Dari Puncak Bukit Talang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menyunting halaman
Baris 1:
'''Dari Puncak Bukit Talang''' adalah novel yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1964 oleh Wilendra. Karya sastra yang memiliki 10 bagian ini ditulis oleh [[Soewardi Idris]]. Novel Dari Puncak Bukit Talang mengisahkan persahabatan Munandar dan Karnain yang berada pada pihak yang berseberangan pada masanya.<ref>{{Cite web|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Dari_Puncak_Bukit_Talang|title=Artikel "Dari Puncak Bukit Talang" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2019-03-17}}</ref>
 
== Sinopsis ==
Munandar adalah seorang aktivis [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), yang menentang pemerintah Republik Indonesia. Ia bersahabat dekat dengan Karnain yang sangat setia kepada pemerintah Republik Indonesia. Akibat ancaman Junus, salah seorang tokoh PRRI, Karnain pun terpaksa meninggalkan istrinya, Alida, yang saat itu tengah mengandung dan menyingkir ke luar kota Solok.
 
Ketika [[Kota Solok|kota Solok]] akhirnya berhasil dikuasai oleh Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), Letnan Sudarno yang adalah anggota APRI datang menemui Martini, istri Munandar, dan Alida. Ia pun membantu kedua perempuan tersebut. Sementara itu, pasukan PRRI terpaksa menyingkir ke Desa Koto Hilalang dan desa lainnya di dekat bukitBukit Talang. Sembari membawa Karnain sebagai jaminannya, Munandar mengajaknya menumpang tidur di rumah Nenek Boge dan cucunya yang bernama Kartina. Mereka berempat akhirnya menyingkir ke Kacukah saat orang-orang dari daerah pengungsian mulai berdatangan.
 
Ketika keadaan kota Solok kembali ramai, terdengar gosip bahwa Munandar sudah menikah lagi. Ketika Martini mendengar hal tersebut, betapa sakit hatinya oleh pengkhianatan sang suami. Tanpa mengindahkan nasihat Letnan Sudarno, perempuan itu menggugat cerai suaminya ke pengadilan agama.