Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
Astronomi menjadi disiplin utama dalam ilmu pengetahuan Islam. Para astronom mencurahkan upaya untuk memahami sifat kosmos maupun untuk tujuan praktis. Salah satu aplikasinya menyangkut penentuan [[Kiblat]], arah yang dituju saat seorang Muslim mendirikan salat. Yang lainnya adalah [[Astrologi Islam abad pertengahan|astrologi]], memprediksi peristiwa yang memengaruhi kehidupan manusia dan [[astrologi pilihan|memilih waktu yang tepat untuk tindakan]] seperti pergi berperang atau membangun sebuah kota.<ref>Turner [[#CITEREFTurner1997|1997, pp.59–116]]</ref> [[Al-Battani]] (850–922) secara akurat menentukan panjang tahun matahari. Dia berkontribusi pada [[Tabel Toledo]], yang digunakan oleh para astronom untuk memprediksi pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet di langit. [[Nicolaus Copernicus|Copernicus]] (1473-1543) kemudian menggunakan beberapa tabel astronomi Al-Battani.<ref>Masood [[#CITEREFMasood2009|2009, pp.74, 148–150]]</ref>
[[Al-Zarqali]] (1028-1087) mengembangkan sebuah [[astrolab]] yang lebih akurat, digunakan selama berabad-abad sesudahnya. Dia membangun sebuah [[jam air]] di [[Toledo, Spanyol|Toledo]], menemukan bahwa [[apsis]] Matahari bergerak perlahan relatif terhadap bintang-bintang tetap, dan memperoleh estimasi yang baik tentang gerakannya<ref>[[#CITEREFLinton2004|Linton (2004)]], [https://books.google.com/books?id=aJuwFLGWKF8C&pg=PA97 p.97)]. Owing to the unreliability of the data al-Zarqali relied on for this estimate, its remarkable accuracy was fortuitous.</ref> untuk tingkat perubahannya.<ref>Masood [[#CITEREFMasood2009|2009, pp.73–75]]</ref> [[Nashiruddin ath-Thusi]] (1201–1274) menulis suatu revisi penting untuk [[Geosentrisme#Sistem_Ptolemaik|model langit abad ke-2 Ptolemaeus]]. Ketika Tusi menjadi astrolog
==Referensi==
|