Djalan Terbuka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Akhirnya Basri berterus terang pada Nyonya Sanusi bahwa dia sangat mencintai Ida dan ingin meminangnya. Nyonya Sanusi mnyetujui keinginan Basri untuk segera meminang Ida. Ida pun juga menerima pinangan Basri dan menerima cinta Basri. Tetapi di sisi lain, Kamal sang kakak tambah membenci Basri. Selepas Basri mempersunting Ida, kehidupan keluarga ekonomi Nyonya Sanusi semakin membaik. Karir Basri di dunia politik semakin membaik dan menanjak sehingga Basri pun semakin sibuk. Menjelang pemilihan umum tahun 1955, Basri semakin disibukkan dengan karir partainya. Basri tambah sibuk sehingga Basri semakin jarang puang ke rumah hingga lupa akan istriny yang sedang sakit-sakitan. Hingga Basri telah lupa akan ibunya juga yang tinggal di Karawang sehingga kabar meninggalnya ibunya sampai tak terdengar. Melihat keadaan yang seperti ini, kebencian Kamal semakin besar hingga Ida dan Nyonya Sanusi ikut membenci Basri kini.
Sejauh ini Kamal masih menjadi pengangguran. Kamal bercita - cita menjadi seorang penulis tetapi sampai saat ini belum berhasil mewujudkan cita - citanya itu. Suatu ketika datanglah Marno ke rumah Nyonya Sanusi, seorang teman Kamal yang pekerjaannya sebagai wartawan. Marno adalah seorang teman yang disukai Kamal. Marno berkeinginan agar Kamal menjadi menjadi seorang guru, guru SMP. Tetapi Kamal menolak hanya karena Kepala Sekolah SMP tersebut adalah seorang koruptor. Pada suatu hari, tersiar kabar pembunuhan seorang wanita bernama Sri. Sri adalah istri dari Sumo teman satu partai Basri. Ternyata pembunuhan wanita tersebut menyeret Basri yang ikut terlibat dalam pembunuhan itu. Basri menjadi tersangka pembunuhan terhadap Sri. Dan akhirnya Basri ditahan oleh pihak kepolisian karena tuduhan tersebut. Mendengar kabar berita pembunuhan yang melibatkan Basri ini, Kamal langsung melacak berita ini ke kantor polisi.
== Referensi ==
|