Rao, Pasaman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 8:
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=
}}
'''Rao ''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Pasaman]], [[
== Batas wilayah ==
Baris 16:
|utara=kecamatan [[Rao Utara, Pasaman|Rao Utara]]
|selatan=kecamatan [[Duo Koto, Pasaman|Duo Koto]] dan kecamatan [[Rao Selatan, Pasaman|Rao Selatan]]
|barat=provinsi [[
|timur=kecamatan [[Rao Selatan, Pasaman|Rao Selatan]] dan kecamatan [[Rao Utara, Pasaman|Rao Utara]]
}}
Baris 22:
== Sejarah ==
Dalam konsep [[budaya Minangkabau]], Rao merupakan wilayah rantau Minang di utara. Daerah ini menjadi bagian [[Kerajaan Pagaruyung]] sejak abad ke-16, yakni dengan ditempatkannya salah seorang raja yang bergelar Yang Dipertuan Padang Nunang.<ref>Tsuyoshi Kato, ''Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah'', Balai Pustaka</ref> Pada masa kepemimpinan kaum Paderi, Rao merupakan salah satu pusat pengajaran Islam di [[
Pada tahun 1840, Rao merupakan salah satu wilayah penghasil kopi di pantai barat
== Penduduk ==
Baris 31:
Rao menjadi daya tarik masyarakat [[Luhak|Luhak Nan Tigo]], sejak ditemukannya tambang emas di daerah ini. Sejak itu maka berbondong-bondong, orang-orang dari [[Kabupaten Agam|Agam]] dan [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]] untuk bermukim disini. Pada pertengahan abad ke-18, banyak masyarakat Rao yang bermigrasi ke [[Tapanuli Selatan]] untuk menjadi guru dan pedagang. Mereka juga menyusuri [[Sungai Rokan]] dan [[Sungai Kampar|Kampar]], untuk pergi merantau ke [[Riau]] dan terus ke [[Malaysia]]. Di Malaysia, sebagian besar mereka bermukim di [[Negeri Sembilan]], [[Pahang, Malaysia|Pahang]], dan [[Perak, Malaysia|Perak]]. Gopeng, salah satu kota kecil di Perak, merupakan tempat yang banyak dihuni para perantau asal Rao. Di Malaysia, masyarakat Rao dikenal sebagai ''Orang Rawa'' (Rao dalam [[Bahasa Minangkabau]] berarti Rawa).
Selain kepindahan masyarakat Rao ke negeri luar, wilayah ini juga banyak dihuni oleh etnis dari Tapanuli. Pada masa [[Perang Paderi]], para [[Pedagang Minangkabau|pedagang Minang]] banyak yang membawa etnis [[Suku Batak|Batak]] ke wilayah Rao. Selain untuk memperkuat barisan Paderi, kepindahan mereka juga untuk mengisi tenaga kerja di wilayah ini. Pada masa kolonial Hindia Belanda, banyak masyarakat [[Suku Mandailing|Mandailing]] yang bermigrasi ke Rao. Tujuan mereka untuk mempelajari agama Islam dan menghindari ''zending'' [[Nasrani]] yang sedang marak di [[Tapanuli Utara]].<ref>Gusti Asnan, Memikir Ulang Regionalisme:
== Tokoh ==
Seperti wilayah lainnya di
== Referensi ==
|