Divisi Regional IV Tanjungkarang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 17:
}}
'''Divisi Regional IV Lampung''' (atau disebut juga '''Divisi Regional IV Tanjungkarang''' (Divre IV TNK)) adalah [[Divisi Regional Kereta Api Indonesia|Divre KAI]] dengan wilayah kerja Provinsi [[Lampung]] dan sebagian [[
Sebelumnya Divre IV TNK menggunakan nomenklatur ''Sub Divisi Regional III.2 Tanjungkarang'' yang merupakan bagian dari '''Divisi Regional III
== Gambaran Umum ==
Perhitungan jarak rel [[kereta api]] dimulai dari stasiun Panjang, [[Lampung]] (KM 0) yang telah ditutup sejak beroperasinya [[Pelabuhan Bakauheni]] yang menghentikan hegemoni pelayanan [[kapal laut|kapal]] penumpang dari pelabuhan Panjang yang terintegrasi dengan jalur kereta api melalui stasiun Panjang. Dari pelabuhan tersebut, ruas jalur kereta api berakhir di [[Stasiun Prabumulih]] ([[
Dari [[stasiun]] besar hingga [[stasiun]] kecil di Divre IV TNK rata-rata merupakan stasiun ''long siding'' dengan panjang emplasemen antara 900-1000 m atau lebih. Bahkan, [[stasiun Tulungbuyut]] merupakan stasiun dengan emplasemen terpanjang di Indonesia. Spoor belok [[stasiun Tulungbuyut|Tulungbuyut]] memiliki panjang sekitar 2200 m.<ref>http://www.skyscrapercity.com/showpost.php?p=128866164&postcount=14</ref>
Baris 29:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van een onderneming en een spoorweg in de Lampongse Districten op Zuid-Sumatra. TMnr 60013146.jpg|350px|jmpl|Foto udara [[stasiun Kotabumi]] dan lingkungan sekitarnya di wilayah [[Kotabumi (kota)|Kotabumi]], [[Lampung Utara]] pada zaman [[Hindia Belanda]].]]
Sekitar tahun 1911, transmigran pulau [[Jawa]] yang didatangkan [[Hindia Belanda]] ke [[Lampung]] pada 1905 berhasil membangun perkebunan [[kaitsyuk]], [[tembakau]], [[kopi]], [[karet]], [[kelapa dalam]], dan [[kelapa sawit]]. Gubernur Jenderal [[Hindia Belanda]] di [[Batavia]] lalu menganggap sarana angkutan hasil-hasil bumi dari [[
Adapun rel KA pertama di Pulau
Rel KA antara [[Bandarlampung|Tanjungkarang]] dan [[Palembang]] banyak melintasi hutan, perkebunan karet, perkebunan sawit, dan rawa-rawa. Jalur KA ini berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa, di mana rel KA dibangun melintasi perkampungan-perkampungan. Penyebabnya, rel KA di Pulau Jawa disiapkan untuk angkutan manusia, sedangkan rel KA ini disiapkan [[Belanda]] untuk mengangkut hasil bumi, hasil hutan, dan perkebunan dari negeri jajahan di
Lintasan kereta di
Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan [[batu bara]] dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan juga jalur ke [[Kabupaten Lahat|Lahat]]. Di [[Kabupaten Lahat|Lahat]] ada sebuah bengkel besar kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa [[Kabupaten Lahat|Lahat]]) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. <ref>http://www.dardela.com/index.php?option=com_content&task=view&id=93&Itemid=9</ref>
Akhirnya pemerintah [[Hindia Belanda]] melalui ''Zuid Soematera Spoorwegen'' (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di [[Lampung]] dan [[
Awalnya, ZSS berencana membangun rel hingga [[Tapanuli]] tetapi dihempaskan kebangkrutan perusahaan akibat resesi setelah Perang Dunia I, yaitu [[Great Depression]] yang ternyata berdampak ke rel di
;Masa PJKA
Pada masa PJKA, wilayah Divisi Regional IV TNK merupakan wilayah kerja ''Inspeksi 14 Tanjungkarang'' yang merupakan bagian dari '''Eksploitasi
;Masa PERUMKA, PT. KA, dan PT. KAI.
Sejak era PERUMKA, Eksploitasi
* Sub Divre III.1 Kertapati (KPT), yang merupakan pusat '''Divre III
* Sub Divre III.2 Tanjungkarang (TNK), dimekarkan menjadi [[Divisi Regional IV Tanjungkarang|Divre IV Tanjungkarang]] per 1 Mei 2016 seperti sekarang.
|