Saparan Wonolelo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wijaya muti (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Saparan Wonolelo''' merupakan adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan. Lokasi persebarannya berada dikabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mae...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor-alih
 
Wijaya muti (bicara | kontrib)
tambahan gambaar dan penjelasan.
Baris 1:
[[Berkas:Barisan-Prajurit-Pembuka-Kirab-Pusaka-Ki-Ageng-Wonolelo-Sleman.jpg|jmpl|Teamtouring.net. https://teamtouring.net/tradisi-saparan-dan-sebaran-apem-ki-ageng-wonolelo-sleman.html]]
'''Saparan Wonolelo''' merupakan adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan. Lokasi persebarannya berada dikabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maestro dalam upacara adat ini ialah Purwo Widodo (Alm); Tugiman, S.S (trah Ki Ageng Wonolelo). Sampai saat ini budaya ini masih bertahan.
'''Saparan Wonolelo''' merupakan adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan. Lokasi persebarannya berada dikabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maestro dalam upacara adat ini ialah Purwo Widodo (Alm); Tugiman, S.S (trah Ki Ageng Wonolelo). Sampai saat ini budaya ini masih bertahan.<ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+2&utm_campaign=366384573e-EMAIL_CAMPAIGN_2019_02_26_07_02&utm_medium=email&utm_term=0_919abbfea5-366384573e-302134837|title=Buku Penetapan WBTb 2018|last=Ramly|first=Nadjamuddin|date=10 oktober 2018|website=Buku Penetapan WBTb 2018|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Buadaya, direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebidayaan|access-date=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+2&utm_campaign=366384573e-EMAIL_CAMPAIGN_2019_02_26_07_02&utm_medium=email&utm_term=0_919abbfea5-366384573e-302134837}}</ref>
 
Saparan wonlolelo merupakan salah satu upacara adat yang dlakukan untuk menyambut datangnya bulan Sapar dalam penangalan Jawa/Islam. Upacara ini biasanya dilaksanakan di dusun pondok Wonolelo , desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Uapacara Saparan Wonolelo biasanya diawali dengan pengajian akbar sebagai upaya untuk meneruskan perjuangan Ki Ageng Wonolelo sebagai ulama besar dan penyebar agama islam. Kemudian, upcara ini akan diakhiri dengan penyebaran Apem.
 
Acara puncak dari Saparan Wonolelo dilaksanakan padda hari jumat setelah selesai solat jumat. Acara puncak dimulai dengan kirab prajurit (''bregedo)'', pusaka peningalan Ki Ageng Wonolelo, gunungan apem serta peserta lain yang turut memeriahkan acara ini. Kirab dimulai dari halaman balai desa Widodomartani, menuju ke makam Ki Ageng Wonolelo. Didalam barisan kirab pusaka, nampak beberapa jenis barisan prajurit, seperti Bregodo Ganggeng Samodra, Bregodo Muspika Kecamatan Ngmeplak, Bregodo Ki Ageng Wonolelo, dan Bregodo Ugel-Ugelan. Semua prajurit mengenakan kostum dan aksesoris yang berbeda-beda.<ref>{{Cite web|url=https://teamtouring.net/tradisi-saparan-dan-sebaran-apem-ki-ageng-wonolelo-sleman.html|title=Tradisi Saparan dan Sebaran Apem Ki Ageng Wonolelo Sleman|last=Touring|first=Team|date=Hasil perjalanan|website=Teamtouring.net|publisher=Teamtouring.net|access-date=https://teamtouring.net/tradisi-saparan-dan-sebaran-apem-ki-ageng-wonolelo-sleman.html}}</ref>
 
= Sejarah =
[[Berkas:Upacara Wonolelo.jpg|jmpl|Upacara Adat Saparan Ki Wonolelo. Diunduh dari JalanJogja.com. http://jalanjogja.com/upacara-adat-saparan-ki-ageng-wonolelo/]]
Orang yang pertama kali menggagas untuk mengedakan upacara adat Saparan ialah: Bapak Purwowidodo (Pak Lurah Widodomartani) bersama Kepala Dukuh Pondok Wonolelo pada tahun 1967. keduanya memiliki ide serta gagasan untuk melangsungkan upacara dengan mengumpulkan ''trah'' (keturunan Ki Ageng Wonolelo), dan merancang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Ki Ageng Wonolelo merupakan tokoh leluhur yang diangap sebagai cikal-bakal pembukaan Pondok Wonolelo. Ki Ageng Wonolelo yang konon memiliki nama asli Jumadi Geno, merupakan keturunan dari raja Brawijaya V sekaligus salah satu tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.
 
Pada masa itu Ia bermukim di dusun pondok Wonolelo, dan termasuk salah seorang yang memiliki ilmu kebatinan yag tinggi. Karenanya, Ia pernah di utus raja Mataram ke Kerjaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkang Kerajaan Mataram. Ia pun berhasil menaklukkan kerajaan Sriwijaya. Karena itulah nama Ki Ageg Wonolelo semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang datang untuk berguru padanya.
 
OrangSaparan yangWonolelo sendiri pertama kali menggagas untuk mengedakan upacara adat Saparandigagas ialah:oleh Bapak Purwowidodo (Pak Lurah Widodomartani) bersama Kepala Dukuh Pondok Wonolelo pada tahun 1967. keduanya memiliki ide serta gagasan untuk melangsungkan upacara dengan mengumpulkan ''trah'' (keturunan Ki Ageng Wonolelo), dan merancang kegiatan yang akan dilaksanakan.
 
Setelah bermusyawarah dan masyarakat bersepakat, semua keturunan Ki Ageng Wonolelo diundang dan diminta untuk mengumpulkan pusaka yang tersebar di beberapa tempat untuk disatukan dan diarak keliling kampung sampai ke tujuan akhir, yaitu kompleks maam Ki Ageng Wonolelo. Kemudian pusaka tersebut disimpan di dalam rumah ''Tiban''.
Baris 14 ⟶ 24:
# Kopiah, yang disimpan di Umbul Martani.
 
= Refrensi =
<br />
 
{{Sedang ditulis}}