Suku Lauje: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Suku Lauje''' merupakan salah satu suku di [[Indonesia]] yang sebagian besar menetap di [[Kabupaten Donggala]], [[Sulawesi Tengah|Provinsi Sulawesi Tengah]]<ref name=":0">{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia: Jilid L – Z.|last=Melalatoa|first=DR. M. Junus|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.|year=1 Januari 1995|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>. Dikenal juga sebagai Suku Daya dan merupakan satu dari lima suku terasing yang ada di Kabupaten Donggala<ref name=":1">{{Cite book|title=Sejarah Daerah Sulawesi Tengah|last=Suwondo|first=Bambang|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah|year=1 Januari 1984|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>
 
Komunitas masyarakat Suku Lauje tidak hanya tinggal di Kabupaten Donggala saja. Mereka ada yang menetap di [[Kabupaten Tolitoli|Kabupaten Toli-toli]] ([[Dondo, Tolitoli|Kecamatan Dondo]]), [[Kabupaten Parigi Moutong|Kabupaten Parigi Moutog]] ([[Palasa, Parigi Moutong|Kecamatan Palasa]]<ref name=":3" />, [[Tinombo, Parigi Moutong|Tinombo]], [[Tomini, Parigi Moutong|Tomini]], [[Ampibabo, Parigi Moutong|Ampibabo]])<ref name=":2">{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|last=Hidayah|first=Dr. Zulyani|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Anggota IKAPI DKI Jakarta|year=2015|isbn=978-979-461-929-2|location=Jakarta|pages=}}</ref>, [[Kabupaten Poso]] serta ada juga yang tinggalmendiami diwilayah [[Kabupaten Banggai]] ([[Luwuk, Banggai|Kecamatan Luwuk]])<ref name=":0" />.
 
== Asal-Usul ==
Baris 11:
 
== Agama dan Sistem Kepercayaan ==
Sebagian masyarakat Suku Lauje sudah menganut [[Kekristenan|Agama Kristen]], selebihnya adalah [[Muslim]]<ref name=":0" />. Penelitian terakhir yang dilakukan Mahasiswa [[Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin|Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanudin]] (pada tahun 2009) menunjukkan bahwa suku Lauje yang mendiami pesisir [[Teluk Tomini]] hingga kaki [[Gunung Sojol]] jumlah penduduknya mencapai 3.971 jiwa atau 737 KK, Dari jumlah itu sebanyak 3.176 jiwa sudah memeluk [[Islam|Agama Islam]], sedangkan sisanya beragama Kristen<ref>{{Cite web|url=https://nasional.kompas.com/read/2009/03/05/20541446/mahasiswa.fib-uh.buat.buku.suku.lauje|title=Mahasiswa FIB-UH Buat Buku Suku Lauje|last=|first=|date=05 Maret 2009|website=kompas online|publisher=|access-date=14 Maret 2019}}</ref>.
 
Meski sudah menganut agama[[Agama Abrahamik|Agama Samawi]], sistem kepercayaan dari nenek moyang masih mereka hormati dan pertahankan, termasuk soal asal-usul mereka seperti yang telah diterangkan di atas<ref name=":0" />.
 
Suku Lauje masih mempercayai ada beberapa Ilah (dewa) yang mengatur kehidupan manusia di dunia. Mereka adalah Raja Tongka Alah (tinggal di langit), Puang Ma Petu (berdiam di bawah tanah) dan Olongian (tinggal di mata air).
Baris 28:
Sebagai sambilan, pekerjaan mereka adalah mencari [[Rotan|rotan,]] [[damar]], [[kemiri]], membuat kerajinan tangan, [[Perburuan|berburu]] juga [[Peternakan|beternak]]. Jika masa paceklik tiba, orang Suku Lauje sanggup bertahan hidup hanya dengan mengkonsumsi [[Ubi jalar|ubi jalar]] “unggayu”, atau [[gadung]] “ondot” yang tumbuh liar di hutan-hutan<ref name=":0" />.
 
Suku Lauje yang bermukim di [[Kabupaten Parigi Moutong]] bisa memiliki pendapatan rata-rata sampai Rp. 10 juta per bulan dari memanen [[Kakao|coklat]] dan cengkeh, tentu saja jika harga keduanya sedang tinggi. Untuk diketahui kabupaten ini merupakan pemasok coklat terbesar di Indonesia<ref name=":4">{{Cite web|url=http://sinarharapan.net/2018/10/suku-lauje-penabung-uang-di-atas-pohon/|title=Suku Lauje, Penabung Uang di Atas Pohon|last=Jemabut|first=Inno|date=23 October 2018|website=sinarharapan|publisher=|access-date=13 Maret 2018}}</ref>.
 
Awalnya Suku Lauje (khususnya di Parigi Moutong) menggunakan konsep berladang tak menetap. Namun sejak era 80-an pola seperti itu perlahan-lahan berubah. Mereka mulai mengenal tanaman jangka menengah, dan panjang, seperti cengkeh, kakao dan kelapa.