Kota Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pendidikan: Update.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 2:
{{Ibukota provinsi
|nama = Kota Padang<br />كوتو ڤادڠ
|pulau = SumateraSumatra
|provinsi=SumateraSumatra Barat
|motto = ''Padang Kota Tercinta''
|foto = {{Photomontage
Baris 27:
|image_seal =
|image_shield =
|image_map = Lokasi SumateraSumatra Barat Kota Padang.svg
|mapsize = 300px
|map_caption = Letak Padang di [[SumateraSumatra Barat]]
|pushpin_map_caption = Letak Padang di [[Indonesia]]
|pushpin_map = Indonesia
Baris 36:
|subdivision_name = [[Indonesia]]
|subdivision_type1 = Provinsi
|subdivision_name1 = [[SumateraSumatra Barat]]
|subdivision_type2 =
|subdivision_name2 =
Baris 99:
|footnotes =
}}
'''Kota Padang''' adalah kota terbesar di pantai barat [[Pulau SumateraSumatra]] sekaligus [[ibu kota]] dari provinsi [[SumateraSumatra Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari [[Samudra Hindia]].<ref>http://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah.html</ref> Wilayah administratifnya memiliki luas 694,96&nbsp;km² dengan kondisi [[Geografi Kota Padang|geografi]] berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]]. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017, kota ini memiliki jumlah [[Kependudukan Kota Padang|penduduk]] sebanyak 927.168 jiwa. Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan [[Palapa (wilayah metropolitan)|Palapa]].
 
[[Sejarah Kota Padang]] tidak terlepas dari peranannya sebagai [[rantau|kawasan rantau Minangkabau]], yang berawal dari perkampungan nelayan di muara [[Batang Arau]] lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya [[Belanda]] di bawah bendera [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC). Hari jadi kota ini ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari terjadinya pergolakan masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]] melawan monopoli VOC. Selama [[penjajahan Belanda]], kota ini menjadi pusat perdagangan [[emas]], [[teh]], [[kopi]], dan [[rempah-rempah]]. Memasuki abad ke-20, ekspor [[batu bara]] dan [[semen]] mulai dilakukan melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]]. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]], serta jalur [[kereta api]] yang terhubung dengan kota lain di SumateraSumatra Barat.
 
Sentra perniagaan kota ini berada di [[Pasar Raya Padang]], dan didukung oleh sejumlah [[Daftar pusat perbelanjaan di Padang|pusat perbelanjaan]] modern dan 16 pasar tradisional. Padang merupakan salah satu pusat pendidikan terkemuka di luar Pulau Jawa, ditopang dengan keberadaan puluhan [[Daftar perguruan tinggi di Kota Padang|perguruan tinggi]], termasuk tiga [[universitas negeri]]. Sebagai kota seni dan budaya, Padang dikenal dengan legenda [[Malin Kundang]] dan [[Sitti Nurbaya]], dan setiap tahunnya menyelenggarakan berbagai festival untuk menunjang sektor kepariwisataan. Di kalangan masyarakat [[Indonesia]], nama kota ini umumnya diasosiasikan dengan [[Orang Minangkabau|etnis Minangkabau]] dan masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai [[masakan Padang]].<ref name="Galang"/>
Baris 123:
}}</ref>
 
Seperti kawasan rantau Minangkabau lainnya, pada awalnya kawasan sepanjang pesisir barat SumateraSumatra berada di bawah pengaruh [[Kerajaan Pagaruyung]].<ref>{{cite book|last=Cortesão|first=Armando|title=The Suma Oriental of Tomé Pires|year=1944|publisher=Hakluyt Society|location=London|volume=2}}</ref> Namun, pada awal abad ke-17 kawasan ini telah menjadi bagian dari kedaulatan [[Kesultanan Aceh]].<ref>{{cite book|last=Kathirithamby-Wells|first=J|title=Achehnese Control over West Sumatra up to the Treaty of [[Painan]] of 1663. JSEAH 10. 3:453-479.|year=1969}}</ref><ref>{{cite web|last=Abdullah|first=Taufik|authorlink=Taufik Abdullah|url=http://cip.cornell.edu/DPubS/Repository/1.0/Disseminate/seap.indo/1107140687/body/pdf|title=Some Notes on the Kaba Tjindua Mato: An Example of Minangkabau Traditional Literature|format=PDF|accessdate=2010-03-30}}</ref> Kehadiran bangsa asing di Kota Padang diawali dengan kunjungan pelaut Inggris pada tahun 1649.<ref>{{cite book|last=Keane|first=A.H.|title=Eastern Geography: A Geography of the Malay Peninsula, Indo-China, the Eastern Archipelago, the Philippines, and New Guinea|year=1892|publisher=E. Stanford}}</ref> Kota ini kemudian mulai berkembang sejak kehadiran bangsa Belanda di bawah ''[[Vereenigde Oostindische Compagnie]]'' (VOC) pada tahun 1663, yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan [[luhak]].<ref name="Freek">{{cite journal|last=Colombijn|first=Freek|title=Padang|volume=13|issue=4|year=1996|doi=10.1016/0264-2751(96)00010-8 |pages=281-288}}</ref>
 
Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun [[Pelabuhan Muara|pelabuhan]] dan permukiman baru di pesisir barat SumateraSumatra untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau. Selanjutnya pada tahun 1668, VOC berhasil mengusir pengaruh Kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat SumateraSumatra, sebagaimana diketahui dari surat ''Regent'' Jacob Pits kepada [[Daftar Raja Pagaruyung|Raja Pagaruyung]] yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini.<ref>NA. VOC 1277. ''Mission to Pagaruyung''. fols. 1027r-v.</ref> VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17.<ref>[http://lifestyle.okezone.com/read/2011/05/16/408/457626/abad-17-kota-padang-pernah-jadi-kota-metropolitan Abad 17 Kota Padang Pernah Jadi Kota Metropolitan]</ref> Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 7 Agustus 1669 terjadi pergolakan masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]] melawan monopoli VOC. Meski dapat diredam oleh VOC, peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang.<ref name="Pemda"/>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ereboog bij een brug met opschrift 'Welkom te Padang' ter gelegenheid van het bezoek van Gouverneur-Generaal Van Limburg Stirum Westkust -Sumatra. TMnr 60013113.jpg|kiri|jmpl|lurus|Gerbang menyambut kedatangan [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Johan Paul van Limburg Stirum]] di Padang pada Maret 1916]]
Baris 131:
 
[[Berkas:Coat of Arms of Padang (1926).svg|ka|jmpl|lurus|Lambang Kota Padang zaman Hindia Belanda, diadopsi tahun 1926.]]
Pada tahun 1837, pemerintah [[Hindia Belanda]] menjadikan Padang sebagai pusat pemerintahan wilayah [[Pesisir Barat SumateraSumatra]] (''Sumatra's Westkust'') yang wilayahnya meliputi [[SumateraSumatra Barat]] dan [[Tapanuli]] sekarang.<ref>[[Gusti Asnan|Asnan, Gusti]] (2002). ''Transportation on the West Coast of Sumatra in the Nineteenth Century''. In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, On the road The social impact of new roads in Southeast Asia 158. No. 4. Leiden. hlm. 727-741. [http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/view/1745/2506 www.kitlv-journals.nl].</ref> Selanjutnya kota ini menjadi daerah ''gemeente'' sejak 1 April 1906 setelah keluarnya ''ordonansi'' (STAL 1906 No.151) pada 1 Maret 1906. Hingga [[Perang Dunia II]], Padang merupakan salah satu dari lima kota pelabuhan terbesar di Indonesia, selain [[Jakarta]], [[Surabaya]], [[Medan]], dan [[Makassar]].<ref>http://www.kicc.jp/auick/database/ids/ids01/ids01-05.htm</ref>
 
Menjelang [[SumateraSumatra Barat pada masa pendudukan Jepang|masuknya tentara Jepang]] pada 17 Maret 1942, Kota Padang ditinggalkan begitu saja oleh Belanda karena kepanikan mereka. Pada saat bersamaan [[Soekarno]] sempat tertahan di kota ini karena pihak Belanda waktu itu ingin membawanya turut serta melarikan diri ke [[Australia]].<ref>{{cite book|title=Kesadaran Nasional: dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan|last=Muljana|first=Slamet|volume=2|year=2008|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|id=ISBN 979-1283-57-5|pages=2}}</ref> Kemudian panglima Angkatan Darat Jepang untuk SumateraSumatra menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia selanjutnya.<ref>{{cite book|title=K. H. Mas Mansur, 1896-1946|last=Aqsha|first=Darul|year=2005|publisher=Erlangga|id=ISBN 979-781-145-X|pages=72}}</ref> Setelah Jepang dapat mengendalikan situasi, kota ini kemudian dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum.<ref name="Mardanas"/>
 
Berita [[kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] telah masuk ke Kota Padang melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]], dan kemudian kota ini diduduki selama 15 bulan.<ref name="Audrey"/> Pada tanggal 9 Maret 1950, Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia setelah sebelumnya menjadi negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui surat keputusan Presiden RIS nomor 111. Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 225 tahun 1948, Gubernur [[SumateraSumatra Tengah]] waktu itu melalui surat keputusan nomor 65/GP-50, pada 15 Agustus 1950 menetapkan Kota Padang sebagai daerah otonom. Wilayah kota diperluas, sementara status kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Wali kota Padang.<ref name="Mardanas"/> Pada 29 Mei 1958, [[Gubernur SumateraSumatra Barat]] melalui Surat Keputusan Nomor 1/g/PD/1958, secara ''de facto'' menetapkan Padang menjadi ibu kota provinsi [[SumateraSumatra Barat]], dan secara ''de jure'' pada tahun 1975, yang ditandai dengan keluarnya Undang-undang Nomor 5 tahun 1974. Pemerintah pusat kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1980, yang menetapkan perubahan batas-batas wilayah Kota Padang sebagai pemerintah daerah.<ref>legislasi.mahkamahagung.go.id [http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/PP/PP_1980_17_PERUBAHAN%20BATAS%20WILAYAH%20KOTAMADYA%20DAERAH%20TINGKAT%20II%20PADANG.pdf Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang]. Diakses pada 27 Juli 2010.</ref> Berdasarkan [[Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional|Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional]] 2015–2019, pemerintah pusat menetapkan Kota Padang, bersama [[Kabupaten Padang Pariaman]] dan [[Kota Pariaman]] untuk pengembangan wilayah metropolitan [[Palapa (wilayah metropolitan)|Palapa]] (Padang–Lubuk Alung–Pariaman).<ref>http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/36839-padang-dan-padang-pariaman-jadi-metropolitan-baru</ref>
 
[[Berkas:Padang panorama.jpg|pus|800px|jmpl|Panorama Kota Padang di sehiliran [[Batang Arau]] pada [[abad ke-19]].]]
Baris 142:
{{utama|Geografi Kota Padang}}
[[Berkas:Padang via Google Earth.jpg|jmpl|ka|Meskipun memiliki luas total 694,96&nbsp;km², lebih dari 60% wilayah Kota Padang berupa perbukitan yang ditutupi oleh [[hutan lindung]].]]
Kota Padang terletak di pantai barat pulau [[SumateraSumatra]], dengan luas keseluruhan 694,96&nbsp;km² atau setara dengan 1,65% dari luas provinsi SumateraSumatra Barat.<ref name="BPS">sumbar.bps.go.id [http://sumbar.bps.go.id/?page=artikel&fd=artikel&act=lihat&idtopik=203&idartikel=102 Luas Daerah dan Jumlah Penduduk Kota Padang].</ref> Lebih dari 60% dari luas Kota Padang berupa perbukitan yang ditutupi oleh [[hutan lindung]]. Hanya sekitar 205,007&nbsp;km² wilayah yang merupakan daerah efektif perkotaan.<ref>[http://www.padang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49&Itemid=59 Kondisi Geografis Kota Padang]</ref> Daerah perbukitan membentang di bagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68,126&nbsp;km di daratan SumateraSumatra. Selain itu, terdapat pula 19 buah pulau kecil, di antaranya yaitu [[Pulau Sikuai]] dengan luas 4,4 ha di [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Kecamatan Bungus Teluk Kabung]], [[Pulau Toran]] seluas 25 ha dan [[Pulau Pisang Gadang]] di [[Padang Selatan, Padang|Kecamatan Padang Selatan]].<ref>http://www.kp3k.dkp.go.id [http://www.kp3k.dkp.go.id/lkkpn/index.php?option=com_content&view=article&id=72:kawasan-konservasi-perairan-nasional&limitstart=2 Kawasan Konservasi]. Diakses pada 27 Juni 2010.</ref><ref>http://www.ppk-kp3k.dkp.go.id [http://www.ppk-kp3k.dkp.go.id/direktoripulau/index.php?option=mod_pulau&id=preview&id_pulau=378 Profil Pulau Pisang Gadang]. Diakses pada 27 Juni 2010.</ref>
 
Pada tahun 1833, Residen James du Puy melaporkan terjadi [[Gempa bumi SumateraSumatra 1833|gempa bumi]] yang diperkirakan berkekuatan 8.6–8.9 skala Richter di Padang yang menimbulkan [[tsunami]].<ref name="gempapadang2"/> Sebelumnya pada tahun 1797, juga diperkirakan oleh para ahli pernah terjadi [[Gempa bumi SumateraSumatra 1797|gempa bumi]] berkekuatan 8.5–8.7 skala Richter, yang juga menimbulkan tsunami di pesisir Kota Padang dan menyebabkan kerusakan pada kawasan Pantai Air Manis.<ref name="gempapadang2">{{cite journal|last=Natawidjaja|first=D. H.|coauthors=K. Sieh, M. Chlieh, J. Galetzka, B. W. Suwargadi, H. Cheng, R. L. Edwards, J.-P. Avouac, dan S. N. Ward|title=Source parameters of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833 inferred from coral microatolls|url=http://www.gps.caltech.edu/~sieh/pubs_docs/papers/P06e.pdf|journal=Journal Of Geophysical Research|volume=111|issue=B06403|month=Juni|year=2006|doi=10.1029/2005JB004025 |pages=B06403}}</ref> Pada 30 September 2009, kota ini kembali dilanda [[Gempa bumi SumateraSumatra Barat 2009|gempa bumi]] berkekuatan 7,6 [[skala Richter]],<ref>{{cite journal|last=McCloskey|first=J.|last2=et. al.|title=The September 2009 Padang Earthquake|journal=Nature Geoscience|volume=26|year=2010|volume=3|pages=70-71|doi=10.1038/ngeo753}}</ref> dengan titik pusat gempa di laut pada 0.84° LS dan 99.65° BT dengan kedalaman 71&nbsp;km, yang menyebabkan kehancuran 25% infrastruktur yang ada di kota ini.<ref>sirrma.bppt.go.id [http://sirrma.bppt.go.id/home/rapid-assessment/rapid-assessment-bencana-gempa-bumi-dan-kolateral-longsor-dan-kebakaran-di-sumbar Bencana Gempa Bumi dan Kolateral Longsor dan Kebakaran di Sumbar]. Diakses pada 26 Juli 2010.</ref>
 
Ketinggian di wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu antara 0 m sampai 1.853 m di atas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah [[Lubuk Kilangan, Padang|Kecamatan Lubuk Kilangan]]. Suhu udaranya cukup tinggi, yaitu antara 23&nbsp;°C–32&nbsp;°C pada siang hari dan 22&nbsp;°C–28&nbsp;°C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar antara 78%–81%.<ref>http://www.padang.go.id [http://www.padang.go.id/v2/content/view/16/28/ Profil Geografis Kota Padang].</ref> Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu [[Batang Kandis]] sepanjang 20&nbsp;km. Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58&nbsp;mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan. Tingginya curah hujan membuat kota ini cukup rawan terhadap banjir. Pada tahun 1980 2/3 kawasan kota ini pernah terendam banjir karena saluran drainase kota yang bermuara terutama ke [[Batang Arau]] tidak mampu lagi menampung limpahan air tersebut.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Tempo|year=1980|publisher=Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya|volume=10}}</ref>
Baris 272:
Sejak tahun 1995, Pemerintah Kota Padang telah mulai mengembangkan ''hutan kota'' termasuk [[Ruang Terbuka Hijau]] (RTH) yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman dan indah, sekaligus sebagai salah satu sarana rekreasi terutama bagi warga kotanya.<ref>Peraturan Daerah No. 5 tahun 1995 tentang Ruang Terbuka Hijau Kota Padang</ref> RTH yang ada di kota ini yaitu RTH Taman Melati dan [[Lapangan Imam Bonjol|RTH Imam Bonjol]] yang juga berfungsi sebagai alun-alun kota. Di kawasan [[Pantai Padang]], terdapat Taman Muaro Lasak yang dilengkapi dengan Monumen Merpati Perdamaian. Monumen tersebut diresmikan oleh Presiden [[Joko Widodo]] dalam rangka Multilateral Naval Exercise Komodo 2016.<ref>http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160412161602-20-123398/jokowi-sahkan-monumen-merpati-perdamaian-di-padang/</ref>
 
Pada sehiliran [[Batang Kuranji]] terdapat Hutan Kota Delta Malvinas yang merupakan habitat bagi [[bangau]] dan buaya kecil putih.<ref>http://www.koran.padek.co/read/detail/6616.</ref><ref>opac.unila.ac.id [http://opac.unila.ac.id/index.php?p=show_detail&id=10696 Pemeliharaan Lansekap Ruang Terbuka Hijau Imam Bonjol Kota Padang SumateraSumatra Barat].</ref> Sementara pada [[Lubuk Kilangan, Padang|Kecamatan Lubuk Kilangan]], terdapat [[Taman Hutan Raya Bung Hatta]], yang merupakan kawasan konservasi pelestarian plasma nutfah flora hutan seluas 240 ha.<ref>Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1986 Tentang Pembangunan Kebun Raya Setia Mulya sebagai Taman Hutan Raya DR. Mohammad Hatta.</ref> Taman Hutan Raya ini berbatasan dengan [[Kabupaten Solok]], dan telah dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam, sarana pendidikan dan penelitian serta juga berfungsi hidroorologi dan penangkal polusi khususnya bagi Kota Padang.<ref>tourism.padang.go.id [http://tourism.padang.go.id/index.php?tourism=destinations&id=8 Taman Hutan Raya Bung Hatta].</ref>
 
Kota Padang mendapat piala [[Adipura]] untuk pertama kalinya pada tahun 1986 dari [[Presiden]] [[Soeharto]] atas prestasinya menjadi salah satu kota terbersih di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1991 kota ini juga memperoleh ''Adipura Kencana''.<ref name="Pemda"/> Hingga tahun 2009 Kota Padang telah mendapat 17 kali piala Adipura selama 4 periode penilaian.<ref>[http://padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=6580 Besok Fauzi Bahar Terima Adipura]. ''Padang Today''. Diakses 10 Juli 2013.</ref> Delapan tahun setelah Gempa Bumi 2009 yang menghancurkan sarana dan prasarana kota, Padang kembali menerima piala Adipura untuk ke-18 kalinya pada tahun 2017.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/06/058897556/setelah-8-tahun-kota-padang-kembali-raih-piala-adipura Setelah 8 Tahun, Kota Padang Kembali Raih Piala Adipura]. ''Tempo''. Diakses pada 7 September 2017.</ref>
Baris 278:
== Kependudukan ==
{{utama|Kependudukan Kota Padang}}
Kota Padang merupakan kota dengan jumlah penduduk paling banyak di provinsi SumateraSumatra Barat. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan [[Badan Pusat Statistik]] (BPS) tahun 2010, jumlah penduduk Kota Padang adalah sebanyak 833.584 jiwa. Jumlah tersebut menunjukan penurunan yang signifikan dari data kependudukan tahun 2008 (856.815 jiwa) akibat peristiwa gempa bumi 2009.<ref name="BPS"/> Pada akhir tahun 2014, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang melaporkan jumlah penduduk sebanyak 1.000.096 jiwa dengan rincian 273.915 Kepala Keluarga yang terdiri dari 507.785 orang laki-laki dan 492.306 perempuan.<ref name="penduduk2014">[http://archive.is/CMnUS ''Data Kependudukan Harus Akurat'']. ''[[Harian Singgalang]]''. Diarsipkan dari [http://hariansinggalang.co.id/data-kependudukan-harus-akurat/ aslinya]. Diakses 18 April 2016.</ref> Pada tahun 2009 kota ini bersama dengan kota [[Makassar]], [[Denpasar]], dan [[Yogyakarta]], ditetapkan oleh [[Kementerian Dalam Negeri Indonesia|Kemendagri]] sebagai empat kota proyek percontohan penerapan [[Kartu Tanda Penduduk]] (KTP) berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Indonesia.<ref>http://www.padang.go.id [http://www.padang.go.id/v2/content/view/1833/ Depdagri Tetapkan Pemko Padang KTP Berbasis NIK].</ref><ref>nasional.kontan.co.id [http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/19914/ Depdagri Ujicoba Penerapan KTP Berbasis NIK di 4 Kota].</ref><ref>http://www.jakartacitydirectory.com [http://www.jakartacitydirectory.com/news/item/demographic-data-updates-in-padang- Pemutakhiran Data Kependudukan di Padang].</ref>
<center>
{| class="wikitable" style="font-size:90%;width:80%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
Baris 312:
=== Etnis ===
[[Berkas:Uda-Uni Kota Padang.jpg|jmpl|kiri|[[Uda Uni Sumbar|Uda dan Uni]] Kota Padang 2012 dengan pakaian tradisional etnis [[Minangkabau]].]]
Penduduk Padang sebagian besar berasal dari etnis [[Suku Minangkabau|Minangkabau]].<ref>BPS, Kota Padang Dalam Angka 2002</ref> Etnis lain yang juga bermukim di sini adalah [[suku Jawa|Jawa]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[suku Nias|Nias]], [[suku Mentawai|Mentawai]], [[suku Batak|Batak]], [[suku Aceh|Aceh]], dan [[Suku Tamil|Tamil]]. Orang Minang di Kota Padang merupakan perantau dari daerah lainnya dalam Provinsi SumateraSumatra Barat. Pada tahun 1970, jumlah pendatang sebesar 43% dari seluruh penduduk, dengan 64% dari mereka berasal dari daerah-daerah lainnya dalam provinsi SumateraSumatra Barat. Pada tahun 1990, dari jumlah penduduk Kota Padang, 91% berasal dari etnis Minangkabau.<ref name="Freek"/>
 
Orang Nias sempat menjadi kelompok minoritas terbesar pada abad ke-19. VOC membawa mereka sebagai [[budak]] sejak awal abad ke-17. Sistem perbudakan diakhiri pada tahun 1854 oleh Pengadilan Negeri Padang. Pada awalnya mereka menetap di Kampung Nias, namun kemudian kebanyakan tinggal di Gunung Padang. Cukup banyak juga orang Nias yang menikah dengan penduduk Minangkabau. Selain itu, ada pula yang menikah dengan orang Eropa dan Tionghoa. Banyaknya pernikahan campuran ini menurunkan persentase suku Nias di Padang.<ref name="Rusli"/>
Baris 343:
=== Masa awal kemerdekaan Indonesia ===
[[Berkas:Bagindo Azizchan.jpg|jmpl|lurus|Wali Kota Padang kedua [[Bagindo Azizchan]] dinobatkan sebagai [[Daftar Pahlawan Nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] era kemerdekaan.]]
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, [[Abubakar Jaar|Mr. Abubakar Jaar]] diangkat sebagai [[wali kota]] pertama Kota Padang dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Mr. Abubakar Jaar merupakan seorang pamong sejak zaman Belanda,<ref name="Gusti1">{{cite book|last=Asnan|first=Gusti|authorlink=Gusti Asnan|title=Memikir Ulang Regionalisme: SumateraSumatra Barat tahun 1950-an|year=2007|publisher=Yayasan Obor Indonesia|id=ISBN 978-979-461-640-6}}</ref> yang kemudian menjadi residen di [[SumateraSumatra Utara]].<ref name="Husein">{{cite book|last=Husein|first=Ahmad|authorlink=Ahmad Husein|title=Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau 1945-1950|year=1992|publisher=Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau|volume=1|id=ISBN 978-979-405-126-9}}</ref> Pada tanggal 15 Agustus 1946 dipilih [[Bagindo Azizchan]] sebagai wali kota kedua,<ref>{{cite book|last=Sudarmanto|first=J. B.|title=Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia|year=2007|publisher=Grasindo|id=ISBN 978-979-759-716-0}}</ref> atas usulan Residen Mr. St. M. Rasjid,<ref name="Fatimah">Fatimah. Siti, Amri. Emizal, Ayu. Yasrina, Zed. Mestika (2007). ''Bgd. Azizchan, 1910-1947: Pahlawan Nasional dari Kota Padang''. Universitas Negeri Padang. ISBN 978-979-3458-14-4.</ref><ref>[[Sutan Mohammad Rasjid|Rasyid. Sutan Mohammad]] (1981). ''Rasjid-70''. Panitia Peringatan Ulang Tahun Mr. Rasjid ke-70.</ref> seiring dengan keadaan negara dalam situasi darurat perang akibat munculnya agresi [[Belanda]]. Kemudian pada tanggal 19 Juli 1947, Belanda melancarkan sebuah serangan militer dalam Kota Padang. Bagindo Azizchan yang waktu itu berada di Lapai ikut tewas terbunuh sewaktu menjalankan tugasnya sebagai kepala pemerintahan Kota Padang.<ref>Tim Penulis. ''Pahlawan Indonesia''. Niaga Swadaya. ISBN 978-979-1481-60-1.</ref>
 
Untuk menghindari kekosongan pemerintahan, [[Said Rasad]] dipilih sebagai pengganti, dan menjadi Wali kota ketiga. Kemudian ia memindahkan pusat pemerintahan ke [[Kota Padangpanjang]].<ref name="Mardanas">{{cite book|last=Safwan|first=Mardanas|title=Sejarah Kota Padang|year=1987|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional}}</ref> Namun, pada bulan September 1947, Belanda menunjuk [[Abdoel Hakim|Dr. A. Hakim]], untuk menjadi wali kota Padang.<ref name="Mardanas"/>
 
Pada awal tahun 1950-an, sewaktu [[Rasidin|Dr. Rasidin]] menjadi wali kota Padang, ia mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan becak sebagai sarana transportasi angkutan umum di Kota Padang, karena dianggap kurang manusiawi.<ref name="Mardanas"/> Kemudian pada tahun 1956 [[Bachtiar Datuk Pado Panghulu|B. Dt. Pado Panghulu]], seorang [[penghulu]] dari [[Kota Bukittinggi]], terpilih sebagai wali kota Padang berikutnya.<ref name="Gusti1"/> Tidak lama kemudian, pecah ketegangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Ketegangan memuncak pada tanggal 15 Februari 1958, dan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dideklarasikan. Selanjutnya, PRRI yang dianggap sebagai pemberontak<ref>Poesponegoro. Marwati Djoened, Notosusanto. Nugroho (1992). ''Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia''. PT Balai Pustaka. ISBN 978-979-407-412-1.</ref> oleh pemerintah pusat dihancurkan dengan pengiriman kekuatan militer terbesar yang tercatat dalam sejarah [[Indonesia]].<ref>Ong H.H (1965). ''Sapta Marga Berkumandang di SumateraSumatra: Operasi-Operasi Menumpas Pemberontakan PRRI''. Jakarta: Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata.</ref> Akibat peristiwa ini juga, terjadi eksodus besar-besaran [[suku Minangkabau]] ke daerah lain.<ref name="Syam">{{cite book|last=Syamdani|first=|title=[[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]], Pemberontakan atau Bukan|year=2009|publisher=Media Pressindo|id=ISBN 978-979-788-032-3}}</ref>
 
Setelah PRRI pada tanggal 31 Mei 1958, [[Z. A. St. Pangeran]] dilantik menjadi wali Kota Padang yang ketujuh, dengan setumpuk beban berat. Selain melanjutkan pembangunan, ia juga harus memulihkan kondisi psikologis masyarakat yang tercabik akibat [[perang saudara]].<ref name="Syam"/> Namun pada pertengahan tahun 1966, dia dipaksa mundur dari jabatannya oleh para [[mahasiswa]].<ref name="Audrey">{{cite book|last=Kahin|first=A.|title=Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998|year=1999|publisher=Amsterdam University Press|id=ISBN 90-5356-395-4}}</ref>
Baris 355:
Setelah runtuhnya [[Sejarah Indonesia (1959-1966)|demokrasi terpimpin]] pasca [[Gerakan 30 September]], dan kemudian muncul istilah [[Sejarah Indonesia (1966-1998)|Orde Baru]], pada tahun 1966, [[Azhari|Drs. Azhari]] ditunjuk menjadi wali kota oleh pihak militer menggantikan wali kota sebelumnya yang dianggap cendrung berpihak kepada [[PKI]] waktu itu.<ref name="Audrey"/><ref name="Colombijn">Colombijn, Freek, (1994), ''Patches of Padang: the history of an indonesian town in the twentieth century and the use of urban space'', Research School CNWS, ISBN 978-90-73782-23-5.</ref> Pada tahun 1967, ia digantikan oleh [[Akhiroel Yahya|Drs. Akhiroel Yahya]] sebagai wali kota berikutnya.<ref name="Pemda">Pemda Tingkat II Kotamadya Padang, (1995), ''326 tahun Padang kota tercinta, 7 Agustus 1669-7 Agustus 1995: gerbang pariwisata Indonesia kawasan barat'', Pemda Tingkat II Kotamadya Padang bekerja sama dengan PT Buana Lestari.</ref>
 
Pada tahun 1971, [[Hasan Basri Durin|Drs. Hasan Basri Durin]] ditunjuk menjadi pejabat wali kota mengantikan wali kota sebelumnya. Tahun 1973 dia terpilih menjadi wali kota definitif, memimpin Kota Padang selama dua periode sampai tahun 1983,<ref>{{cite book|last=Durin|first=H.B.|authorlink=Hasan Basri Durin|coauthors=|title=Catatan Seorang Pamong: Hasan Basri Durin Gubernur Kepala Daerah Tingkat I SumateraSumatra Barat 1987-1997|year=1997|publisher=Yayasan Obor Indonesia|location=|id=ISBN 979-461-285-5 }}</ref> sebelum digantikan oleh [[Syahrul Ujud|Syahrul Ujud S.H.]],<ref>{{cite book|last=Anwar|first=Rosihan|authorlink=Rosihan Anwar|title=Perkisahan Nusa, Masa 1973-1986|year=1986|publisher=Grafitipers}}</ref> yang menjadi wali Kota Padang selama dua periode berikutnya. Selanjutnya, pada tahun 1993, terpilih seorang mantan [[wartawan]] [[Zuiyen Rais|Drs. Zuiyen Rais, M.S.]],<ref name="Marthias">{{cite book|last=Dusky Pandoe|first=Marthias|title=A Nan Takana (Apa yang Teringat): Memoar Seorang Wartawan|year=2001|publisher=Kompas|id=ISBN 978-979-709-002-9}}</ref> yang juga memimpin Kota Padang selama dua periode sampai pada tahun 2003.
 
Dalam suasana reformasi pemerintahan dan era otonomi daerah, [[Fauzi Bahar|Drs. Fauzi Bahar, M.Si]], terpilih kembali pada tahun 2009 untuk masa jabatan kedua kalinya sebagai wali Kota Padang dalam pemilihan langsung pada kali pertama, sedangkan pada masa jabatan sebelumnya pada tahun 2004 dia masih dipilih melalui sistem perwakilan di DPRD kota.<ref name="Haris">{{cite book|last=Haris|first=Syamsuddin|title=Partai dan Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi di Indonesia: Studi Kinerja Partai-Partai di DPRD Kabupaten Kota|year=2007|publisher=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|id=ISBN 978-979-799-052-7}}</ref>
Baris 363:
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang}}
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, DPRD kota merupakan perwakilan rakyat. Untuk Kota Padang, anggota DPRD kota adalah sebanyak 45 orang.<ref name="Haris" /> Pengaruh reformasi politik dan pemerintahan juga membawa perubahan peta politik di Kota Padang. Walaupun sebelumnya pada [[pemilu]] periode 1999-2004, anggota DPRD Kota Padang masih didominasi oleh [[partai Golkar]], selanjutnya pemilu legislatif 2004-2009, seiring dengan perubahan beberapa regulasi penyelenggaraan otonomi daerah, [[PAN]] mulai mengerogoti dominasi partai Golkar dan secara bersama menguasai parlemen kota.<ref>{{cite book|last=Zuhro|first=R.S.|title=Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-Nilai Budaya Politik Lokal di [[Jawa Timur]], [[SumateraSumatra Barat]], [[Sulawesi Selatan]], dan [[Bali]]|year=2009|publisher=Ombak|id=ISBN 602-8335-09-6}}</ref> Kemudian dari hasil pemilu legislatif 2009-2014, tersusun DPRD Kota Padang dari perwakilan sembilan partai. Hasil pemilu legislatif 2014, tersusun DPRD Kota Padang dari perwakilan sebelas partai. Hasil pemilu menunjukkan, Partai Gerindra dan PAN menguasai DPRD Kota Padang.<ref name="DPRD">http://www.Tempo.co [http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/24/269572857/Gerindra-dan-PAN-Kuasai-Kursi-DPRD-Padang Gerindra dan PAN Kuasai DPRD Kota Padang]. Diakses pada 30 Agustus 2014.</ref>
 
=== Daftar Kecamatan ===
Baris 399:
{{utama|Pendidikan di Kota Padang|Perguruan Tinggi di Padang}}
[[Berkas:Rektorat Universitas Andalas samping.JPG|kiri|jmpl|Kampus [[Universitas Andalas]] (Unand) di [[Limau Manis, Pauh, Padang|Limau Manis]]. Unand adalah universitas tertua di luar [[Jawa]].]]
Kota Padang sejak dari zaman kolonial Belanda telah menjadi pusat pendidikan di SumateraSumatra Barat. Tercatat pada tahun 1864, jumlah pelajar yang terdaftar di sekolah yang ada di kota ini sebanyak 237 orang.<ref>{{cite book|last=Graves|first=Elizabeth E.|title=Asal-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX|year=2007|publisher=Yayasan Obor Indonesia|id=ISBN 978-979-461-661-1}}</ref>
 
Untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi siswa dan orang tua murid, pemerintah kota bekerja sama dengan [[Universitas Negeri Padang|UNP]] dan [[Telkom]] sejak [[1 Juli]] 2010 kembali menyelenggarakan Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online untuk sekolah negeri jenjang SMP dan SMA, dengan perbaikan pola dan sistem dibandingkan tahun sebelumnya.<ref name="PSB online">[http://www.padang.go.id/v2/content/view/3831/160/ www.padang.go.id]. Diakses pada 10 November 2010.</ref><ref>psb.diknaspadang.or.id [http://psb.diknaspadang.or.id/ PSB Online Dinas Pendidikan Kota Padang].</ref> Sistem yang telah diterapkan sejak tahun 2006 ini,<ref name="PSB online"/> akan memotivasi sekaligus memudahkan seluruh siswa yang akan melanjutkan pendidikannya di masing-masing tingkatan pendidikan. Mereka dapat memilih sekolah favoritnya berdasarkan rangking nilai yang mereka dapat dan diketahui secara langsung dan transparan.<ref>http://www.diknas-padang.org [http://www.diknas-padang.org/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=522 PSB Online Dicontoh]. Diakses pada 10 November 2010.</ref>
 
Kota Padang memiliki puluhan [[perguruan tinggi]], sepuluh di antaranya berbentuk [[universitas]]. [[Universitas Andalas]] (Unand) yang belokasi di Limau Manis diresmikan oleh Wakil Presiden pertama [[Mohammad Hatta]] pada tahun 1955 sebagai universitas tertua di luar [[Jawa]]. Pada tahun 2014, Unand menjadi universitas pertama di SumateraSumatra yang mendapatkan peringkat A untuk akreditasi perguruan tinggi dari [[Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi]] (BAN-PT).<ref>[http://www.unand.ac.id/id/berita/universitas/2686-universitas-andalas-mendapat-akreditasi-institusi-a Universitas Andalas Mendapat Akreditasi Institusi A]</ref> Perguruan tinggi negeri lainnya yang ada di Kota Padang yakni [[Universitas Negeri Padang]] (UNP) di Air Tawar, [[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol]] (UIN-IB) di Lubuk Lintah, [[Politeknik Negeri Padang]] di Limau Manis, [[Politeknik Kesehatan Padang]] di Siteba, dan [[Politeknik ATI Padang]] di Tabing. Beberapa perguruan tinggi swasta juga berada di kota ini, seperti [[Universitas Bung Hatta]], [[Universitas Baiturrahmah]], [[Universitas Ekasakti]], [[Universitas Tamansiswa]], [[Universitas Putra Indonesia]], [[Universitas Muhammadiyah SumateraSumatra Barat]], [[Institut Teknologi Padang]], dan Universitas Dharma Andalas
 
Perpustakaan Daerah SumateraSumatra Barat terletak di Kota Padang termasuk salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia, dengan jumlah koleksi yang mencapai 30.000 judul, termasuk fasilitas dan pengelolaan yang maksimum, serta jumlah pengunjung pustaka yang tinggi.<ref>http://www.padangmedia.com [http://www.padangmedia.com/?mod=berita&id=59900 Perpustakaan Wilayah Sumbar Termasuk 4 Besar di Indonesia]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Setelah gempa bumi kegiatan Perpustakaan Daerah SumateraSumatra Barat sejak 1 Februari 2010 untuk sementara dipindahkan ke Tabing, menunggu pembangunan gedung baru yang sebelumnya mengalami kerusakan parah.dan sekarang telah kembali ke lokasi semula yang berada di Jln.Diponegoro, No.4<ref>http://www.sumbarprov.go.id [http://www.sumbarprov.go.id/detail_news.php?id=960 Pelayanan Perpustakaan Daerah Sumbar Mulai Aktif]. Diakses pada 10 November 2010.</ref>
<center>
{| class="wikitable" style="font-size:90%;width:70%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
Baris 459:
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>'''Sumber:'''</small><ref name="depkes"/>
|}
Sebagai salah satu pusat kesehatan di Pulau SumateraSumatra, Kota Padang telah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Selain memiliki beberapa [[rumah sakit]] yang bertaraf nasional dan internasional, rumah sakit tersebut juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan. [[Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil]] yang didirikan oleh pemerintah pusat pada tahun 1953 merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah [[SumateraSumatra Tengah|SumateraSumatra bagian tengah]].<ref>{{cite book|last=Ikatan Dokter Indonesia|first=|title=Kiprah Dokter Dalam Era 50 Tahun Indonesia Merdeka|year=1995|publisher=Ikatan Dokter Indonesia|id=ISBN 978-979-8129-74-2}}</ref> Rumah sakit ini telah berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Politeknik Kesehatan Padang. Setelah gempa 30 September 2009, kondisi bangunan dan peralatan rumah sakit ini memprihatinkan.<ref>http://www.tempointeraktif.com [http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/10/03/brk,20091003-200647,id.html Kondisi Rumah Sakit M. Djamil Memprihatinkan]. Diakses pada 2 Oktober 2010.</ref> Rumah Sakit M. Djamil saat ini tengah berusaha memperbaiki program ''Hospital Disaster'' untuk mengantisipasi kejadian serupa nantinya.<ref>http://www.antara-sumbar.com [http://www.antara-sumbar.com/id/berita/propinsi/d/1/127699/rs-m-djamil-perbaiki-hospital-disaster.html RS M. Djamil Perbaiki ''Hospital Disaster'']. Diakses pada 2 Oktober 2010.</ref>
Pemerintahan Kota Padang sendiri juga telah memiliki rumah sakit yang bernama [[Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rasidin]].<ref>http://www.padang.go.id [http://www.padang.go.id/v2/content/view/2659/1/ RSUD Rasidin Berbenah Diri].</ref> Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, pemerintahan Kota Padang juga telah mendirikan sebanyak 20 buah [[Pusat Kesehatan Masyarakat|puskesmas]] dan 58 buah puskesmas pembantu pada wilayah kecamatan di kota ini. Untuk tahun 2007, satu puskesmas di Kota Padang rata-rata melayani 41.000 orang. Angka ini lebih tinggi dari konsep ideal wilayah puskesmas yang hanya untuk melayani 30.000 orang saja, sehingga jika ditinjau dari penyebaran, sarana kesehatan sudah memadai. Namun jika ditinjau dari aspek mutu pelayanan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.<ref name="depkes">http://www.depkes.go.id [http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kota%20padang%202007.pdf Buku Profil Kesehatan Tahun 2007 Kota Padang]. Diakses pada 26 juni 2010.</ref>
 
Selain itu, di kota ini juga terdapat sejumlah rumah sakit yang dikelola oleh [[Badan Usaha Milik Negara|BUMN]], [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian]], [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]] dan pihak [[swasta]]. Pada tahun 2013, [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang]] meresmikan [[Semen Padang Hospital]] yang merupakan rumah sakit bertaraf internasional pertama di SumateraSumatra Barat.<ref>[http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=45438 Rumah Sakit Sumbar Siap Bersaing]. ''Padang Ekspres''. Diakses pada 11 Juli 2013.</ref> [[Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo]] yang dikelola oleh TNI AD terletak pada kawasan cagar budaya Ganting. Rumah sakit ini berdiri pada komplek bangunan peninggalan zaman Belanda dan sebelumnya merupakan tempat peristirahatan para tentara kolonial.<ref name="Fatimah" /> [[Rumah Sakit Selasih]] merupakan rumah sakit swasta yang dikelola secara bersama dengan pihak ''Kumpulan Perubatan Johor (KPJ) Sdn Bhd'' dari [[Malaysia]],<ref>announcements.bursamalaysia.com [http://announcements.bursamalaysia.com/EDMS/subweb.nsf/7f04516f8098680348256c6f0017a6bf/b634225b028f5c7e482571790008cb15/$FILE/KPJ-Milestone%28657KB%29.pdf KPJ-Milestone].</ref> namun akibat gempa bumi [[30 September]] 2009 rumah sakit ini mengalami kerusakan berat.<ref>http://www.deplu.go.id [http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-HighlightsLike.aspx?l=id&ItemId=55c171bb-bcb5-4341-9158-f1e5f211bf82 Press Release Pusat Komunikasi Publik Untuk Gempa Padang. 4 Oktober 2009]. Diakses pada 10 November 2010.</ref>
 
== Pelayanan umum ==
Baris 478:
Kota Padang termasuk kota di Indonesia yang berada pada kawasan berkategori rawan gempa bumi dan tsunami. Untuk mengantisipasi hal itu pemerintah setempat telah membangun beberapa kawasan tertentu sebagai lokasi evakuasi terhadap kemungkinan bencana alam tersebut.<ref>nasional.vivanews.com [http://nasional.vivanews.com/news/read/183757-padang-sebarkan-peta-evakuasi-tsunami Padang Sebar Peta Evakuasi Tsunami]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref><ref>dspace.ipk.lipi.go.id [http://dspace.ipk.lipi.go.id/dspace/bitstream/123456789/486/1/KAJIAN%20SISTEM%20EVAKUASI%20VERTIKAL%20SECARA%20DETAIL%20DI%20KOTA%20PADANG%20SEBAGAI%20ALTERNATIF%20PENGURANGAN%20KERENTANAN%20DAN%20RESIKO%20BAHAYA%20TSUNAMI.pdf Kajian Sistem Evakuasi Vertikal Secara Detail di Kota Padang]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref> Namun belajar dari pengalaman gempa bumi 30 September 2009, beberapa jalur jalan evakuasi yang telah dirancang sejak tahun 2005 belum dapat memberikan sistem penyelamatan ''massive'' yang baik bagi masyarakat yang umumnya berada di zona merah bahaya tsunami.<ref>Tempo. '''36''' (2007). Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya.</ref> Tingginya tingkat kekacauan lalu lintas, serta kurangnya koordinasi pada masyarakat waktu itu,<ref>http://www.tempointeraktif.com [http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/10/13/brk,20101013-284459,id.html Warga Padang Minta Pemerintah Siapkan Jalur Evakuasi]. Diakses pada 28 November 2010.</ref> membuat pemerintah setempat perlu memikirkan mitigasi bencana yang tepat dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pada masa depan.<ref>http://www.classyfm.co.id [http://www.classyfm.co.id/news/246-pemerintah-kota-padang-akan-membangun-jalur-evakuasi-di-8-titik-desember-mendatang.html Pemerintah Kota Padang Akan Membangun Jalur Evakuasi Di 8 Titik Desember Mendatang]. Diakses pada 28 November 2010.</ref><ref>regional.kompas.com [http://regional.kompas.com/read/2010/11/23/20335070/TNI.AU.Buka.Jalur.Evakuasi.Tsunami TNI AU Buka Jalur Evakuasi Tsunami]. Diakses pada 28 November 2010.</ref><ref>http://www.antaranews.com [http://www.antaranews.com/berita/1289650591/padang-siapkan-tujuh-jalur-evakuasi-tsunami Padang Siapkan Tujuh Jalur Evakuasi Tsunami]. Diakses pada 28 November 2010.</ref>
 
Pada 2011, Padang memiliki gudang regional [[Palang Merah Indonesia]] (PMI) yang ketiga di [[Indonesia]]. Sebagai basis penanggulangan bencana alam terutama di wilayah [[SumateraSumatra]], gudang ini memiliki kapasitas untuk menampung 2.000 paket ''family kit'', 2.000 paket terpal, 2.000 kotak ''hygiene kit'', 4.000 paket matras, 4.000 kelambu, 8.000 jerigen, dan 1.000 kantung mayat.<ref>http://www.padang-today.com [http://www.padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=28275 Gudang Regional PMI Sumbar Diresmikan]. Diakses pada 27 Maret 2012.</ref>
 
== Transportasi ==
Baris 485:
[[Berkas:Stasiun Tabing.jpg|jmpl|[[Stasiun Tabing|Stasiun kereta api Tabing]]]]
[[Berkas:Teluk Bayur Harbour1.jpg|jmpl|[[Pelabuhan Teluk Bayur]]]]
Pada awalnya rute utama yang menghubungkan kawasan ''rantau'' (Kota Padang) dengan ''darek'' (pedalaman Minangkabau) pada masa lalu adalah jalur yang pernah ditempuh [[Stamford Raffles|Raffles]] pada tahun 1818 untuk menuju Pagaruyung melalui kawasan Kubung XIII di Kabupaten Solok sekarang.<ref>{{cite book|last=Raffles|first=Sophia|title=Memoir of the Life and Public Services of [[Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Raffles]]|year=1830|publisher=J. Murray|location=London}}</ref> Saat ini ada tiga ruas jalan utama yang menghubungkan Kota Padang dengan kota-kota lain di SumateraSumatra. Jalan ke utara menghubungkan kota ini dengan [[Kota Bukittinggi]], dan di sana bercabang ke [[Kota Medan]] dan [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]. Terdapat pula cabang jalan di dekat [[Lubuk Alung, Padang Pariaman|Lubuk Alung]] ke arah [[Kota Pariaman]]. Jalan ke timur menuju [[Kota Solok]], yang tersambung dengan [[Jalan Raya Lintas SumateraSumatra]] bagian tengah. Sebelumnya, di [[Arosuka]] terdapat persimpangan menuju [[Kota Jambi]] melalui [[Kabupaten Solok Selatan]]. Jalan ke selatan yang menyusuri pantai barat SumateraSumatra menghubungkan Kota Padang dengan [[Kota Bengkulu]] melalui [[Kabupaten Pesisir Selatan]].
 
Penemuan cadangan batubara di [[Kota Sawahlunto]] mendorong Pemerintah [[Hindia Belanda]] membangun rel kereta api serta rute jalan baru melalui [[Kota Padang Panjang]] sekarang, yang diselesaikan pada 1896.<ref>{{cite book|last=Colombijn|first=Freek|title=Paco-Paco (Kota) Padang|pages=65}}</ref> Jalur kereta api ini juga menghubungkan Kota Padang dengan kota-kota lain seperti Kota Pariaman, Kota Solok, Kota Bukittinggi, dan [[Kota Payakumbuh]]. Saat ini rel kereta api yang aktif hanyalah jaringan komuter [[Stasiun Padang|Padang]]–[[Stasiun Pariaman|Pariaman]] menggunakan [[kereta api Sibinuang]], dan [[Stasiun Indarung|Indarung]]–[[Stasiun Bukitputus|Bukitputus]] untuk pengangkutan semen ke pelabuhan. Kereta api baru ke bandar udara Minangkabau telah dipersiapkan sejak 2012 dengan mendatangkan railbus,<ref>Tempo.co [https://nasional.tempo.co/read/452198/sumatera-barat-buat-railbus-ke-bandara SumateraSumatra Barat Buat Railbus ke Bandara] diakses pada 15 Desember 2017</ref> namun diperkirakan baru akan dapat dioperasikan pada pertengahan tahun 2018.<ref>Antaranews [https://www.antaranews.com/berita/653493/operasional-ka-bandara-minangkabau-ditunda-2018 Operasional KA Bandara Minangkabau ditunda 2018] diakses pada 15 Desember 2017</ref>
 
Terminal Regional Bingkuang (TRB) di Air Pacah selesai dibangun tahun 1999 untuk menggantikan Terminal Lintas Andalas di Olo Ladang. Penggunaan TRB ini tidak seperti yang diharapkan, dan sampai beberapa tahun sesudahnya belum juga dapat menggantikan terminal lama.<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0310/21/daerah/634496.htm Akar Persoalan Terminal Bingkuang]. Kompas.</ref> Setelah gempa tanggal 30 September 2009 dan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2011, TRB dialihfungsikan menjadi kawasan pusat pemerintahan kota. Akibatnya saat ini Padang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang tidak mempunyai terminal.<ref>http://www.inilah.com [http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1804394/perkantoran-di-aia-pacah-jangan-bongkar-pasang Perkantoran di Aia Pacah Jangan Bongkar Pasang]. Diakses pada 29 April 2012.</ref> Pada tahun 2015, pemerintah Kota Padang memulai pembangunan tiga terminal pengganti yakni, Terminal Lubuk Buaya untuk [[bus antarkota dalam provinsi]] (AKDP) arah utara dan [[bus antarkota antarprovinsi]] (AKAP), Terminal Bukit Putus untuk AKDP arah selatan, serta Terminal Bandar Buat untuk AKDP arah timur.
Baris 495:
Kota Padang memiliki beberapa kawasan [[pelabuhan]]. Tercatat sejak tahun 1770 diberangkatkan dari pelabuhan kota ini 0,3 miliar pikul lada dan 0,2 miliar gulden emas per tahunnya.<ref name="Jacobs">{{cite book|last=Jacobs|first=E.M.|title=Merchant in Asia: The Trade of the Dutch East India Company During the Eighteenth Century|year=2006|publisher=CNWS Publications|id=ISBN 90-5789-109-3}}</ref> [[Pelabuhan Muara]] melayani transportasi laut bagi kapal ukuran sedang terutama untuk tujuan ke atau dari [[Kabupaten Kepulauan Mentawai]] dan kawasan sekitarnya. Sementara itu, [[Pelabuhan Teluk Bayur]] melayani pengangkutan laut untuk ukuran kapal besar baik ke kota-kota lain di Indonesia maupun ke luar negeri. Pelabuhan ini mulai beroperasi pada tahun 1892 dengan nama Emmahaven. Sekarang kedua pelabuhan tersebut dikelola oleh [[Pelabuhan Indonesia II|PT Pelindo II]].
 
Sampai tahun 2005, [[Bandar Udara Tabing]] melayani perhubungan udara Padang dengan kota-kota lain. Bandar udara ini yang tidak dapat didarati oleh pesawat berbadan besar, dan karena itu dapat mengimbangi naiknya jumlah calon penumpang. Pengembangannya terbatas karena posisinya yang terhalang Gunung Pangilun dan Bukit Sariak.<ref>transportasi.bappenas.go.id [http://transportasi.bappenas.go.id/database_phln/x03_daftar_loanview.php?NOLOAN=IP-473 New Padang Airport Construction Project]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Maka tanggal 23 Juni 1999 ditetapkan lokasi baru pengganti bandar udara ini.<ref>hubud.dephub.go.id [http://hubud.dephub.go.id/files/km/1999/KM%2043.pdf Keputusan Menteri Perhubungan]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Dengan selesainya pembangunan [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]] di [[Katapiang, Batang Anai, Padang Pariaman|Ketaping]], [[Kabupaten Padang Pariaman]], penerbangan sipil dialihkan ke bandara baru tersebut.<ref>http://www.kimpraswil.go.id [http://www.kimpraswil.go.id/Humas/news2003/ppw260805ben.htm Presiden Resmikan Bandaran Internasional Minangkabau dan Ruas Jalan Tabing–Duku]. Situs Resmi Departemen Kimpraswil.</ref> Penerbangan domestik yang dilayani saat ini yakni ke seluruh kota besar di SumateraSumatra (kecuali [[Banda Aceh]] dan [[Pangkal Pinang]]), seluruh kota besar di Jawa (kecuali [[Semarang]]), dan satu kota di Sulawesi yaitu [[Makassar]]. Sementara untuk pernerbangan internasional saat ini yakni ke [[Singapura]], [[Kuala Lumpur]], [[Jeddah]] ([[haji]]), dan [[Madinah]] ([[umrah]]).
 
{|class="wikitable" style="margin:1em auto 1em auto; width:90%; text-align:center;"
Baris 535:
Di kota ini terdapat sebuah [[pabrik]] semen yang bernama [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang]] dan telah beroperasi sejak didirikan pada tahun 1910. Pabrik [[semen]] ini berlokasi di Indarung dan merupakan pabrik semen yang pertama di Indonesia,<ref name="Kompas"/> dengan kapasitas produksi 5.240.000 ton per tahun.<ref>http://www.semenpadang.co.id [http://www.semenpadang.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=35 Kapasitas Produksi]. Diakses pada 9 Juni 2010.</ref> Hampir 63% dari produksinya<ref name="Kompas">{{cite book|last=|first=|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|publisher=Penerbit Buku Kompas|volume=2|id=ISBN 978-979-709-054-8}}</ref> (baik dalam bentuk kemasan zak maupun curah) didistribusikan melalui [[laut]] dengan memanfaatkan [[pelabuhan Teluk Bayur]]. Selepas reformasi politik dan ekonomi, masyarakat Minang umumnya menuntut pemerintah pusat untuk melaksanakan ''spin off'' (pemisahan) PT Semen Padang dari induknya PT Semen Gresik,<ref>{{cite book|last=Aspinall|first=Edward|coauthors=Fealy, Greg|title=Local Power and Politics in Indonesia: Decentralisation & Democratisation|year=2003|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|id=ISBN 981-230-202-6}}</ref><ref>http://www.bpkp.go.id [http://www.bpkp.go.id/unit/Pusat/TuntutanSpinOffdanBahayaKartel.pdf Tuntutan Spin Off dan Bahaya Kartel].</ref> yang mana sejak tahun 1995 telah di ''merger'' (penggabungan) secara paksa oleh pemerintah pusat, walau tuntutan akuisisi PT Semen Padang menjadi perusahaan yang mandiri lepas dari [[Semen Gresik|PT Semen Gresik]] telah dikabulkan Pengadilan Negeri Padang,<ref>http://www.korantempo.com [http://www.korantempo.com/news/2004/4/3/Ekonomi%20dan%20Bisnis/29.html Semen Gresik Diperintahkan Batalkan Akuisisi Semen Padang].</ref> namun penyelesaian persoalan tersebut masih belum jelas sampai sekarang.<ref>{{cite book|last=Afrizal|first=|title=The [[Nagari]] Community, Business, and the State: The Origin and the Process of Contemporary Agrarian Protests in West Sumatra, Indonesia|year=2007|publisher=Sawit Watch|location=|id=ISBN 979-15188-1-5}}</ref> Apalagi ditengarai terjadi kemerosotan kinerja perusahaan sejak penggabungan tersebut.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Menyongsong Era Hub Internasional|year=2003|publisher=Kasatua Pub}}</ref> Hal ini karena pemerintah pusat masih menganggap restrukturisasi beberapa BUMN melalui pembentukan ''holding'' terhadap beberapa BUMN yang memiliki keterkaitan atau kesamaan usaha merupakan penyelesaian terbaik untuk membangun keunggulan daya saing BUMN tersebut agar lebih menjamin perolehan laba di atas rata-rata perusahaan pesaing lainnya.<ref>{{cite journal|last=Lauw|first=Andreas|title=Kinerja & Restrukturisasi BUMN|journal=Informasi|volume=17|year=1996|issue=191-196}}</ref>
 
Pusat perdagangan di Kota Padang adalah [[Pasar Raya Padang]] yang dibangun pada zaman kolonial Belanda oleh seorang kapiten Cina bernama Lie Saay.<ref>http://id.scribd.com/doc/52737954/BAB-I-Pendahuluan-Haneman</ref> Dalam perkembangannya, pasar tradisional ini pernah menjadi sentra perdagangan bagi masyarakat di [[SumateraSumatra Barat]], [[Riau]], [[Jambi]] dan [[Bengkulu]] pada era 1980-an.<ref>[http://hariansinggalang.co.id/pasar-raya-padang-butuh-jokowi/]</ref> Selain itu, aktivitas perniagaan di Padang juga didukung oleh 16 pasar satelit yang tersebar di seluruh pelosok kota, sembilan di antaranya dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang yaitu Pasar Alai, Pasar Bandar Buat, Pasar Belimbing, Pasar Bungus, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Simpang Haru, Pasar Siteba, Pasar Tanah Kongsi, dan Pasar Ulak Karang.<ref>[http://www.antarasumbar.com/eng/news/ekonomi-bisnis/j/5/261/padang-tawarkan-investasi-revitalisasi-16-pasar-tradisional.html]</ref>
 
Tidak seperti kebanyakan kota besar di Indonesia, pertumbuhan pusat perbelanjaan modern di Kota Padang terbilang cukup lamban. Pada tahun 1990-an terdapat setidaknya lima permohonan izin pendirian [[mal]] di Kota Padang yang ditolak oleh [[Zuiyen Rais]], wali kota Padang saat itu, karena mengambil lokasi di pusat kota.<ref>[http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8638:melihat-padang-dengan-pikiran-jernih&catid=11:opini&Itemid=187]</ref> Pusat perbelanjaan modern yang beroperasi saat ini di Kota Padang di antaranya yaitu [[Plaza Andalas]], [[Basko Grand Mall]], [[Rocky Plaza]], dan [[SPR Plaza]]. Untuk melindungi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Pemerintah Kota Padang juga tidak memberi izin jaringan ritel [[waralaba]] berbentuk minimarket seperti [[Indomaret]] dan [[Alfamart]] yang sudah menjamur di berbagai kota di Indonesia. Sebagai gantinya, jaringan minimarket [[Minang Mart]] dibentuk oleh [[Badan Usaha Milik Daerah]] (BUMD) PT Grafika Jaya Sumbar yang bekerja sama dengan PT Sentra Distribusi Nusantara.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/03/26/090859653/buka-300-gerai-di-sumatera-barat-berikut-strategi-minang-mart Buka 300 Gerai di SumateraSumatra Barat, Berikut Strategi Minang Mart]</ref>
 
Perekonomian Kota Padang juga ditopang oleh sektor pariwisata dan industri MICE (''Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition'' atau Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran).<ref>http://www.antarasumbar.com/artikel/683/mewujudkan-padang-menjadi-pusat-kunjungan-mice-di-sumatera.html</ref> Hal ini didukung oleh keberadaan sederet hotel dan gedung pertemuan di kota ini. Hingga saat ini Kota Padang telah memiliki puluhan hotel berbintang, termasuk di antaranya satu hotel bintang 5 dan delapan hotel bintang 4.<ref>[http://www.agoda.com/id-id/pages/agoda/default/DestinationSearchResult.aspx?asq=bs17wTmKLORqTfZUfjFABuMQGkqUJsCLo%2bxOmbVeXO2IRHOyI2OkQWK%2foDAEINA9vHpjA%2fN7Dn%2btba144HdBZgpPBrq%2fhzfwfB9VioI2mYGy6y7qZeV2q%2f1aovrn25FupwBh%2ba52r2%2fcYiCbQvnNBg5Nf3QUUZDMFK%2bZHs3F3VyAocBk%2bz1Mn0giYZjGChVJAX5EDHEdNYKYAmJAPHwzCSNn3dXgC5Kc%2b5g9d3D%2fFb%2frXV3HXzhTALRAOl%2fw27swOgO17n70pvCMTLI9NX5YuvjpRahFi8JoQgNdx6ECjBXz3oAx245Rzxa%2bTZUtAP%2bM&tick=635242505564]</ref> Minangkabau International Convention Center (MICC) yang saat ini dalam tahap konstruksi akan menjadi gedung pertemuan terbesar di Kota Padang.
Baris 563:
Beberapa klub utama sepak bola, di antaranya [[PS Semen Padang]], [[PSP Padang]], dan [[Minangkabau FC]], bermarkas di kota ini. Ketiga kesebelasan ini menggunakan [[Stadion Agus Salim]] sebagai tempat untuk pertandingan laga kandang. Stadion ini terletak pada kawasan gelanggang olahraga (GOR) yang mulai dibangun sejak tahun 1957.<ref name="Colombijn"/>
 
Kota ini juga memiliki lapangan [[pacuan kuda]]. Setiap tahunnya diadakan lomba pacu kuda pada kawasan Tunggul Hitam yang memiliki panjang lintasan 1.600 m.<ref>{{cite web|url=http://forum-sandalwood.web.id/drupal/?q=node/17|title =Track Pacu Updates|accessdate=2010-10-02}}</ref> Perlombaan pacu kuda ini sudah menjadi tradisi dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Minangkabau khususnya. Saat ini terdapat rangkaian perlombaan dengan beberapa kota/kabupaten lain di SumateraSumatra Barat yang mendapat kesempatan menjadi tuan rumah satu kali tiap tahunnya. Sementara pesertanya juga ada dari luar SumateraSumatra Barat.<ref>travel.kompas.com [http://travel.kompas.com/read/2010/02/12/14501981/Pacu..quot.Kudo.quot..Bangkitkan.Pariwisata.Lokal Pacu "Kudo" Bangkitkan Pariwisata Lokal]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref>
 
Perlombaan selaju sampan atau dikenal dengan nama lomba [[perahu naga]] biasanya diadakan setiap tahunnya di sungai Banda Bakali. Lomba perahu naga ini kemungkinan dipengaruhi oleh etnis Tionghoa, termasuk kesenian tarian tradisional [[Barongsai]] yang pernah mewakili Kota Padang pada beberapa perlombaan tingkat internasional.<ref>http://www.antara-sumbar.com [http://www.antara-sumbar.com/id/berita/padang/d/2/10965/karnaval-sipasan-dan-barongsai-hbt-disambut-ribuan-masyarakat.html Karnaval Sipasan dan Barongsai]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref>
Baris 570:
Kota Padang termasuk kota yang menjadi bagian dari tahapan kejuaraan balap sepeda [[Tour de Singkarak]]. Kejuaraan yang secara resmi telah menjadi agenda perhelatan tahunan ''[[Uni Sepeda Internasional|Union Cycliste Internationale]]'' (UCI) tersebut telah diselenggarakan sejak tahun [[Tour de Singkarak 2009|2009]].<ref>{{cite web|url=http://www.tourdesingkarak.com/|title=Tour de Singkarak|work=www.tourdesingkarak.com|accessdate=6 Juni 2011}}</ref> Memasuki tahun ke-4 Kota Padang tidak lagi menjadi titik dimulainya Tour de Singkarak, melainkan menjadi titik akhir yang sebelumnya ditempatkan di [[Danau Singkarak]].<ref name="kompas2">{{cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2012/02/02/2155229/Ayo.Manfaatkan.TdS.untuk.Promosi.Wisata|title=Ayo Manfaatkan TdS untuk Promosi Wisata!|publisher=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|date=2012-02-02|accessdate=2012-05-03}}</ref>
 
Dalam memperingati hari jadinya, kota ini setiap tahunnya menyelenggarakan pesta telong-telong, berupa perayaan pada malam hari yang dimeriahkan dengan pemasangan obor atau lampion.<ref>tourism.padang.go.id [http://tourism.padang.go.id/index.php?tourism=events&id=23 Pawai Telong-Telong]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref> Sementara itu menjelang masuk bulan [[Ramadhan]] beberapa masyarakat [[muslim]] di kota ini menyelenggarakan tradisi ''balimau'' yaitu mandi keramas, biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah SumateraSumatra Barat|year=1942|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya SumateraSumatra Barat}}</ref>
 
Salah satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan (''pasambahan'') dalam upacara pemakaman masih dilaksanakan pada [[Kuranji, Padang|Kecamatan Kuranji]].<ref>{{cite book|url=http://www.bpsnt-padang.info/index.php?option=com_content&task=view&id=92&Itemid=50|title=Pasambahan Dalam Upacara Kematian di Kecamatan Kuranji Kota Padang|authors=Ernatip, Maryetti dan Noveri|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang|year=2005}}</ref> Sementara pada [[Pauh, Padang|Kecamatan Pauh]] dikenal dengan tradisi silat Pauh (''silek Pauah''),<ref>{{cite book|last=Draeger|first=D.F.|title=Weapons and Fighting Arts of the Indonesian Archipelago|year=1972|publisher=C. E. Tuttle Co}}</ref> yang memiliki pengaruh sampai mancanegara<ref>http://www.paulusembilan.nl [http://www.paulusembilan.nl/ Pencak Silat Paulu Sembilan]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref> serta juga digunakan dalam mengembangkan beberapa aliran [[tarekat]] di Padang.<ref>silatindonesia.com [http://silatindonesia.com/2010/09/silat-pauh/ Silat Pauh]. Diakses pada 28 Oktober 2010.</ref>
 
[[Berkas:Lubuk Minturun.jpg|jmpl|Kawasan Lubuk Minturun populer dalam tradisi ''balimau'' di Padang]]
Perpaduan budaya berbagai etnis dapat dilihat pada [[tari Balanse Madam]] yang berasal dari komunitas Nias di Padang. Tari yang diciptakan pada abad ke-16 ini dipengaruhi oleh budaya [[Portugis]], Minangkabau dan budaya Nias sendiri. Pada masa kini tari ini juga ditampilkan oleh masyarakat etnis lain, seperti Minangkabau dan Tamil.<ref>{{cite journal|author=Indrayuda|title=Fungsi Tari Balanse Madam dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Nias Bandar Raya Padang|journal=Wacana Seni Journal of Art Discourse|volume=8|publisher=Universiti Sains Malaysia|language=Bahasa Malaysia}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Risnawati|last2=Soedarsono|first2=R.M.|title=Tari Balanse Madam dalam Masyarakat Nias di Padang SumateraSumatra Barat|journal=Sosiohumanika|volume=26|year=2003|issue=3|publisher=Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada}}</ref>
 
Kota ini juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, beberapa karya seni yang berkaitan dengan kota ini antara lain roman/novel berjudul [[Sitti Nurbaya]] berkisah tentang wanita yang dipaksa kawin dengan lelaki bukan pilihannya dan diracun sampai meninggal,<ref>{{cite book|last=Brakel|first=L.F.|title=Handbuch der Orientalistik|year=1976|publisher=Brill Archive|id=ISBN 90-04-04331-4}}</ref> karya [[Marah Rusli]],<ref>{{cite book|last=Kusmayadi|first=I.|title=Think Smart Bahasa Indonesia|year=2002|publisher=PT Grafindo Media Pratama|id=ISBN 979-758-685-5}}</ref> yang kemudian pada tahun 1990 [[TVRI]] mengangkat cerita ini menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul ''Sitti Nurbaya'' yang dibintangi oleh [[Novia Kolopaking]], [[Gusti Randa]] dan [[HIM Damsyik]]. Begitu juga dengan roman [[Sengsara Membawa Nikmat]] karya [[Tulis Sutan Sati]],<ref>{{cite book|last=Sati|first=T.S.|title=Sengsara Membawa Nikmat|year=1991|publisher=Balai Pustaka|id=ISBN 979-407-360-1}}</ref> mengambil latar Kota Padang dan suasana Minangkabau tempo dulu. Roman ini menceritakan pengembaraan seorang tokoh utamanya bernama Midun,<ref>{{cite book|last=Mahayana|first=S.M.|coauthor=Sofyan, O.; Dian, A.|title=Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern|year=2007|publisher=Grasindo|id=ISBN 979-025-006-1}}</ref> yang kemudian juga diangkat oleh TVRI tahun 1991 menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul yang sama, serta dibintangi oleh [[Sandy Nayoan]] dan [[Desy Ratnasari]].<ref>{{cite book|last=Yundiafi|first=S.Z.|title=Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI 1990/1991|year=1992|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|id=ISBN 979-459-254-4}}</ref> Sementara lagu berjudul ''Teluk Bayur'' diciptakan oleh Zainal Arifin dan dinyanyikan oleh [[Ernie Djohan]] menjadi lagu cukup populer di masyarakat tahun 60-an.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Malioboro: Djokdja Itoe loetjoe|year=2002|publisher=Hanindita|id=ISBN 979-8849-25-6}}</ref><ref>{{cite book|last=|first=|title=Prisma|year=1991|publisher=Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (Indonesia)}}</ref><ref>{{cite book|last=Yayasan Untuk Indonesia|first=|title=Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage|year=2005|publisher=Pemerintah Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], Dinas Kebudayaan dan Permuseuman|id=ISBN 979-8682-52-1}}</ref> Di kota Padang juga terdapat puluhan studio rekaman yang banyak disewa oleh para produser dari Jambi, Riau, SumateraSumatra Selatan, dan SumateraSumatra Utara. Selain itu, Kota Padang dan Kota Bukittinggi merupakan basis bagi industri [[Musik Minang|musik pop Minang]].<ref>[https://seleb.tempo.co/read/333869/geliat-rekaman-pop-minang Geliat Rekaman Pop Minang]</ref>
 
== Pers dan media ==
{{utama|Pers dan media Kota Padang}}
[[Berkas:RRI Padang.jpg|jmpl|ka|Radio Republik Indonesia (RRI) Padang]]
[[Berkas:TVRI Sumbar.jpg|jmpl|ka|TVRI SumateraSumatra Barat di Padang]]
Kota Padang sudah menjadi tempat penerbitan surat kabar sejak zaman Hindia Belanda. ''SumateraSumatra Courant'' merupakan koran pertama yang terbit di Pulau SumateraSumatra sekitar tahun 1859.<ref>{{cite web|url=http://buchyar.pelaminanminang.com/sejarah/sejarah_surat_kabar_pertama_indonesia.html|title=Surat Kabar Pertama di Indonesia|accessdate=2010-10-02}}</ref><ref>{{cite journal|last=|first=|title=Trübner's American and Oriental Literary Record|issue=1-24|year=1865|publisher=Trübner & Co}}</ref> Di saat bersamaan juga muncul ''Padangsche Nieuws en Advertentieblad'' pada 17 Desember 1859 oleh R.H. Van Wijk Rz. Setelah itu, Kota Padang banyak menerbitkan koran-koran [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], di antaranya ''Padangsche Handelsblad'' (1871) oleh H.J. Klitsch & Co, ''Bentara Melayu'' (1877) oleh Arnold Snackey, ''Pelita Kecil'' (1 Februari 1886) oleh [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja|Mahyuddin Datuk Sutan Marajo]], ''Pertja Barat'' (1892) di bawah pimpinan [[Dja Endar Moeda]], ''Tjahaya Soematra'' (1897) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo, ''De Padanger'' (1900) oleh J. van Bosse, ''Warta Berita'' (1901) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo. Banyaknya surat kabar yang dipimpin Mahyuddin Datuk Sutan Marajo serta aktivitasnya di dunia pers, menyebabkan di kemudian hari ia dianggap sebagai perintis pers di SumateraSumatra.<ref>{{cite book|last=Poesponegoro|first=M.D.|coauthors=Notosusanto, N.|title=Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda|year=1992|publisher=PT Balai Pustaka|location=Jakarta|id=ISBN 979-407-411-X}}</ref> Selanjutnya, pada tahun 1911, muncul surat kabar ''[[Sunting Melayu|Soenting Melajoe]]'' yang merupakan surat kabar khusus perempuan, yang dikelola oleh [[Rohana Kudus]]. Pada tahun yang sama juga muncul surat kabar dua mingguan yang bernama ''[[Al-Munir (majalah)|al-Munir]]''.<ref>{{cite book|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=|first=|publisher=Penerbit Serambi|id=ISBN 978-979-024-115-2}}</ref> Berikutnya tahun 1914 muncul ''Sinar Soematra'', kemudian dikelola oleh [[Liem Koen Hian]] seorang tokoh nasionalis Tionghoa, yang menjadi redaksi tahun 1918-1921.<ref>{{cite book|last=Setyautama|first=S.|coauthors=Mihardja, S.|title=Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia|year=2008|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 979-9101-25-5}}</ref> Pada tahun yang sama, muncul ''Bintang Tionghoa'', ''Soeara Rakjat'', ''Warta Hindia'', ''Sri Soematra'', ''Soematra Tengah'', dan ''Oetoesan Melajoe''.<ref>{{cite book|last=Abdullah|first=Taufik|title=Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933)|year=2009|publisher=Equinox Publishing|id=ISBN 602-8397-50-4}}</ref> Hingga saat ini Kota Padang masih menjadi kota penerbitan surat kabar, di antaranya yang cukup terkenal adalah ''[[Harian Haluan]]'' dan [[Harian Singgalang|Singgalang]]. Kedua surat kabar ini masih konsisten menyediakan rubrik dalam [[bahasa Minang]].<ref>{{cite book|title=Pesona Bahasa Nusantara Menjelang [[Abad ke-21]]|last=Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan|first=|year=1999|pages=46|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 978-979-9023-34-6}}</ref>
 
Beberapa stasiun radio juga terdapat di kota ini, seperti RRI Padang,<ref>{{cite book|last=Lund-Johansen|first=Oluf|title=World Radio TV Handbook|year=1975|publisher=Billboard Publications}}</ref><ref>rripadang.co.id [http://rripadang.co.id/ RRI Padang].</ref> Radio Classy FM.<ref>http://www.classyfm.co.id [http://www.classyfm.co.id/ Radio Classy FM].</ref> Pronews 90 FM.<ref>http://www.pronewsfm.com [http://www.pronewsfm.com/page2.html PT Radio Swara Carolina].</ref> Radio Sushi 99.1 FM<ref>http://www.radiosushifm.com [http://radiosushifm.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=8 PT. Radio Suara Singgalang Mahimbau.]</ref>. Stasiun radio ini memainkan peranan penting, terutama dalam kasus gempa bumi 30 September 2009. Di saat beberapa media komunikasi dan informasi tidak dapat diakses oleh masyarakat, stasiun radio ini dapat mengudara dan menyampaikan informasi dari pemerintah setempat kepada seluruh masyarakat, 30 menit setelah gempa bumi tersebut. Sedikit banyaknya stasiun radio mengurangi kepanikan yang timbul di masyarakat saat itu.<ref>http://www.jtic.org [http://www.jtic.org/index.php?option=com_phocadownload&view=category&download=1314%3A30-minutes-in-the-city-of-padang&id=11%3Aiba-pang-impormasyon-pinagkukunan-mga-pahayagan&Itemid=510&lang=tl 30 Minutes in the City of Padang].</ref>
 
[[TVRI SumateraSumatra Barat]], stasiun televisi daerah milik pemerintah, berkedudukan di Kota Padang. Setelah bergulirnya otonomi daerah, TVRI SumateraSumatra Barat yang pendanaannya dibebankan kepada APBD kota/kabupaten di SumateraSumatra Barat sempat dipertanyakan oleh beberapa pemerintah kota dan kabupaten yang menuntut komitmen TVRI SumateraSumatra Barat untuk memberikan kontribusi yang jelas kepada mereka.<ref>{{cite book|last=Sudibyo|first=Agus|title=Ekonomi Politik Media Penyiaran|year=2004|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|id=ISBN 979-3381-51-5}}</ref> Selain TVRI SumateraSumatra Barat, juga terdapat beberapa stasiun TV swasta yang beroperasi di kota ini, diantaranya [[Padang TV]], [[iNews TV Padang]] (dahulu bernama Minang TV) dan [[NET. Padang]] (dahulu bernama Favorit TV).
 
== Kota kembar ==
Baris 620:
{{Daftar rumah sakit di Kota Padang}}
{{Kota Padang}}
{{SumateraSumatra Barat}}
{{Kota besar di Indonesia|image=Museum Adityawarman1.JPG}}
{{featured article}}
Baris 626:
[[Kategori:Kota Padang| ]]
[[Kategori:Ibu kota provinsi di Indonesia|Padang]]
[[Kategori:Kota di SumateraSumatra Barat|Padang]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Padang]]