Dharmasraya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 33:
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Dharmasraya''' adalah nama ibu kota dari sebuah [[Kerajaan Melayu]] di [[SumateraSumatra]].<ref name="Nāgarakrětāgama">J.L.A. Brandes, 1902, ''Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok''</ref> Nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan [[Sriwijaya]] setelah serangan [[Rajendra Chola]] I ([[dinasti Chola|raja Chola]] dari [[Koromandel]]) pada tahun [[1025]].
 
== Awal mula ==
Baris 50:
 
== Daerah kekuasaan Dharmasraya ==
Dalam naskah berjudul ''[[Zhufan Zhi]]'' (諸蕃志) karya [[Zhao Rugua]] tahun [[1225]]<ref>Friedrich Hirth & W.W.Rockhill, 1911, ''Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi, St Petersburg.</ref> disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu ''Che-lan'' ([[Kamboja]]), ''Kia-lo-hi'' (Grahi, Ch'ai-ya atau [[Chaiya]] selatan [[Thailand]] sekarang), ''Tan-ma-ling'' ([[Tambralingga]], selatan [[Thailand]]), ''Ling-ya-si-kia'' ([[Langkasuka]], selatan Thailand), ''Ki-lan-tan'' ([[Kelantan]]), ''Ji-lo-t'ing'' ([[Cherating]], pantai timur semenanjung malaya), ''Tong-ya-nong'' ([[Terengganu]]), ''Fo-lo-an'' (muara sungai [[Dungun]], daerah Terengganu sekarang), ''Tsien-mai'' ([[Semawe]], pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a ([[Sungai Paka]], pantai timur semenanjung malaya), ''Pong-fong'' ([[Pahang]]), ''Lan-mu-li'' ([[Lamuri]], daerah [[Aceh]] sekarang), ''Kien-pi'' ([[Jambi]]), ''Pa-lin-fong'' ([[Palembang]]), ''Sin-to'' ([[Kerajaan Sunda|Sunda]]), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, SumateraSumatra, sampai Jawa bagian barat.
 
=== San-fo-tsi ===
Baris 59:
Sebaliknya, dari daftar daerah bawahan San-fo-tsi tersebut tidak ada menyebutkan ''Ma-la-yu'' ataupun nama lain yang mirip dengan Dharmasraya. Dengan demikian, istilah San-fo-tsi pada tahun 1225 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan identik dengan Dharmasraya. Jadi, daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan Kerajaan Dharmasraya, karena saat itu masa kejayaan Sriwijaya sudah berakhir.
 
Jadi, istilah San-fo-tsi yang semula bermakna Sriwijaya tetap digunakan dalam berita Tiongkok untuk menyebut [[Pulau SumateraSumatra]] secara umum, meskipun kerajaan yang berkuasa saat itu adalah Dharmasraya. Hal yang serupa terjadi pada abad ke-14, yaitu zaman [[Majapahit]] dan [[Dinasti Ming]]. Catatan sejarah Dinasti Ming masih menggunakan istilah San-fo-tsi, seolah-olah saat itu Sriwijaya masih ada. Sementara itu, catatan sejarah Majapahit berjudul ''[[Nagarakretagama]]'' tahun [[1365]] sama sekali tidak pernah menyebut adanya negeri bernama Sriwijaya melainkan Palembang.
 
=== Ekspedisi Pamalayu ===
Dalam ''Kidung Panji Wijayakrama'' dan [[Pararaton]] menyebutkan pada tahun 1275, [[Kertanagara]] mengirimkan utusan dari Jawa ke SumateraSumatra yang dikenal dengan nama [[Ekspedisi Pamalayu]] yang dipimpin oleh [[Mahisa Anabrang]] atau [[Kebo Anabrang]]. Kemudian pada tahun 1286 Kertanagara kembali mengirimkan utusan untuk mengantarkan ''Arca Amoghapasa'' yang kemudian dipahatkan pada [[Prasasti Padang Roco]] di Dharmasraya ibu kota ''bhumi malayu'', sebagai hadiah dari Kerajaan [[Singhasari]]. Tim ini kembali ke Pulau Jawa pada tahun 1293 sekaligus membawa dua orang putri dari [[Kerajaan Melayu]] yang bernama [[Dara Petak]] dan [[Dara Jingga]]. Kemudian Dara Petak dinikahi oleh [[Raden Wijaya]] yang telah menjadi raja [[Majapahit]] penganti Singhasari, dan pernikahan ini melahirkan [[Jayanagara]], raja kedua Majapahit. Sedangkan Dara Jingga dinikahi oleh ''sira alaki dewa'' (orang yang bergelar dewa) dan kemudian melahirkan ''Tuan Janaka'' atau Mantrolot Warmadewa yang identik dengan [[Adityawarman]],<ref name="Berg">C.C. Berg, (1985), ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref> dan kelak menjadi ''Tuan Surawasa'' ([[Suruaso, Tanjung Emas, Tanah Datar|Suruaso]]) berdasarkan [[Prasasti Batusangkar]] di pedalaman [[Minangkabau]].<ref>Reichle, N., (2007), Violence and serenity: late Buddhist sculpture from Indonesia. University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2924-7.</ref>
 
== Dalam Kitab Nagarakretagama ==
Baris 88:
|[[Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa]]
|Dharmasraya
|[[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 di [[Siguntur]] (Kabupaten Dharmasraya sekarang di SumateraSumatra Barat), pengiriman [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah Raja [[Singhasari]] kepada Raja Dharmasraya.
|-
|1316
Baris 108:
* [http://marisma.multiply.com/journal/item/131/Sayang_Sekali_Barangan_Bernilai_Sejarah_Tidak_Di_Jaga...?&item_id=131&view:replies=reverse Sayang Sekali Barangan Bernilai Sejarah Tidak Di Jaga...]
<br />
{{Kerajaan di SumateraSumatra}}
 
[[Kategori:Kerajaan Dharmasraya| ]]
[[Kategori:Kerajaan Melayu]]
[[Kategori:Kerajaan di SumateraSumatra]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]