Saluak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een opgemaakte gebatikte hoofddoek TMnr 1244-16.jpg|jmpl|250px|Model slauak]]
 
Saluak berasal dari bentangan kain berukuran segi empat dengan ukuran 80 meter persegi. Kain direndamkan terlebih dahulu ke dalam cairan [[Tapioka|tepung topioka]] yang telah dimasak. Dalam keadaan basah, kedua sudut kain yang berlawanan dipertemukan sehingga membentuk segitiga. Pinggir (alas) segitiga dibuat lipatan sebanyak yang diinginkan, biasanya lima sampai tiga belas. Setelah itu, dibuat lingkaran seukuran besar kepala dengan mempersilangkan kedua ujungnya. Ujung silangan yang bagian dalam dilipatkan membalut ujung bagian luar selanjutnya diinasukkan ke dalam, sedangkan ujung yang sebelah ke luar dilipatkan ke atas, sehingga menutup sebagian lubang lingkaran. Selanjutnya ujung-ujung puncak segitiga yang dua lapis ditutupkan sehingga bertemu dengan ujung lipatan yang sebelah ke luar pertama yang akhirnya kedua ujung tersebut menutupi lubang lingkaran bersama-sama dengan ujung sebelah bawah yang dilipatkan ke atas. Sesudah itu, dilanjutkan dengan penataan akhir.{{sfn|Anwar Ibrahim|1986|pp=151–152}}
Saluak berasal dari bentangan kain berukuran segi empat. Kain dilipat dan dipilin pada bagian ujung kiri dan ujung kanan hingga membentuk lingkaran. Bentuk saluak seperti [[songkok]], tapi bagian atasnya mengikuti bentuk kepala. Bagian muka saluak dibuat datar dan terdapat kerut-kerut hasil lipatan kain, yang membentuk jenjang. Peniti digunakan untuk membentuk kerutan saluak dengan cara menyematkannya pada bagian atas saluak. Pada bagian sisi belakang saluak, terdapat pilinan ujung sisi kiri dan ujung sisi kanan kain saluak. Adapun bagian dalam saluak mengikuti bentuk luar saluak, yakni terdapat kerut-kerutan hasil lipatan kain.{{sfn|Anwar Ibrahim|1986|pp=27}}{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=4–9}}
 
Saluak berasal dari bentangan kain berukuran segi empat. Kain dilipat dan dipilin pada bagian ujung kiri dan ujung kanan hingga membentuk lingkaran. Bentuk saluak seperti [[songkok]], tapi bagian atasnya mengikuti bentuk kepala. Bagian muka saluak dibuat datar dan terdapat kerut-kerut hasil lipatan kain, yang membentuk jenjang. Peniti digunakan untuk membentuk kerutan saluak dengan cara menyematkannya pada bagian atas saluak. Pada bagian sisi belakang saluak, terdapat pilinan ujung sisi kiri dan ujung sisi kanan kain saluak. Adapun bagian dalam saluak mengikuti bentuk luar saluak, yakni terdapat kerut-kerutan hasil lipatan kain.{{sfn|Anwar Ibrahim|1986|pp=27}}{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=4–9}}
 
Kain pada saluak dapat berupa kain [[songket]] atau kain batik berbahan katun. Saluak yang digunakan oleh pengantin laki-laki biasanya merupakan kain songket berbenang emas. Motifnya berupa batang pinang, bunga tanjung, dan tumbuhan lainnya. Warna saluak mengikuti warna bahan batik yang digunakan, seperti warna cokelat dan warna merah bata. Pada saluak yang terbuat dari batik, cenderung berwarna gelap.{{sfn|Nazif Basir|Elly Kasim|1997}}{{sfn|Dina Herlina Sari|2015|pp=4–9}}