Masjid Raya Pekanbaru: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Masjid Raya Pekanbaru''' atau '''Masjid Senapelan Pekanbaru''' merupakan
== Sejarah ==
Masjid ini didirikan pada masa kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah ketika memindahkan dan menjadikan [[Senapelan, Pekanbaru|Senapelan]] (sekarang [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]) sebagai Pusat Kerajaan Siak. Sesuai adat Raja Melayu pada saat itu, apabila terjadi pemindahan pusat kerajaan, maka harus diikuti dengan pembangunan ''Istana Raja'', ''Balai Kerapatan Adat'', dan ''Masjid''. Ketiga unsur tersebut wajib dibangun sebagai representasi dari unsur pemerintahan, adat dan agama yang biasa disebut ''Tali Berpilin Tiga'' atau ''[[Tungku Tigo Sajarangan|Tungku Tiga Sejarangan]]''.<ref name="Sejarah"/>
Di akhir tahun 1762, dilakukan upacara menaiki ketiga bangunan tersebut. Bangunan istana diberi nama ''Istana Bukit'', balai kerapatan adat disebut ''Balai Payung Sekaki'' dan masjid diberi nama ''Masjid Alam''
== Nama ==
Masjid ini pertama kali bernama masjid Alam (diambil dari nama kecil sultan Alamuddin yaitu Raja Alam). Setelah itu namanya diganti menjadi masjid Nur Alam. Namun, akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Raya Pekanbaru.<ref name="Arsitektur dan Nama"/>
== Arsitektur ==
Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini mengalami beberapa renovasi. Yaitu pada tahun 1755, renovasi dilakukan dengan pusat pelebaran daya tampung masjid. Lalu pada tahun 1810, pada masa pemerintahan [[Ali dari Siak|Sultan Assaidis Syarif Ali Abdul Jalil Saifuddin]], masjid ini kembali direnovasi dengan menambahkan fasilitas tempat berteduh untuk pada peziarah makam di sekitar area masjid. Dilanjutkan pada tahun 1940, ditambahkan sebuah pintu gerbang masjid yang menghadap ke arah timur.<ref name="Arsitektur dan Nama">{{cite web |url=https://kontraktorkubahmasjid.com/masjid-raya-senapelan-pekanbaru-riau/ |title=Masjid Raya Senapelan – Pekanbaru Riau |accessdate=20 Maret 2019}}</ref>
Renovasi yang terakhir, terjadi pada tahun 1940, renovasi ini merupakan renovasi dari keseluruhan masjid yang bisa disebut sudah ''sangat tua''. Renovasi ini dimulai dari tahun 1755 sampai tahun 1940. Ini artinya masjid tersebut sudah berusia hampir 2 abad lamanya.<ref name="Arsitektur dan Nama"/>
== Revitalisasi ==
|