date=|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|publisher=Kemdikbud RI|access-date=}}</ref>
Baris 19 ⟶ 15:
Lagu Sagele terdiri dari tiga bagian yakni bagian pertama dimainkan pada waktu pagi untuk memulai menanan, bagian kedua dimainkan pada waktu tengah hari sebagai penyemangat para pekerja dan bagian ketiga pada waktu menjelang sore sebagai pertanda pekerjaan hari ini akan segera diakhiri.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbali/rawa-segale/|title=RAWA SEGALE|last=bpnbbali|date=2014-12-05|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT|language=en-US|access-date=2019-02-23}}</ref>
==
Gele badoca
Baris 95 ⟶ 91:
hari.<ref>{{Cite book|title=Ampa fare: kearifan budaya lokal masyarakat Wawo Nusa Tenggara Barat|last=Bunyamin|first=Bunyamin|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2018|isbn=978-602-437-393-1|location=Jakarta|pages=38-41}}</ref>
==
<references />
|