Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
rev
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 426:
{{utama|Agama Buddha di Indonesia}}
[[Berkas:Borobudur-Nothwest-view.jpg|jmpl|400px|[[Candi Borobudur]], monumen [[Dinasti Syailendra]] yang dibangun di [[Magelang]], [[Jawa Tengah]].]]
Pada akhir [[abad ke-5]], seorang biksu Buddha dari India mendarat di sebuah kerajaan di [[Pulau Jawa]], tepatnya di [[Jawa Tengah]] sekarang. Pada akhir [[abad ke-7]], [[I Tsing]], seorang peziarah Buddha dari Tiongkok, berkunjung ke [[Pulau SumateraSumatra]] (kala itu disebut [[Swarnabhumi]]), yang kala itu merupakan bagian dari kerajaan [[Sriwijaya]]. Ia menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat, dan ibu kota Sriwijaya (sekarang [[Palembang]]), merupakan pusat penting untuk pembelajaran Buddhisme (kala itu [[Buddha Vajrayana]]). I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu sebelum melanjutkan perjalanannya ke India.
 
Pada pertengahan [[abad ke-8]], Jawa Tengah berada di bawah kekuasaan raja-raja [[Dinasti Syailendra]] yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen Buddha di Jawa, yang paling terkenal yaitu [[Candi Borobudur]]. Monumen ini selesai di bagian awal [[abad ke-9]].
 
Di pertengahan abad ke-9, Sriwijaya berada di puncak kejayaan dalam kekayaan dan kekuasaan. Pada saat itu, kerajaan Sriwijaya telah menguasai Pulau SumateraSumatra, Pulau Jawa dan [[Semenanjung Malaya]].
 
==== Akhir zaman kerajaan Hindu-Buddha ====
Pada akhir [[abad ke-13]] seiring berkembang pesatnya pengaruh Islam dari [[Timur Tengah]], kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri di SumateraSumatra, dan agama Islam segera menyebar ke Jawa dan Semenanjung Malaya lewat penaklukan dan penyebaran sistematis oleh sekelompok ulama yang dikenal dengan sebutan ''[[Wali Sanga]]''. Akibatnya Buddhisme mengalami penurunan popularitas dan pada akhir [[abad ke-15]] Islam adalah agama yang dominan di Nusantara dan Semenanjung Malaya. Buddhisme diperkenalkan kembali ke Nusantara hanya pada [[abad ke-19]], dengan kedatangan pedagang dan orang-orang [[Tionghoa]], Srilanka dan imigran Buddhis lainnya.
 
==== Candi-Candi Peninggalan Kerajaan Buddha di Nusantara ====
{{lihat|Candi}}
Candi-candi peninggalan agama Buddha di Nusantara kebanyakan terdapat di Jawa dan SumateraSumatra, antara lain:
* [[Situs Batujaya|Candi Batujaya]], stupa bata di [[Kabupaten Karawang]], Jawa Barat. Diduga mulai dibangun pada abad ke-4 M, salah satu bangunan Buddha tertua di Nusantara.
* [[Candi Kalasan]] atau Tarabhavanam, candi ini didirikan oleh Rakai Panangkaran pada tahun 778 M untuk memuja [[Tara (Bodhisatwa)|Dewi Tara]]. Candi ini terletak di Yogyakarta.
Baris 450:
* [[Candi Muaro Jambi]], kelompok candi Buddha dari bata merah ini terletak di tepi utara sungai [[Batanghari]] dekat muara, [[Kabupaten Muaro Jambi]], terkait dengan [[Kerajaan Malayu]] di [[Jambi]].
* [[Candi Muara Takus]], candi ini terletak di [[Kabupaten Kampar]], [[Riau]].
* [[Candi Bahal]] di dekat Padangsidempuan, SumateraSumatra Utara merupakan bangunan bercorak Buddha.
* [[Candi Sumberawan]], stupa ini terletak di [[Kabupaten Malang]], Jawa Timur, terkait kerajaan [[Singhasari]].
* [[Candi Brahu]], candi dari bahan bata merah di [[Situs Trowulan]], Jawa Timur. Terkait kerajaan [[Majapahit]]