Kabupaten Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1:
{{dati2
|nama = Kabupaten Pesisir Selatan<br />كابوڤاتين ڤاسيسيا سلاتان
|propinsi = [[SumateraSumatra Barat]]
|ibukota = [[Painan]]
|luas = 5749.89
Baris 12:
|motto = [[Tekatku Membangun Pesisir Selatan]]
|lambang = [[Berkas:Coat of arms of Pesisir Selatan Regency.svg|150px]]
|peta = [[Berkas:Lokasi SumateraSumatra Barat Kabupaten Pesisir Selatan.svg|300px]]
|koordinat =
|dau = Rp689.380.494.000.-
Baris 21:
|nama kepala daerah = [[Hendrajoni]]
}}
'''Kabupaten Pesisir Selatan''' ({{lang-min|Pasisia Salatan}}; [[Jawi]], ڤاسيسيا سلاتان) adalah sebuah [[kabupaten]] di [[SumateraSumatra Barat]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89&nbsp;km² dan populasi ±420.000 jiwa. Ibu kotanya ialah [[Painan]].
 
== Geografis ==
Baris 41:
 
=== Sebelum 1500 M ===
Sebelum Abad ke-16, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai SumateraSumatra Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang sudah berpenghuni. Penghuninya waktu itu masih sangat sedikit. Mereka berasal dari berbagai negeri asal. Mereka tinggal di sepanjang pesisir pantai sebagai nelayan. Sebagian mereka datang dari pedalaman SumateraSumatra atau hulu sungai Batang Hari. Sebagian lagi penyebaran dari daerah Indojati atau Air Pura. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu [[Muara Labuh]] dan sekitarnya yang kemudian menyeberang ke Pulau Pagai.
 
Dipercaya sebelum abad 16 di mana pada era ini banyak terjadi ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (''Luhak Nan Tigo'') ke berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis semenjak abad 9 Masehi, sementara [[kerajaan Sungai Pagu]] baru berdiri pada abad 17 Masehi, begitupula [[kerajaan Pagaruyung]] yang juga baru berdiri pada abad 17.{{butuh rujukan}}
Baris 59:
 
==== Renah Indojati ====
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim terbesar di pantai barat SumateraSumatra dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu [[Kerajaan Inderapura]] yang sultannya masih ada sampai sekarang. Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 dari daerah lain). Inderapura merupakan daerah yang sudah tua, sudah dihuni semenjak abad ke-8 Masehi. Sementara [[Tapan]] terkenal dengan 4 penghulu sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai. Masyarakat Lunang dipercaya eksis semenjak era kesultanan Inderapura dan diduga nenek moyang mereka ekpansi dari masyarakat Inderapura sendiri, atau Sungai Pagu dan daerah sekitarnya. [[Lunang]] juga mulai eksis setelah era kesultanan Inderapura. Lunang mempunyai 8 orang penghulu suku yang berperan dan berkonsultasi kepada [[Mande Rubiah]] (keturunan Bundo Kanduang) sebagai yang dituakan dan dihormati di Lunang dan sekitarnya.
 
=== Masa 1500-1700 ===
Baris 79:
=== Masa Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang) ===
* 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
* 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan SumateraSumatra Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
* 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
* 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
Baris 110:
# [[Ranah Ampek Hulu Tapan]], juga di wilayah Tapan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan
# [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]], tempat berkedudukannya [[Mande Rubiah]]. Sebagian wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
# [[Silaut, Pesisir Selatan|Silaut]], sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi. Silaut adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan di [[SumateraSumatra Barat]] yang berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Mukomuko]] Provinsi [[Bengkulu]]
 
== Ekonomi ==
Baris 155:
Semenjak zaman Syekh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman, dakwah Islam sudah menyebar di seantero Pesisir Selatan. Tak lama sesudah berdirinya sebuah surau di [[Painan]] oleh seorang Ulama bernama Burhanuddin, berdiri pula sebuah surau di Puluikpuluik, [[Bayang]] yang diprakarsai oleh Syekh Buyung Muda asal Puluikpuluik, rekan sesama murid [[Syekh Abdurrauf]] asal [[Aceh]].
 
Begitu pula dengan berubahnya Kerajaan Inderapura menjadi [[Kesultanan Inderapura]] berkat usaha para ulama di Inderapura, telah menjadikan kesultanan ini sebagai pusat pengembangan dakwah Islam di bumi Inderapura dan sekitarnya. Di [[Balai Selasa]] dan [[Salido]] sudah berdiri [[Sekolah Tinggi Agama Islam]] swasta dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan agama Islam di kabupaten ini. Ulama yang termasyhur diantaranya adalah [[Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi]] atau dikenal dengan gelar Syekh Bayang, kelahiran 1864 dan wafat 1923 dan Haji [[Ilyas Ya'kub]], seorang ulama dan [[pahlawan]] nasional dari Pesisir Selatan. Khusus untuk Agama Katolik, walaupun penduduk Katolik di SumateraSumatra Barat adalah minoritas, tetapi Kabupaten Pesisir Selatan ini masuk dalam Keuskupan Padang
 
== Pembangunan ==
Baris 175:
* {{id}} [http://www.pesisirselatan.go.id Situs web Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan]
{{Kabupaten Pesisir Selatan}}
{{SumateraSumatra Barat}}
 
[[Kategori:Kabupaten Pesisir Selatan| ]]
[[Kategori:Kabupaten di SumateraSumatra Barat|Pesisir Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Pesisir Selatan]]