Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 24:
{{main|Alkimia dan kimia Islam abad pertengahan}}
 
Alkimia, sudah mapan sebelum munculnya Islam, berasal dari keyakinan bahwa zat terdiri campuran dari empat unsur Aristotelian (api, bumi, udara, dan air) dalam proporsi yang berbeda. Para ahli alkimia menganggap emas sebagai [[logam mulia|logam termulia]], dan berpendapat bahwa logam-logam lainnya membentuk serangkaian timbunan yang paling dasar, seperti timbal.<!--dibantutlg bantu perbaiki terjemahan jika keliru:"formed a series down to the basest"--> Mereka juga percaya bahwa unsur kelima, [[Ramuan panjang umur|eliksir]], dapat mengubah [[logam dasar]] menjadi emas. [[Jabir bin Hayyan]] (abad ke 8—9) menulis tentang alkimia, berdasarkan eksperimennya sendiri. Dia menjelaskan teknik laboratorium dan metode eksperimental yang akan terus digunakan ketika alkimia telah berubah menjadi kimia. Ibnu Hayyan mengidentifikasi banyak zat, termasuk asam sulfat dan nitrat. Dia menjabarkan proses seperti [[sublimasi (kimia)|sublimasi]], [[redoks|reduksi]], dan [[distilasi]].
 
==Referensi==