Saluak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
Saluak berasal dari bentangan kain berukuran segi empat. Kain dilipat dan dipilin pada bagian ujung kiri dan ujung kanan lalu dipilin dari kiri ke kanan sehingga membentuk lingkaran. Saluak berbentuk bundar mengikuti lingkar kepala, kecuali pada bagian muka yang dibuat datar. Pada bagian muka saluak, terdapat kerut-kerut hasil lipatan kain, yang membentuk jenjang. Peniti digunakan untuk membentuk kerutan saluak dengan cara menyematkannya pada bagian atas saluak. Pada bagian sisi belakang saluak, terdapat pilinan ujung sisi kiri dan ujung sisi kanan kain saluak. Adapun bagian dalam saluak mengikuti bentuk luar saluak, yakni terdapat kerut-kerutan hasil lipatan kain.{{sfn|Anwar Ibrahim|1986|pp=27}}{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=4–9}}
 
Kain pada saluak dapat berupa kain [[songket]] atau kain batik berbahan katun. Saluak yang digunakan oleh pengantin laki-laki biasanya merupakan kain songket berbenang emas. Motifnya berupa batang pinang, bunga tanjung, dan tumbuhan lainnya. Warna saluak mengikuti warna bahan batik yang digunakan, seperti warna-warna cokelat tua, cokelat muda, dan warna merah batatbata.{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=8}}{{sfn|Nazif Basir|Elly Kasim|1997}} Pada saluak yang terbuat dari batik, cenderung berwarna gelap.{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=8}}
 
== Makna ==
Baris 22:
 
== Pemakaian ==
[[Berkas:Mahyeldi Babaju Datuak.jpg|jmpl|250px|Saluak dikenakan oleh Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang bergelar Datuak Marajo]]
 
Cara pemakaian saluak yaitu dengan dimiringkan ke arah kiri. Bagian pusar saluak berada ditengah dahi, sejajar dengan tulang hidung.{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=9}}