Wei Zheng wafat pada tahun 643. Kematiannya membuat Taizong sangat berduka. Ia meratap, “Dengan bercerminbecermin dari perunggu, saya dapat melihat apakah saya telah berpakaian dengan rapi; dengan bercerminbecermin dari sejarah, saya dapat mempelajari alasan jatuh bangunnya negara; dengan bercerminbecermin dari manusia, saya dapat menjaga diri dari melakukan kesalahan, melihat kekurangan dan kelebihan diri. Sekarang Wei Zheng telah tiada, saya telah kehilangan salah satu cermin ini.” Ia memakamkan Wei dengan penuh kehormatan di dekat makam keluarga kekaisaran dan menikahkan salah seorang putrinya dengan [[Wei Shuyu]], putra Wei Zheng. Belakangan Wei Shuyu dihukum karena fitnah, pernikahannya dibatalkan, makam ayahnya dibongkar dan dipindahkan. Namun tahun [[646]], setelah kegagalan perang di Korea, reputasi keluarga Wei dipulihkan. Dalam beberapa karya [[literatur]], Wei Zheng dilukiskan sebagai manusia setengah dewa, misalnya dalam [[Perjalanan ke Barat]] (西游记), di mana Wei menghukum mati [[Ao Guang|Raja Naga Laut Timur]] yang melanggar perintah [[Kaisar Giok]].
Tulisan-tulisan hasil karya Wei meliputi ''Buku Sejarah Dinasti Sui'' (隋书), ''Buku Sejarah Dinasti Liang'' (粱书), ''Buku Sejarah Dinasti Chen'' (陈书), dan ''Buku Sejarah Dinasti Qi'' (齐书) yang semuanya merupakan referensi sejarah yang tak ternilai harganya.